6

116 5 0
                                    

Seharian penuh' aku menunggu di kantin… di karnakan aku sangat menghawatirkan keadaanya jekky jadinya sampai sore ini' aku tetap berada di kantin… duduk di kursi dengan kedua tangan memangku di bawah daguku, sesekali mulutku menyentuh sedotan karna aku memesan teh dingin… istirahan pertama jekky keluar dan kami makan di kantin dan istirahat keduapun juga sama saja? Apa gak ada bel istirahat jam ketiga ya.

Oh ia… waktu aku dan jekky makan disini' dia mengajak arava dan ikbal? Jadi temanya arava yang waktu kami bertemu di lorong kelas pagi tadi itu namanya ikbal toh! Di lihat-lihat kayaknya ikbal itu orangnya mudah untuk bergaul, sedangkan arava dia agak pemalu dan berani' bahkan aku yakin dia orangnya kayaknya setia kawan… tu… tunggu dulu? Kok tiba-tiba saja pemikiranku beralih ke mantan pacarku sih! Sangking kesalnya, aku langsung menampar jidatku sendiri.
"A… adooh…"nyeri.

"Hahaha… dasar ibu, ternyata emang dari pertama ketemu. Ibu udah lucu…"

Kaget… siapa juga yang bilang lucu? Aku bangun dari lamunanku' dan ternyata arava dan ikbal sudah duduk berhadapan denganku dengan senyuman lebar mereka.
"Loh… kemana' jekky…"

"Di samping ibu sendiri…"

Aku melihat kesamping' ternyata jekky duduk di sebelahku, dengan wajah yang cemberut… yang membuatku bingung dia menyelipkan poni panjangku ke belakang telinga.

"Bisa gak' poni mama tuh di potong aja. Kan ngeganggu penglihatan mama?…"

Jekky sangat perhatian sekali kepadaku' bahkan aku bersyukur mempunyainya walaupun papanya gak ada di dunia lagi.
"He… he, biarin panjang' mama gak mau nanti pamanmu bilang mama dengan sebutan dora lagi. Jika aku potong poni lagi…"

"Itukan rambut belakang mama bukanya poni depan' kalau rambut mama yang buntungkan wajar di bilang dora… inikan aku yang nyuru mama untuk motong poni doang? Lagian paman yang aneh, mama gak perlu dengerin perkataanya paman…"

"Gak mau, di potong…"

"Potong…"

"Enggak…"
Yang membuatku bingung' arava dan ikbal tertawa setelah melihat pertengkaran kami (anak dan ibu).

"Aku ngerasa' ibu cocok jadi kakaknya jekky dari pada menjadi seorang ibu…"

"Ia… ia, habisnya' di lihat-lihat, hanya berdebat masalah sepele begini aja udah buat kami terhibur. Ini namanya? Pertengkaran seperti perang antar saudara bukan pertengkaran orangtua dan anak…"

"Udah biasa' di bilang saudara… ha…ha…"

Malahan jekky ikutan ketawa seperti mereka, sedangkan aku hanya diam dan tersenyum' memperhatikan mereka? Entah kenapa… aku ngerasa melihat mereka bertiga seperti melihat masalalu.
"Arava… boleh tanya' nama orangtuamu siapa?…"

"Em… nama ibuku intan novarela dan nama ayahku yadi mahamji lamsafa…"

Bruuk…

Saking kagetnya' aku langsung berdiri dari duduku dan mengubrak meja ini dengan telapak tanganku… bahkan mereka bertiga nampak kaget.
"Ya… ya… ya… ya… ya…"

"Mama… ada apa sih, kenapa suka sekali ngagetin orang…"

"Ea… ea… itu… itu' ea… ta… tadi… ea…"
Aku harus jawab apa ya sama anaku' sebab cuma dia dan mantan pacarku yang tau prilaku aku kayak gini.

"Mama… jangan bilang' kalau mama kenal dengan ayahnya arava…"

Sudah kuduga' ternyata jekky sangat peka dalam menilai tingkahku yang kekanakan kayak gini.
"Ea… engg… engg-"
Aku duduk lagi di kursi.

"Ibu' kenal sama ayahku. Yang bener, jika emang ibu kenal. Kapan-kapan nanti aku suruh ayah untuk datang kemari dan ibu juga kemari. Siapa tau kalian bisa mengobrol seperti dulu lagi? Ibu dan ayahku berteman' iakan… kalian berteman sejak lamakan…"

"Ea… he… he… i… ia…"gugup
Matilah aku, ternyata arava adalah anaknya yadi dan (perjanjianku dengan yadi' terjadi… yaampun) kenapa aku harus buat janji dengan yadi masalah tentang dia mau menikahkan aku dengan anaknya? Mampus sudah… a… aku berharap yadi gak kenal denganku dan aku berharap dia melupakan perjanjian itu… kulihat arava tersenyum senang sewaktu mendengar aku mengatakan ia.
"Ea… arava…"

"Ia' bu…"

"Itu… ea… a… apa' ayahmu suka makan udang…"senyum.

"Ha… ha' bahkan ibu juga tau ya' kesukaanya ayah. Ah kalau ayah mah gak pernah berubah dari aku kecil selalu kadang minta buatkan sambal udang…"

"Ha… ha, yang benar' emang selain… suka udang? Sifat ayahmu seperti apa. Arava…"

Gak Di Sangkah Ternyata' Aku Di Jodohkan Dengan DirinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang