"Awwww, kita terlihat lucu disini." Kata Dawn sambil mengecek foto-fotonya. Mereka sudah kembali ke dalam dan berada diarea kafe dengan Kyle yang sedang memakan kentang gorengnya,"Coba lihat. Aku akan memposting foto ini!" lanjutnya sambil memberikan handphonenya kepada Kyle.
Foto yang Dawn maksud adalah foto Kyle yang sedang menggendong Dawn namun hanya kaki kanannya yang terangkat dan kaki kirinya sengaja berada diatas lantai. Dawn sambil menutup kedua matanya dan tersentum lebar sambil menjulurkan lidahnya dan ia mengangkat kedua tangannya sedangkan Kyle hanya berpura-pura seperti menggendong Dawn dengan wajah yang sama dengan Dawn tetapi ia mengedipkan mata kanannya saja.
"Awww, aku berfoto dengan seorang perempuan cantik." Ujar Kyle sambil melihat foto itu,"Aku juga perlu memposting foto itu!"
"Hey, aku baru tahu kalau Kyle Larson juga bermain media sosial."
"Tidak juga. Aku... tidak begitu menyukai media sosial. Apakah kau tahu kalau media sosial itu dapat merusak kesehatan mentalmu? Aku hanya mengupload foto yang perlu."
"Ya, hanya foto-foto yang berkaitan dengan motocross. Mem—bo—san—kan." Kata Dawn sedikit meledeknya,"Aku akan menulis caption.... Better than Banana Milk!"
"Aww, kau sangat membosankan."
"Ok, apa caption yang bagus menurutmu?"
"Hmm.... seperti.... Sweetest meth in town. Dengan emoji hari yang berkilau."
Karena Dawn memang sebuah meth yang paling manis didunia ini. Kau tidak akan bisa terlepas darinya kalau kau sudah mencicipinya sekali.
"Awwww, kau benar-benar sangat manis. Tapi aku tetap dengan captionku. Kau boleh menggunakan yang itu."
Aku menggunakan caption itu. Tentu saja. Mungkin ini pertama kalinya aku memposting foto di media sosial dengan keinginanku sendiri. Biasanya hanya menyangkut soal motocross dan diantara Greg atau Gerard yang menyarankanku dan mereka yang mempostingnya. Kali ini, aku memposting foto sendiri. Dan aku tahu setelah ini semua orang akan bingung bahwa aku memiliki seorang pacar secantik Dawn Carter. Bahkan ketika aku bersama dengan Rachel, kami tidak pernah melakukan hal yang biasa pasangan lakukan. Yang kami lakukan hanyalah seks. Tidak lebih. Ini pertama kalinya aku melakukan ini.
Setelah itu, aku baru tersadar bila Dawn tidak menyebutkannya. Kory belum kembali dari tadi. Kami akhirnya mencarinya. Jujur saja, aku tidak begitu khawatir akan Kory. Ia bisa menjaga dirinya sendiri. Tapi semakin lama, ada perasaan aneh didalam diriku dan perasaan itu menginginkanku untuk mencari Kory sampai aku menemukannya. Mungkin aku merasa khawatir. Entahlah.
"AKU SUDAH BILANG AKU TIDAK MEMILIKI UANGNYA!!" teriak suara Kory dari arah gang belakang Skooter.
Kyle dan Dawn dapat mendengarnya. Mereka sempat melempar pandangan ke arah satu sama lain dan mereka langsung berlari ke gang belakang Skooter. Kory berdiri digang belakang sambil bersandar ditembok. Ia terlihat sangat marah sambil berbicara dengan dua orang pria yang terlihat seperi dua orang preman yang tidak Kyle atau Dawn kenal sama sekali.
"Tapi kau berjanji pada kami!" ujar pria itu marah,"Jangan kau pikir karena kau bisa melarikan diri dan kembali begitu saja, kau tidak berurusan dengan kami lagi!!"
Kory langsung meludahi salah satu pria didepannya,"Fuck you!"
Aku tidak tahu apa urusan Kory dengan kedua pria itu. Tetapi, ketika salah atu dari ekdua pria itu mulai mendaratkan pukulannya ke pipi Kory, aku tidak tahu apa yang merasuki tubuhku. Aku langsung berjalan ke arah mereka. Aku dapat mendengar suara mereka yang bertanya siapa aku. Aku tidak bisa menjawab apa-apa selain memukul wajah pria itu hingga ia tidak bergerak lagi. Dan aku mulai memukulnya. Sekali lagi. Sekali lagi. Sekali lagi dan sekali lagi. Hingga suara itudatang memanggil namaku. Satu-satunya suara yang dapat aku dengar.
"Kyle! Berhenti!" panggil Dawn sambil menariknya,"Kau akan membunuhnya! Kyle!!"
"KALAU KAU BERANI MENYENTUHNYA LAGI, KAU AKAN MATI!!" ujar Kyle dengan nada suara yang marah. Pria itu hanya tergeletak diatas lantai dan ia sekarat.
Kata-kata yang sama ketika aku memukul wajah Daniel karena ia menyentuh Dawn.
"Wow. What a badass." Ujar Kory sambil bangkit berdiri dan memegang pipinya yang biru, Ia sedikit bergetar dan Dawn membantunya untuk berdiri tegap.
"Kau baik-baik saja?" tanya Dawn sambil melihat ke arah luka diwajah Kory.
"Aku baik-baik saja." Jawab Kory sambil membersihkan debu ditubuhnya,"Oh maaan, aku benar-benar ingin membuat tato sekarang dan menindik hidungku. Lalu minum beberapa gelas whiskey."
"Ya.... aku juga ingin melakukannya." Kata Kyle sambil melihat ke arah Dawn dan Kory dan ia terlihat sedikit bingung.
"Kyle, kita perlu membersihkan lukamu itu." Kata Dawn sambil menarik tangan kanan Kyle,"Kau terluka dan aku tidak suka melihatnya."
"Ini bukan apa-apa."
"Bukan apa-apa? Aku tidak pernah melihatmu seperti itu." Kata Dawn gugup.
Aku tidak bisa berfikir lurus. Yang ada dikepalaku hanyalah Kory. Apa yang pria itu lakukan adalah hal yang dilakukan oleh seorang pengecut. Aku benci pria yang bermain tangan dengan wanita. Bagiku pria seperti itu adalah seorang pengecut yang hanya berani melawan makhluk yang lebih lemah dari mereka. Yah, mungkin memang aku peduli dengan Kory dan aku baru menyadarinya. Dan setelah itu, kami pergi ke tempat tato langgananku. Tidak ada hal yang lebih baik setelah insiden besar selain membuat tato dan meminum whiskey.
"Jadi, tato apa yang ingin kau buat?" tanya Kory sambil melihat ke arah Kyle,"Huh, kita tidak pernah membuat tato bersama-sama. Aku ingat tato pertamamu itu. Kau berusaha menyembunyikannya ketika kau pulang."
"Aku akan membuat tato hati berwarna merah dengan nama Dawn ditengahnya diatas garis putih dilengan kananku. Masih ada spasi." Kata Kyle menjelaskan.
"So cheesy." Ujar Kory sambil sedikit memutar kedua bola matanya dan sambil senyum menyengir sedikit,"Aku rasa aku berhutang budi padamu. thanks, kiddo."
"Aku tahu." Jawab Kyle singkat.
Pertama kalinya kita memiliki pembicaraan yang normal. Aku akan mengakui kalau aku dan Kory memiliki beberapa persamaan. Kami memang sangat mirip. Kami memiliki kesukaan yang sama. Kami sama-sama menyukai tato dan whiskey. Kory juga menyukai tindikan. Aku tidak begitu tertarik soal tindikan. Tapi kalau kau ingin membicarakan soal tato, aku akan sangat tertarik.
"Ok, kau selesai." Kata peseni tato itu berhenti mengerjakan tato K+D diatas tulang dada Kyle,"Huh, lagi-lagi karyaku semakin menarik."
"Hey Jim, besok kau kosong, kan?" tanya Kyle penasaran.
"Hmm, tidak juga. Franky bilang dia ingin kembali. Kau tahu, ia sedang terobsesi dengan tato diwajahnya."
"Ayolah, sisakan satu tempat untukku. Aku ingin tato wajah Dawn dibelakang lengan kananku. Aku tahu kau bisa melakukannya."
"Perempuan yang disana itu? Oh ya, aku hampir lupa kalau kau tidak bersama Rachel lagi. Baiklah, karena perempuanmu itu cantik, aku akan membatalkan janjiku dengan Franky besok. Asal kau datang tepat waktu."
Things I would do for love. Nope. For Dawn exactly.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING DAWN
RomanceLoving Hard is Dawn's story. This is Kyle's. Cerita ini adalah POV Kyle (Point of View berdasarkan Kyle Larson)