CHAPTER 2

5K 42 0
                                    

Ia hanya diam. Dan aku? Aku tidak bisa berhenti untuk tidak membayangkan semua hal yang ingin aku lakukan padanya. Wajahnya sangat menggemaskan ketika ia terlihat gugup. Aku berani bertaruh kalau ia masih perawan. Ayo, Kyle. Fokus kepada wajahnya, kepada kedua matanya, bukan pada tubuhnya. Dia pasti tahu kalau kau memperhatikan tubuhnya, bodoh.

"Ayolah, cobalah. Kau takut?" tanya Kyle sedikit meledek dan ia mulai tertawa kecil.

"Aku hanya.... tidak tahu bagaimana cara kerjanya." Ujar Dawn gugup,"Percaya atau tidak, ini adalah pertama kalinya aku pergi ke tempat seperti ini."

"Ya, tentu saja. Aku bisa lihat. Kau seperti seekor anak domba yang kehilangan induknya. Tendanglah bolanya. Aku yakin kau bisa melakukannya."

Dawn terlihat ragu dan ia memandang Kyle sambil tersenyum kecil dan ia mulai berjalan ke area menendang bola dan ia langsung menendangnya dengan keras. Bola itu mengenai ujung gawang atas kiri dan memantul mengenai kepala Kyle yang berdiri disebelah Dawn sehingga Dawn langsung panik melihatnya karena Kyle hampir menumpahkan kopinya ke kaosnya dan untungnya tidak.

"Oh my god! Aku minta maaf!" ujar Dawn panik,"Aku sudah bilang kalau aku tidak bisa."

Ow. Sakit. Sangat sakit.

"Itu... tendangan yang luar biasa menyakitkan." Kata Kyle sambil memegang sedikit kepalanya dan dengan bola yang ada didepannya ia langsung menendangnya dan masuk dengan mudahnya ke dalam gawang dan ia langsung mengedipkan mata kanannya ke arah Dawn.

Ow. Tentu saja sangat menyakitkan. Tapi, tendangan itu cukup keras. Bahkan tendangan perempuan ini ke kepalaku tetap tidak dapat menghilangkan seluruh pikiran kotorku padanya namun malah menambah hal-hal kotor yang ingin aku lakukan padanya. Dan ia meminta maaf seperti itu membuatku ingin menariknya dan menciumnya. Aku tidak tahu ada apa dengan perempuan ini tetapi ia sangat menarikku untuk masuk ke dalamnya. Seperti ganja. Meth lebih parahnya lagi.

"Ok, aku mulai merasa terhina." Ujar Dawn sambil melipat kedua lengannya,"Ayo kita bertaruh." Lanjutnya.

Ok, ini semakin menarik. Taruhan, dia bilang? Apakah dia terlalu naif untuk bertaruh dengan orang asing sepertiku? Apakah aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan kalau aku menang?

"Oke, apa taruhanmu, princess?"

"Kalau aku bisa memasukkan bolanya ke dalam gawang, kau akan bernyanyi untukku disini. Kau berani? Dan berhenti memanggilku princess. Aku tidak suka."

"Bernyanyi? Wow, sudah berapa lama aku tidak bernyanyi? Ok, baiklah. Apa lagu favoritmu, nona?"

"Cobalah lagu Justin Bieber. Sorry, mungkin?"

"Oke, setuju. Dan bila kau gagal, aku akan mendapatkan nomor handphonemu, ok?"

Bodoh. Mengapa aku malah meminta nomor handphonenya. Aku bisa saja bertaruh bila ia gagal, ia harus bercinta denganku malam ini juga. Tapi, Kyle. Perlu diingat lagi kalau ini adalah perempuan asal Fairmont. Perempuan berkelas dan polos, ok.

"Oke, setuju." Dawn langsung mengulurkan tangan kanannya dan Kyle menjabatnya sebagai tanda persetujuan mereka dan Kyle langsung memasukkan koinnya ke dalam mesin game itu sekali lagi.

