Twenty Five

10.2K 1.5K 292
                                    

Kok gue ngerasa makin lama nih cerita makin ga jelas ya:(((

Maapin awtor gaes huhu, abisnya vomentnya makin kesini makin dikit

Boom komen dong biar semangat nulisnya, soalnya akhir2 ini semangat nulis aku berkurang sama cerita ini. Pusing soalnya:((((

Yaudah deh, selamat baca dimalam Minggu ini hwhw. Sorry nih kalo dikit




"Goblok! Kerjaan lo tuh gak pernah becus. Gue suruh celakain dia, bukan yang lain!" Bentak seseorang bertubuh kurus pada pria yang tengah berdiri dihadapannya.

"M-maaf bos."

"Terus gimana keadaannya sekarang?"

"Gak tau bos—soalnya saya langsung kabur."

"Bodoh. Pokoknya jangan sampe ketauan. Dan lain kali jangan gagal lagi, saya bayar kamu mahal," seru orang itu dengan nada sarkas.

"B-baik bos."

"Yaudah, pergi sana. Muak saya ngeliat wajah kamu."

"Iya bos."

Selepas perginya pria tadi, orang itu lantas beranjak dari duduknya. Mengambil sebuah figura yang bertengger dinakas lalu melemparnya ke lantai.

"Bangsat! Liat aja, lain kali gue pasti berhasil. Hidup lo gak akan pernah tenang sampe gue bener-bener ngeliat lo menderita, Park Lusi."


....


"Hati-hati," kata Guanlin yang membantu Lusi turun dari motornya.

Lusi mengangguk lalu beranjak turun dari motor dengan pelan. "A-aw!"

"Kenapa Kak? Apa yang sakit?" Guanlin bertanya panik saat Lusi kembali meringis.

"Nggak apa-apa kok Lin, tadi cuma sakit dikit aja."

Guanlin menatap Lusi khawatir. "Beneran Kak? Kalo masih sakit mending aku gendong aja deh."

Yeuu.

"Enggak usaaah, udah gapapa kok," kata Lusi meyakinkan.

"Yaudah deh, tapi kalo makin sakit bilang ya Kak."

"Iyaaa Guanleeennn."

Guanlin terkekeh lalu mencubit gemas pipi Lusi.

"Gemes deh aku."

"Sakit tau!" Kesal Lusi sambil mengerucutkan bibirnya.

"Cih, bitch," gumam Kim yang sedari tadi memperhatikan mereka.

Gadis itu lalu beranjak dari parkiran, berjalan menghampiri Hyunjin di kelasnya.


....

"Duh, kaget." Gumam Hyunjin ketika tiba-tiba Kim memeluk lengannya.

"Hehe sorry," gumam Kim tanpa rasa bersalah.

Saat ini mereka ada di koridor sekolah, sehingga kegiatan mereka mengundang tatapan dengki serta iri para siswa-siswinya.

Awalnya Hyunjin merasa risih ditatap seperti itu, tapi dirinya merasa tidak enak jika harus mengusir Kim dari hadapannya.

"Lapeer," rengek Kim.

Hyunjin menghela nafas, lalu mencoba melepaskan pelukan Kim dengan perlahan. "Yaudah, makan di kantin aja. Mumpung bel masuk beberapa menit lagi."

"Oke!" Teriak Kim semangat.

"Nanti aku ma--"

Bruk!

Cerocosan Kim terhenti ketika dirinya tidak sengaja menabrak Guanlin, hingga ponsel cowok itu terjatuh.

"Ups, sorry." gumam Kim tanpa rasa bersalah.

Membuat Guanlin menatap cewek itu tajam, begitu pun Lusi.

"Ceroboh banget sih, kalo jalan tuh liat ke depan dong. Bukan yang lain!" Seru Lusi.

Mengingat tadi Kim berjalan tanpa menatap ke depan melainkan menatap wajah Hyunjin di sampingnya.

"Hp kamu gapapa Lin?" Tanya Lusi, Guanlin menggeleng. "Cuma retak dikit Kak."

Lantas Lusi pun mengecek ponsel cowok itu.

Benar saja, retak. Dibaikan kamera pula.

"Salah dia juga, udah tau gue jalan gak liat. Malah sengaja ditabrak," ucap Kim remeh.

Guanlin sebenarnya sudah emosi, tapi dia tahan.

Ya masa sih dia mau lawan cewek.

Sedangkan Hyunjin sedari tadi hanya diam memperhatikan.

"Minta maaf kek apa kek, Lo liat tuh gegara lo hp Guanlin jadi rusak. Heran, ni orang gak ada rasa bersalahnya banget," greget Lusi.

Mereka tak sadar, bahwa kini sudah menjadi bahan tontonan gratis para murid.

"Dih apaan sih, kok lo yang nyolot. Tuh liat, Guanlin nya aja gak marah."

Lusi menggeram. "Lo tuh ya—"

"Udah Kak, gapapa kok. Mending kita ke kelas kakak aja yuk."

"Tapi Lin, gak bisa—"

"Kakk—"

"Halah, bilang aja lo cemburu ngeliat gue sama Hyunjin kan. Makanya marah-marah gak jelas."

Dih.

Kim tidak sadar bahwa kini dirinya sudah menjadi perbincangan pada siswi yang mendengar ucapannya.

Mereka menyebutnya si gadis perebut pacar orang tidak tau diri.

Tapi ada juga yang membenarkan ucapan gadis Kim itu.

Lusi memutar bola matanya malas.

Sudah kakinya sakit, ditambah kelakuan gadis di depannya pula.

Gadis itu menatap Hyunjin yang sedari tadi hanya diam memperhatikan. "Sorry, tapi buat apa gue cemburu sama orang yang bahkan udah gak ada sedikit pun tempat di hati gue buat dia. Gak guna banget."

Kim menyeringai mendengar penuturan Lusi.

"Iyakah? Kalo gitu, apa lo bakal biasa aja ngeliat pemandangan ini?" Dengan itu Kim berjinjit untuk mendekatkan wajahnya pada Hyunjin.

Cup

Gadis Kim itu sukses membuat semua mata yang menatapnya terbelalak.

Tak terkecuali Lusi.

Terlebih tak ada perlawanan sedikitpun dari Hyunjin.

"Sinting!" Gumam Guanlin. "Udah kak, gak usah diladenin," dengan itu Guanlin menarik Lusi untuk pergi dari koridor sekolah.

Seperginya Guanlin dan Lusi, lantas Hyunjin pun mendorong paksa Kim agar menjauh dari tubuhnya.

Cowok itu meninggalkan Kim sendirian.

Emosinya sudah di ubun-ubun.

Apalagi jika dirinya kembali mengingat ucapan Lusi tentangnya tadi.

Benarkah Lusi sudah sepenuhnya menghapus Hyunjin dari hatinya?

Hyunjin tersenyum miris.

"Gak mungkin."

....

Bangsat Boyfriend [HHJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang