CHAPTER 10

1.5K 24 0
                                    

Pukul 02.21 pagi. Aku perlahan terbangun dari tidurku. Tidur diatas Dawn terasa sangat nyaman. Aku ingin tidur sambil memeluknya seperti ini setiap hari. Kalau ini adalah mimpi dan bila ada yang membangunkanku, aku akan membunuh orang itu.

"Dawn." Bisik Kyle,"Aku harus minum."

"Mmm..." Dawn langsung mengeratkan pelukannya pada Kyle,"Jangan pergi....." katanya dengan suaranya yang sangat pelan karena masih sangat mengantuk.

"Ketika aku kembali, kau harus siap untuk ronde kedua." Bisik Kyle sambil membuka pelukan Dawn dan saat itu Dawn hanya tertawa kecil mendengarnya.

Apakah kau tidak menyukai Dawn? Dia benar-benar membuatku tergila-gila padanya. Bahkan perasaanku pada Dawn rasanya sangat berbeda ketika aku bersama Rachel. Aku belum pernah merasa tergila-gila dengan perempuan sebelumnya dan kali ini, aku merasakannya karena Dawn.

Kyle turun dari tempat tidurnya sambil memakai celana boxernya dan ia berjalan keluar dari kamarnya. Ia pergi ke dapur, mengambil gelas kacanya dan mengisinya dengan air mineral. Saat itu, handphonenya yang ada dimeja dapur bergetar. Telepon masuk dari seseorang yang bernama Kory. Ia sambil meminum airnya dan ia mengambil handphonenya itu dan mengangkatnya.

Fuck. Dia lagi.

"Apa yang kau inginkan? Kalau kau menginginkan uang, aku akan mengtransfernya sekarang, ok?"

Aku tidak tahu apa yang ia inginkan. Ia beberapa kali meneleponku. Kory. Ibuku. Aku tidak suka berbicara dengannya. Berbicara dengannya hanya berakhir dengan ia meminta sejumlah uang. Aku tidak tahu untuk apa uang itu. Ia selalu memberikan alasan untuk membayar hutang atau listrik dan air rumahnya. Banyak hal yang tidak aku ketahui. Padahal aku tahu bahwa ia masih melakukan pekerjaan kotornya itu. Aku tidak habis pikir dengan apa yang ia pikirkan.

"Aku tidak ingin bicara denganmu lagi. Jangan ganggu aku." Kata Kyle dari telepon dan ia terlihat kesal,"Jangan. Datang! Pokoknya aku tidak ingin melihatmu lagi. Jangan tes aku! Aku akan mengirimkan uangnya seperti biasa."

Fuck. Dia selalu tahu bagaimana cara membuatku kesal. Berbicara dengannya selalu berakhir buruk. Selalu berakhir dengan aku yang marah padanya. Aku tahu ia adalah ibuku tapi fakta dengan apa yang ia lakukan selama ini, aku tidak bisa menerimanya. Bahkan ketika aku kecil, ia tidak pernah memberikan kasih sayang sedikitpun. Ia hanya memberikan uang dan membayar uang sekolahku. Tanpa komunikasi penting. Aku bahkan harus bersusah payah memasak makananku sendiri ketika ia sedang bercinta dengan berbagai macam pria dikamarnya.

"Siapa itu?" tanya Dawn penasaran dari pintu.

Kyle langsung berbalik badan untuk melihat ke arahnya,"Bukan siapa-siapa."

"Kyle." Dawn langsung menunjukkan wajah yang kecewa.

"Dia ibuku. Kory. Selesai. Jangan bertanya apa-apa."

Aku tidak ingin bicara soal Kory. Tapi, aku tahu. Dawn bukan tipe yang akan diam begitu saja setelah mendengar semuanya. Ia pasti tetap ingin mengetahui apa yang terjadi.

"Dia berada di Ohio dan dia adalah orang terakhir yang ingin kau temui, Dawn."

"Kenapa?"

"Kenapa? Karena...." Kyle masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintunya,"Dia pembawa masalah. Keluarga kami tidak seperti keluarga orang-orang di Fairmont. Terlalu banyak kebohongan dan hal-hal gelap."

Sudah terlalu banyak kebohongan dan kekecewaan selama hidupku. Aku tidak ingin Dawn juga merasakan itu lagi setelah kejadian di garasi. Aku tidak ingin memikirkan soal Kory ataupun apapun mengenai hidupku dimasa lalu.