Bola sepak itu langsung keluar dan Dawn sempat melihat ke arah Kyle yang hanya mengedipkan mata kanannya ke arahnya. Dawn berjalan mundur sedikit dan ia langsung berlari kecil dan menendang bola itu dengan keras dan bola itu mengarah ke pinggir pagar mesin game itu dan memantul masuk ke dalam gawang.

"YEAY!!!!! KAU LIHAT ITU?!?!" tanya Dawn sambil berteriak senang,"Aku benar-benar bisa menjadi anak angkat David Beckham saat ini juga!"

God damn it. She's so fucking hot.

"Aku tidak akan bernyanyi disini." Ujar Kyle tiba-tiba,"Aku tidak mahir bernyanyi, ok?"

"Hey, persetujuannya begitu."

Kyle hanya tertawa kecil dan ia tiba-tiba langsung berteriak dan bernyanyi dengan suara yang keras dan lantang.

"IS IT TOO LATE NOW TO SAY SORRY? CAUSE I'M MISSING MORE THAN JUST YOUR BODY? OH, IS IT TOO LATE NOW TO SAY SORRY? YEAH I KNOW THAT I LET YOU DOWN, IS IT TOO LATE—"

"Oke, oke, cukup!" ujar Dawn sambil tertawa dengan keras melihat Kyle yang berteriak dan bernyanyi dengan keras sehingga orang-orang melihat ke arahnya termasuk teman-temannya yang berada diarea mesin bola basket.

Sial. Ini sangat memalukan. Setelah ini, Gerard dan yang lainnya pasti akan menertawakanku. Tapi itu semua sepadan untuk perempuan ini.

"Hey, Kyle." Panggil Gerard sambil berjalan menghampirinya,"Aku lihat kau nyaman disini. Ayo, kita harus pergi. Greg memanggil."

"Oh, oke. Aku akan segera kesana." Kata Kyle sambil melihat ke arah temannya itu.

Fuck. Aku benar-benar ingin memukul wajah Gerard saat ini juga. Apakah ia tidak bisa melihat situasi dimana aku sedang nyaman dengan perempuan ini?

"Gerard memang terkenal sebagai si pengganggu." Kata Kyle sambil berbicara dengan Dawn,"Ok, aku harus pergi sekarang. Sampai nanti." Kyle perlahan berjalan pergi melewati Dawn dan saat itu juga Dawn melihat ke arahnya.

Ok, selesai. Semuanya selesai. Aku tidak akan bertemu dengan perempuan ini lagi. Tapi, mungkin kalau aku kembali besok, akuakan menemuinya lagi. Hey. Fairmont itu kecil, Kyle. Kau bisa menemuinya dimana saja.

"Hey, Kyle. Tunggu." Panggil Dawn menghentikannya.

Aku langsung berhenti. Panggilannya akan namaku seperti perintah dan secara reflek aku langsung berhenti. Damn. Aku sangat ingin mendengar suaranya memanggil namaku sekali lagi. Mungkin suaranya tidak semerdu Beyonce atau Taylor Swift. Tapi itu cukup untuk membuatku merinding dan menambah keinginanku untuk bercinta dengannya.

"Ya?"

"Kau punya.... pen?"

Kyle melihat kesekitarnya sebentar,"Tunggu." Ia langsung berjalan ke arah meja tempat penukaran koin dan ia kembali sambil membawa pen untuk Dawn.

Ketika ia memberikan penanya, Dawn menarik tangan kanan Kyle dan membuka telapak tangannya sambil menulis sesuatu ditangannya dengan pena hitamnya itu dan ia berhenti sambil menutup pena itu. Kyle melihat ke arah telapak tangannya.

Shit. Ini adalah nomor handphonenya. God damn. Aku mendapatkannya. Mungkin Tuhan memang berkata lain mengenai perempuan ini.

"Holy shit. Kau benar-benar memberikan nomormu pada orang asing?"

"Aku orang yang adil. Dawn. Namaku Dawn." Kata Dawn sambil mengedipkan mata kirinya dan ia berjalan pergi meninggalkan Kyle.

Dawn. Nama yang cantik. Seperti orangnya.

***

LOVING DAWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang