Kory memukul pintu kamar Kyle dan Dawn dari luar,"Selamat pagi, sunshine! Aku membuat makan pagi!" teriaknya,"Dan susu pisang itu sangat enak ya! Ayo, kalian berdua! Stop fucking and get eating!"
Kasual Kory. Tidak pernah untuk tidak mengganggu orang lain. Dan dia sangat tahu bagaimana cara memancing Dawn untuk keluar.
"Huh...." Dawn terbangun dari tidurnya dan ia masih terlihat sangat mengantuk. Kyle ada dibelakangnya sambil memeluk tubuhnya dengan erat. Saat itu juga Dawn langsung bangkit duduk sambil terlihat kaget,"Susu pisang? Itu punyaku!" ujarnya sambil berusaha untuk turun dari tempat tidur tapi Kyle menahannya.
"Biarkan saja. Kita bisa membelinya lagi."
"Tapi itu susuku yang terakhir." Kata Dawn sambil melihat ke arah Kyle dan ia langsung melepas kedua tangan Kyle dari tubuhnya. Dawn langsung turun dari tempat tidurnya dan memakai pakaian dalamnya sambil berjalan keluar ke pintu kamarnya.
Ugh. Aku tidak suka tempat tidurku tanpa Dawn. Aku sudah terbiasa dengan kehadiran Dawn. Aku tidak berani membayangkan bila Dawn benar-benar pergi dari hidupku. Aku ingin ia berada diatas tempat tidurku setiap hari selama hidupku. Wow, Kyle. Sangat klise. Namun aku menyukai ide itu.
Dawn keluar dari kamar. Dan aku terpaksa harus bangun. Aku tidak ingin bangun, jujur saja. Tapi aku juga sudah berjanji pada Dawn kalau aku akan memperbaiki inisemua dengan Kory. Mungkin... aku harus menemui mereka diluar. Entahlah.
Dawn kembali ke dalam kamar dan ia berhenti ketika ia melihat Kyle.
"Kau mau kemana?" tanya Kyle penasaran.
"Kamar mandi."
"Ok.... aku akan keluar dan bicara pada Kory."
"Kau tidak mau ikut denganku?"
"Hey, kau tahu kalau aku selalu ingin ikut denganmu. Kau tahu kalau aku tidak pernah puas untuk melakukan seks denganmu sekali saja."
Jujur. Aku selalu mengatakan hal yang jujur didepan Dawn, ok?
"Wow... itu sangat.... to the point." Ujar Dawn terlihat malu-malu.
"Aku akan tepat dibelakangmu." Kata Kyle sambil sedikit memukul bokong Dawn.
Aku berhenti untuk berfikir sebentar. Apa yang harus aku katakan pada Kory? Maksudku, apa yang harus aku katakan ketika aku melihatnya? "Selamat pagi?", "Hai?," "Kory, aku memaafkanmu." Atau mungkin "Kory, we cool." Atau mungkin.... "Kory. Aku sudah melupakan semuanya." Ok, entahlah. Semua itu terdengar payah. Yang paling penting untuk saat ini adalah Dawn yang berada dikamar mandi dan sedang menungguku. Aku tidak akan menyia-nyiakan perempuan seperti Dawn sendirian didalam kamar mandi begitu saja.
"Aku sedang berfikir." Kata Kory dimeja makan dengan Dawn dan Kyle yang sudah ada dimeja makan dan mereka duduk didepannya,"Apakah kalian berdua berencana untuk memiliki anak?"
"Apa?" tanya Dawn bingung,"Kenapa kau bisa bertanya seperti itu?"
"Karena semalaman penuh aku mendengar suara oooh dan aaah dan suara-suara yang memanggil nama Kyle. Lalu, 'Kyle! Harder! Faster!' seperti itu." Katanya sambil sedikit mengimpersonasi Dawn.
"Tentu saja kita merencanakan itu." Kata Kyle sambil mengambil sandwhichnya,"Kau harus mulai terbiasa dengan suara rintihan Dawn."
Aku tidak malu untuk mengatakan hal itu. Dan..... sejak kapan Kory bisa beradaptasi dengan orang lain dengan mudah? Beberapa kali aku melihat ia dan Dawn saling berbicara, entah apa yang mereka bciarakan tapi Kory seperti menikmati kehadiran Dawn. Aneh. Tapi entah mengapa aku menyukai keakraban ini. Aku masih mingat jelas ketika Rachel ada disini. Kory sangat amat membenci Rachel hingga sampai poin dimana ia ingin membunuhnya. Begitu juga dengan Rachel.
Setelah itu, kami pergi ke Skooter. Tempat roller skating yang cukup dekat dari apartemen dengan gaya 80-90an. Aku belum pernah pergi ke Skooter sebelumnya. Ketika aku menginjakkan kakiku ke dalam tempat itu, aku langsungdapat mengatakan. Gerard, Leland, Bradley, Andrew, Hyori dan Rina akan sangat menyukai tempat ini. Mereka juga memiliki arcade dan kafe. Dan yang paling penting adalah mereka menyetel lagu-lagu yang ceria dan ada beberapa lagu Korea yang mereka mainkan dan aku tahu itu lagu-lagu yang biasa dinyanyikan Leland, Hyori dan Rina di karaoke. Saat ini mereka sedang memainkan lagu Gentleman oleh PSY. Aku dapat membayangkan Leland, Hyori dan Rina yang menyanyikan lagu ini dan melakukan tariannya. Aku, Gerard dan yang lainnya hanya menyukai cara bersenang-senang mereka berdua. Dan rasanya aku ingin tertawa karena aku teringkat Leland, Hyori dan Rina. Astaga, aku benar-benar tidak ingin membawa Dawn ikut karaoke malam dengan mereka. Fakta kalau aku mengetahui beberapa gerakan tarian lagu-lagu penyanyi itu membuatku tidak ingin kembali ke tempat karaoke.
"Hey." panggil Kory yang berjalan dibelakang mereka dan Kyle yang berada didepan dengan Dawn langsung berhenti untuk melihat ke arah Kory,"Aku ada urusan sebentar didekat sini, kalian tidak apa-apa duluan?" tanyanya dan ia langsung menghisap rokoknya seperti biasa.
"Ok, jangan lama." Kata Dawn sambil berjalan mendekati Kory dan ia mengambil rokok yang berada diantara bibirnya,"Dan kau tidak memerlukan ini." Lanjutnya sambil mengedipkan mata kirinya ke arah Kory.
"Oke, oke, kalian anak-anak bersenang-senanglah. Ada bisnis orang tua disini." Kata Kory dan ia langsung berjalan pergi meninggalkan mereka berdua.
"Kau bisa bermain sepatu roda?" tanya Kyle penasaran sambil melihat ke arah Dawn.
"Tidak. Tapi, tidak ada salahnya untuk dicoba."
Ok. Kory pergi. Aku tidak tahu ada urusan apa dia namun aku tidak begitu peduli. Yang aku pedulikan hanyalah aku dan Dawn untuk saat ini. Kory sudah cukup dewasa untuk mengurus dirinya sendiri dan aku tidak tertarik dengan apapun yang ia lakukan.
"Kau pernah melakukan hal ini sebelumnya?" tanya Dawn penasaran.
"Uhh... belum. Tapi, di motocross kami melakukan banyak latihan keseimbangan. Kau tahu, agar kau dapat melakukan sesuatu diatas dengan motormu dengan sempurna."
Dawn tidak bisa bermain roller skate? Aku tidak heran. Aku tidak heran dengan semua hal yang tidak bisa dilakukan Dawn. Aku tidak berharap banyak dari perempuan Fairmont, namun aku tahu satu hal yang pasti. Dawn belajar dengan sangat cepat dalam hal-hal mengenai seks dan aku bangga.
Selama berada diatas arena, Dawn tidak bisa untuk tidak memegang lenganku. Aku tidak bisa untuk tidak tertawa melihatnya apalagi ketika aku sengaja mempercepat jalanku agar Dawn ketakutan. Dia benar-benar seperti seekor anak kucing yang akan dilempar ke dalam kolam renang. Bahkan ia sempat terjatuh meskipun aku memegang tangannya. Itu semua tidak penting karena yang paling penting adalah, bagaimana Dawn tetap tersenyum, tertawa dan bahkan ia sesekai berteriak karena hampir terjatuh. Aku hampir lupa. Sebelum bertemu Dawn, hidupku hanya mengikuti rutinitas yang sudah aku tanamkan dikepalaku. Namun, sekarang ini, semuanya penuh kejutan karena Dawn. Aku tidak tahu apakah aku akan pergi ke tempat ini bila akutidak bersama dengan Dawn. Aku tidak tahu apakah aku bisa pergi ke suatu tempat dengan Kory tanpa Dawn. Semua ini karenanya. Aku mungkin tidak tahu banyak soal Dawn. Seperti apa makanan kesukaannya, apa lagu favoritnya, apapun itu. Tapi aku percaya kalau semua itu tidak penting asal aku bersama dengannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING DAWN
Roman d'amourLoving Hard is Dawn's story. This is Kyle's. Cerita ini adalah POV Kyle (Point of View berdasarkan Kyle Larson)