Dawn kembali ke atas tempat tidurnya dan Kyle menyusulnya disebelahnya,"Ceritakan padaku." Kata Dawn sambil melihat ke arah Kyle disebelah kirinya.

"Aku anak bukan dari hasil pernikahan, Dawn. Ibuku, Kory. Dia hanya seorang pelacur biasa. Ayahku adalah pemabuk berat. Kory mengandungku saat ia masih sangat muda. Ia melahirkanku. Singkat cerita, ayahku pergi meninggalkan kami dan aku hanya hidup dengan ibuku. Kory masih sangat mudah dan ia tidak begitu tahu cara mengurus anak yang benar sehingga aku harus mengurus diriku sendiri. Mulai dari memasak, belajar, apapun itu. Ia hanya membayar sekolahku, itu saja. Tidak ada kasih sayang, tidak ada apa-apa. Dan ketika aku sampai dititik ini, ia terus meminta uang padaku."

Aku menceritakan semuanya. Damn. Aku tidak ingin menceritakan hal ini. Tapi entah mengapa dengan Dawn, aku bisa menceritakan semuanya. Aku merasa sangat terkoneksi dengan Dawn, aku tidak tahu mengapa. Mungkin karena aku sudah terlalu menyukai Dawn. Dan dari raut wajahnya ketika ia mendengarkan ceritaku, aku tahu. Aku tahu ia merasa kasihan padaku. Ia merasa sedih dan aku tidak menyukainya.

"Apakah seburuk itu?"

"Seburuk itu. Dan dia bilang dia ingin datang kemari untuk menemuiku."

"Tapi, dia ibumu, Kyle. Mungkin dia ingin berubah."

"Dia tidak pernah berubah."

Dan mungkin selamanya tidak akan berubah. Sekali lagi, aku melihat wajah Dawn semakin jatuh. Aku tidak suka melihat wajah Dawn yang terlihat bingung harus berkata apa. Ini semua karena topik mengenai Kory dan seharusnya aku tidak menceritakannya dari awal. Tapi,entah mengapa aku juga merasa lega karena aku terbuka kepada Dawn. Aku ingin ia mengerti aku dan aku juga ingin mengerti Dawn.

"Dawn? Kau baik-baik saja?" tanya Kyle terlihat ragu,"Katakan sesuatu."

Dawn langsung menggeser tubuhnya mendekati Kyle dan ia menciumnya tetapi dalam sekejap, Kyle langsung mengambil alih ciumannya itu. Ia mendorong Dawn untuk berbaring dan ia pindah ke atasnya sambil menciumnya dan memegang dada kanan Dawn dengan tangan kirinya.

Aku tidak bisa berfikir jernih mengenai Kory dan masa laluku. Seluruh kepalaku hanya penuh dengan Dawn. Aku tidak bisa berbohong kalau aku memang mencintai Dawn. Pertama kali aku melihatnya, aku menginginkannya. Aku ingin bercinta dengannya. Namun semua perasaan itu malah semakin dalam. Aku semakin dalam terjatuh ke dalam keinginanku yaitu untuk memiliki Dawn sepenuhnya.

"Mmm... I love you.... Dawn."

"Apa?" tanya Dawn sambil terlihat kaget,"Apa kau bilang?"

"Tidak ada pengulangan."

I love you, Dawn.

Dawn tersenyum sedikit karena ia mendengar semuanya. Kyle langsung kembali membuka celana boxernya dan ia membuka kedua kaki Dawn lebar-lebar lalu ia berhenti sebentar membuat Dawn bingung.

"Kyle, kenapa?"                 

"Tunggu." Kyle langsung mengulurkan tangan kirinya untuk meraih laci mejanya dan Dawn langsung memegangnya.

"Kita tidak memerlukan itu."

"Dawn, kau tidak tahu kalau kau bisa saja berakhir mengandung kalau aku tidak menggunakan itu."

"Bagaimana kalau aku bilang kalau aku tidak peduli?" tanya Dawn sambil bangkit dari tempat tidurnya,"Aku menginginkanmu, bukan sebuah plastik." Lanjutnya sambil naik ke pangkuan Kyle.

"Apa kau yakin, Dawn?"

Dawn mengangguk.

LOVING DAWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang