29

33 2 0
                                    

"Kenapa kau lama sekali ha… aku menunggumu' em… apa kau tadi sekolah…"

"Ya… sekolah, karna aku gak mau ketinggalan pelaj- om arifi. Kok om ada disini?…"
Dia menatapku sedih bahkan om hanya menundukan kepalanya karna malu dan takut.
"Jangan bilang kalau sih tua…"kesal.

"Ya… aku ayahnya arifi, ha… ha… aku gak menyangkah kalau kau kenal dengan anak bungsuku…"

Wirriam kearahku menariku paksa menuju ke sofa' di menyuruhku duduk… dengan muka kusut jadinya aku hanya menuruti dia sama? Kulihat 1 perempuan duduk di sampingnya om arifi, cowok satunya lagi duduk di sofa lainya' tak lupa wirriam duduk di sofa lainnya juga! Kudengar wirriam meminta ambilkan air pada maid.

Dan minumanya sampai' dengan percaya diriku aku langsung mengambil minum dan menyilangkan kedua kakiku… rasanya tenggorokanku legah, kuletakan gelas ini cukup keras' sampai-sampai arifi dan perempuan parubaya… yang aku ketahui pasti dia istrinya wirriam.

"Kau sangat berbeda dengan ayahmu ya' he… he…"

"Ya… berbeda' karna apa sifat dan sikap kami terbilang jauh dari kebalikanya. Apa anda tau, kata orang biasanya seorang anak akan hampir mirip kayak bokapnya tapi nyatanya berbeda. Sama halnya' aku berani yakin kalau kedua anakmu ini pasti lebih mirip istrimu. Iakan…"
Yang membuatku bertambah kesal, dia tertawa lepas di dalam rumah ini.

"Aku menyukaimu, jadi aku harap kau menjadi menantuku. Yobbi kau harus menikah dengan ella' karna kalian berdua sudah kujodo-"

Langsung kupotong perkataanya.
"Oh yobbi toh' woi… om… dengar ya. Perjodohan ini hanya di karnakan hutang…"

"Siapa juga yang mau menikah denganmu, dasar gadis murahan…"

Dengan kesal' aku kearahnya, dan menarik bajunya… sedangkan dia menatapku risih karna bau keringat.
"Bukanya kau sayang sama adikmu. Percuma jika kau bilang aku murahan karna apa… para cowok juga rendahan, ingat baik-baik perkataanku' aku sudah tau semua apa masalah keluargahmu karna apa? Adik rendahanmu juga menyukai temanku. Kau tau artinya… semua rahasia itu aku tau dari adikmu, kau tadi bilang kalau aku murahan itu berarti temanku juga murahan! Jika kau mau tau… adikmu juga rendahan karna dia berpacaran dengan teman murahan sepertiku. Kau taukan vedofil, kalau adikmu adalah barang rendahan karna harga murah gak pernah di hargai oleh keluargahnya sendiri… malahan bukanya kakaknya juga ikutan seperti itu. Heem… jadi berpikirlah sebelum berbicara karna apa? Aku suka melawan orang…"
Kulepaskan genggaman tanganku sewaktu menarik bajunya tadi, aku duduk di kursi lagi dan menyilangkan kedua kakiku.
"Nah… jadi, apa tanggapanmu nyonya tentang diriku' apa anda masih mau ingin mengiakan perkataan suamimu ini…"
Aku menunjuk kearah wirriam.
"Maaf nyonya' jika saya kasar. Tapi menurut saya, anda sudah seperti di perbudak karna selalu mengikuti kemauanya wirriam…"senyum.

"Ella… ella' bisa tidak nama istri saya di bawa-bawa, bukankah' ini urusan aku, kamu, dan anak sulungku… oh ia… besok… he… he' kalian akan bertunangan. Semalam aku sudah menelpon temanku! Bahwa dia yang urus semuanya…"

"Persetan loh' dasar tua bangkah. Dengar ya… ibu menyutuju ini karna terpaksa dan ini emang kemauanku' karna aku gak mau rumah kenangan ayahku bisa semudah loh dapatkan… jadi intinya perkataanku sama seperti ibuku. Terpaksa…"
Pak tua itu meminum kopinya' mumuakan… apa gak ada pria lebih brengsek lagi? Rasa-rasanya aku mau mencacimaki semua cowok, aku melirik kearah anak sulungnya wirriam… tampan sama seperti om arifi tapi sayang! Mereka terlalu bodoh karna kepatuhan wirriam.
"Om arifi…"
Dan wajah arifi yang tadi terus-menerus menunduk kebawah kini kaget sewaktu kupanggil.




Gak Di Sangkah Ternyata' Aku Di Jodohkan Dengan DirinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang