35

28 0 0
                                    

Waktu aku selesai mengantarkan arifi pulang ke rumah' yang adanya' arifi mengajaku makan malam… kulihat kakaknya udah pulang, yobbi duduk di samping ibunya… ibunya tersenyum ramah padaku dan aku membalasnya juga.

"Di… ayo makan bareng…"

"He… he, makasih tan atas tawaranya…"
Yang membuatku kaget, arifi menariku dan menyuruhku duduk' aku tetap gak mau patuh.

"Aku ngambek nih, ayo duduk…"

Kuhembuskan nafasku' aku hanya mengala karnanya dan duduk berhadapan dengan kak yobbi… dia menatapku dengan senyuman, sedangkan aku cengar-cengir gak jelas karna gugur bisa duduk berhadapan dengan tunanganya jessika? Ah… gila bener.

Arifi duduk di sebelahku' berhadapan dengan ibunya, yang membuatku kaget… tiba-tiba saja tuan wirriam duduk di kursi utama, dengan tante menuangkan makanan kepada sang ketua? Hi… aku melihat tuan wirriam aja udah jijik… kenapa aku ngehormati dia karna dia ayah dari temanku… dan intinya' aku hanya pura-pura saja! Bersikap baik pada wirriam? Di karnakan ngelamun jadinya gak nyangkah kalau ternyata mereka semua sudah mengambil makan.

"Gak makan' aku marah…"

"He… he, ia… ia' aku makan…"
Selesai mengambil makanan dan baca doa' kami semua makan… tapi yang membuatku muak' aku gak suka keheningan? Karna emang di rumahku' tatacara kami sekeluargah berbeda dengan keluargahnya arifi.

"Yad… beneran' mau berenti kerja. Kau tau sendiri. Kalau kau yang selalu aku andalkan… walaupun ada secretarisku tapi aku tetap membutuhkan bantuanmu di kantor…"

"Maaf pak, saya gak bisa' nenek aku udah menelpon kemarin. Katanya dia pengen kalau keluargahku pindah ke malaysia…"
Bahkan temanku yang di sebelah udah gak nafsu makan lagi' karna sedih… aku melirik kearah arifi? Dia menjatuhkan dagunya di meja… sedangkan aku hanya mengelus rambutnya saja.

"Huuh… dah' apa boleh buat. Kalau keluargah emang mau keluar kota' ya… gak bisa di paksain juga. Moga kau dapat kerjaan disana ya…"

"Tentu pak…"
Mataku melihat kearah arifi lagi' malahan dia melamun… bahkan aku gak nyangkah? Kalau dia nangis lagi? Yang membuatku kaget! Sekarang yang berbicara adalah wirriam.

"Untuk apa, kau menangis seperti itu arifi. Kuatkan dirimu' kau ini cowok atau cewek. Kau ini… hati atau gak fisik emang benar-benar lemah. Ha… sudalah' jadinya gak nafsu lagi aku makan…"

Wirriam yang mau naik kelantai atas' jadinya terhenti karna, arifi tiba-tiba bangun dari duduknya dan langsung menjawab perkataan orangtuanya sendiri… kan sudah kubilang, kalau arifi membangkah! sifatnya emang dari dulu kayak gitu' kalau emosian, dia gak bisa fokus lagi.

"Ayah pikir. Kalau aku lemah ini karna siapa' karna ayah. Hatiku terlalu terluka karna siapa. Ya karna ayahlah' masa ayah gak menyadarinya! Anak bungsu ayah ini terlalu banyak sakit karna ayah… karna keluargah ini kurang harmonis. Ayah hanya selalu buat aku sakit hati setiap saat…"

Jika semua ini gak di hentikan' gimana jadinya… kulihat wirriam berbalik arah dan kearah arifi, dengan wajah membarah karna emosi jadinya' arifi hampir di tampar untung aja langsung kutahan lenganya wirriam.
"Tuan sudalah' seharusnya. Kau mencernah perkataan putramu sendiri, apa anda gak sadar! Emang kenyataanya. Anak anda kurang kasih sayang seorang ayah. Dan kurang didikan dari anda? Ya… anda mendidik kedua anak anda tapi caranya udah berlebihan. Bisa di bilang' kalau anda gak peka sama keluargah anda sendiri… kau mementingkan jabatan pekerjaanmu iakan.' Apa kau gak tau arifi sama seperti ella. Mereka kurang kasih sayang seorang ayah…"
Kuturunkan berlahan tanganya kebawah, wirriam hanya diam menatapku terkejut karna aku menyebut nama jessika… aku berbalik kebelakang menatap arifi? Yang membuatku kaget… dia udah menangis.
"He… he, berhentilah menangis' apa yang ayahmu katakan ada benarnya juga arifi. Kau tau… kau harus kuat dari yang sekarang' karna apa! Aku gak ada disini lagi. Jadi… mandirilah tanpa bantuanku ya' sobat."
Aku menundukan tubuh kearah yobbi dan tante.
"Saya permisi pulang dulu…"
Tanganku mencubit pipinya arifi.
"Janji… jangan nangis lagi, harus kuat oke. Jika kau mau lihat aku berangkat besok' kau boleh ke rumahku…"
Emang arifi selalu suka memeluku dan aku membalasnya sebentar' dan barulah melangkahkan kakiku keluar, kudengar… ada suara hentakan kaki menuju kelantai atas' walaupun aku gak melihat kebelakang! Tapi aku udah tau betul karna apa? pertanda arifi berdiam diri di dalam kamarnya.




Gak Di Sangkah Ternyata' Aku Di Jodohkan Dengan DirinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang