"Lusi itu jauh lebih dewasa dibanding Hyunjin." kata mereka, teman Lusi dan Hyunjin.
Kadang mereka bingung, kenapa Lusi yang merupakan paket plus-plus mau-maunya dengan Hyunjin yang notabene cowok tak tau diri. Selain fakboi dia juga nakal, selalu membolos, merokok di area sekolah, tawuran dan kadang balapan liar. Pokoknya semua yang jelek-jelek itu ada di Hyunjin, oh terkecuali untuk visualnya.
Pernah sekali Hyunjin ketahuan merokok di area sekolah, serta ketahuan mengajak teman-temannya untuk bermain bola di lapangan hingga menyebabkan kaca kelas 12 pecah akibat dia yang terlalu kencang menendang. Karena kejadian itu dia di skors selama seminggu bersama teman-temannya. Herannya, bukannya sedih karena diskors mereka justru malah senang, terutama Hyunjin.
Dia bilang, "untung diskors, jadi gue bisa nge-game sepuasnya." Hingga membuat Lusi pusing tujuh keliling delapan tanjakan sembilan turunan.
Kenapa cowoknya bisa punya otak sedangkal ini? Dan yang lebih mengherankan lagi, orangtua Hyunjin tak ada yang peduli dengan kenakalan anak itu. Oh lebih tepatnya mereka terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga tak ada waktu untuk mengurusi anak semata wayang mereka.
Seperti saat ini, Hyunjin sedang bermain game dengan Lusi yang sedang menyuapinya makan. Sehingga membuat temannya jijik melihat tingkah manja cowok itu.
Tadi pagi dia sudah dibolehkan pulang oleh dokter, dan saat ini mereka sedang berada di rumah Hyunjin beserta Jisung dan yang lain.
"Udah, gue kenyang," ucap Hyunjin yang menolak suapan terakhir dari Lusi.
Lusi berdecak, "Sesuap lagi Jin." Ucapnya memaksa Hyunjin untuk membuka mulutnya.
Bukannya menuruti justru Hyunjin menggeleng sembari menjauhkan sendok yang ada di depannya, "ngatur lo." Celetuknya.
Lusi menghela nafas, dalam hati dia terus mengucapkan kata sabar untuk dirinya sendiri. Sabar menghadapi anak setan macam Hyunjin.
"Serah lo deh," akhirnya Lusi pun menyerah dan memilih mencuci piring bekas Hyunjin di dapur. Kalau seperti ini berasa jadi pembantu, tapi bagaimana, dia sudah terbiasa.
Sedangkan Jisung dan yang lain hanya menggeleng melihat tingkah Hyunjin, memang Hyunjin ini definisi manusia paling tidak tau diri di dunia.
"Eh, gue pamit bentar ya," ucap Changbin seraya memasukan hp nya ke kantung celana.
"Kemana Bang?" Tanya Felix.
"Ngapel lah, emang nya elo jomblo."
"Si bangsat," mereka semua pun tertawa mendengar penuturan Changbin.
"Gak usah ketawa lo pada, dikit lagi juga gue mau mepet ayang Nancy," ketus Felix, agak tidak terima selalu dibully, mentang-mentang hanya dirinya di sini yang belum punya cem-ceman.
"Lah Nancy kan punya Hyunjin," ucap Jisung dengan suara agak pelan takut-takut Lusi yang sedang di dapur mendengar ucapannya.
Hyunjin mendengus. "Udah bosen gue, buat lo aja sana," kata Hyunjin yang masih fokus dengan game nya.
"Dasar brengsek," celetuk Jisung yang diangguki oleh Seungmin dan Felix. Sedangkan Changbin sudah ngacir daritadi.
"Jin, kamar lo berantakan banget sih jing!" Teriak Lusi dari dalam kamar Hyunjin, gadis itu menggeleng heran. Ini kamar apa kapal pecah sih?
Sementara Hyunjin tidak menghiraukan dan masih tetap fokus pada gamenya.
"ANJENG!" teriaknya membuat ketiga temannya terlonjak kaget, bagaimana tidak. Hyunjin berteriak tepat di samping mereka
"Kaget gue," kata Seungmin.
"Kalah lagi," gumam Hyunjin.
Sementara Jisung dan Felix sudah ngacir ke dapur untuk mencari makanan. Hmm memang tipe-tipe gratisan.
"Tante sama Om kapan pulang Jing eh Jin?" Tanya Seungmin yang sedang menggonta-ganti channel tv.
Hyunjin menggeleng tak tahu, "Gak tau, bilangnya sih mereka lagi sibuk. Sibuk nyari uang sementara gue ditelantarin sendiri di sini haha," Suara Hyunjin terdengar meringis di akhir kalimat, membuat Seungmin memandang miris.
Tidak heran jika Hyunjin selalu membuat ulah, dia hanya ingin mendapat perhatian dari kedua orangtuanya, namun nyatanya mereka bahkan tak pernah peduli oleh anak semata wayangnya. Bahkan jika Hyunjin sekarat mungkin mereka baru akan peduli.
Seungmin teringat ketika Hyunjin sedang berada di titik yang benar-benar hancur, dia selalu berbicara. "Gue gak butuh materi, gue gak butuh. Sebanyak apapun yang mereka kasih ke gue nyatanya itu gak cukup bikin gue bahagia, gue cuma mau mereka ada di sini. Cuma itu, tapi kayanya susah banget buat mereka kabulin."
Sebab, mungkin itulah yang membuat Lusi bertahan sejauh ini pada Hyunjin. Dia tau bahwa cowok itu sebenarnya rapuh, namun ia selalu menutupinya dengan kebrengsekan.
Ting nong!
Tiba-tiba bel rumah Hyunjin berbunyi menandakan ada tamu, Seungmin melirik Hyunjin yang nampak tak peduli dengan tamu di depan rumahnya.
Lantas, Seungmin pun berdiri, bukan untuk membuka pintu namun untuk pergi ke dapur menyusul kedua temannya, lagipula Hyunjin yang tuan rumah saja tak peduli kenapa dia harus peduli?
Ting nong!
Lagi-lagi bellberbunyi.
"Jin ada tamu, kenapa gak lo bukain sih pintunya," ketus Lusi yang baru selesai membersihkan kamar Hyunjin.
"Males," gumamnya.
Mau tidak mau Lusi yang masih capek pun membuka pintu untuk sang tamu.
Tepat ketika pintu dibuka senyum Lusi luntur ketika melihat yang datang ternyata seorang cewek cantik. Dia memperhatikan cewek yang ada di depannya dari atas sampai bawah 'nih cewek cantik, tapi ngapa menor amat dah'
"Nyari siapa ya?" Tanya Lusi ramah.
Sedangkan cewek di depannya memandang Lusi dengan tatapan menilai, membuat Lusi sedikit risih.
"Gue mau cari Hyunjin, ada gak?" Cewek itu bertanya, namun tak ada nada kesopanan sedikitpun di sana
Lusi tak buru-buru menjawab, "Ada kok," balasnya, lalu tanpa persetujuan Lusi, cewek itu masuk menerobos rumah Hyunjin begitu saja.
"Songong banget dah," gumam Lusi sebal.
Cewek itu masuk dan langsung memeluk Hyunjin yang masih asik bermain game, "Hyunjiiiiinn kangen." Perlakuan cewek itu membuat Lusi kaget. Jangankan Lusi, ketiga teman Hyunjin pun kaget melihat kedatangan seorang cewek asing.
"Siapa ya?" Tanya Hyunjin pada cewek yang ada di depannya ini.
Cewek itu cemberut mengetahui Hyunjin telah melupakannya, "Ish! Aku Kim Hyunjin tauuuuuu." Ucapnya manja membuat Hwang Hyunjin melotot tak percaya.
"Kim? Ini beneran Kim? Sahabat gue pas kecil kan? Kok bisa secantik ini sih?" Tanyanya heran.
"Ih, aku kan emang udah cantik dari dulu kali," kata cewek yang bernama Kim Hyunjin.
Lusi yang melihat pun merasa panas, lantas dengan buru-buru mengambil tasnya, "Gue pulang." Katanya tanpa meminta persetujuan Hyunjin.
Sedangkan Hyunjin melihat Lusi sebentar lalu kembali berbicara pada Kim.
"Lo kapan pulang dah?" Tanyanya pada cewek itu tanpa memperdulikan Lusi.
Membuat Jisung, Seungmin dan Felix menggeleng tak percaya. Ternyata Hyunjin tetaplah Hyunjin yang brengsek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangsat Boyfriend [HHJ]
RomanceMari kita lihat, seberapa bangsat seorang Hwang Hyunjin. Heroinesa; December 7, 2018.