41

28 1 0
                                    

Wajahku melihat kearah' arifi, dia menatapku dengan senyuman tampanya.
"Aku kira kau akan menangis, tapi taunya loh sangat gigih ya' enggak kayak dulu. Selalu cengeng, ha… ha…"

"Dasar, jangan samakan aku dengan yang dulu…"

"He… he, ia… ia' maaf. Oke' sekarang waktunya makan. Liz… loh bisa gak makan kue' takutnya gak di izini dokter…"

"Ea… gak tau aku' kalau kalian mau makan kue. Makan aja gak apa-apa, lagian. Perawat udah membawakan aku makan kok' aku udah makan."

"Yaudah… ayo… dedi' sekalian…"
Malahan dia menganggukan kepalanya karna semangat' kami ber- ea… sebentar di itung-itung dulu, di karnakan lizy gak makan jadinya dia ngasuh anaknya' jadinya? Dia gak masuk daftar hitungan! Aku, ayah, ibu, arava, arifi, dan dedi… jadi enam orang makan kue dan fitza? Di karnakan terlalu berisik karna kami semua terlalu banyak ribut, jadinya bayinya di pindahan di ruangan perawatan bayi.

"Om yadi…"

"Ya zy' ada apa, ea… kau mau…"
Dia memukul kepalanya.
"Kenapa memukul kepalamu…"

"Om kau gak pernah berubah ya, ha sudalah… tadi tuh aku mau bertanya! Tapi loh nyosor duluan bicaranya…"

"He… he, mau tanya apa?…"
Matanya gak melirik kearahku lagi' malahan, dia menatap kearah samping.

"Disampingmu, siapa?…"

Kupukul jidatku, karna lupa kuperkenalkan' langsung kurangkul arava.
"Ini arava ardiyadi mahamji, dia anak sulungku…"

"A… anak, a… aku bahkan gak tau' kalau ternyata! Dia anakmu…"

Tiba-tiba saja arifi memukul bahuku.
"He… he, maaf aku lupa memperkenalkanya padamu…"
Yang membuatku bingung' lizy ketawa.

"Bilang dari tadi, kalau ternyata ini anak loh, arava anak loh. Ha… dasar…"

"He… he, maaf fi… maaf… maaf…"
Aku juga ikutan kayak lizy jadinya' ketawa gak nahan.

"Tampanlah anak om' di bandingkan dengan omnya sendiri…"

"Dasar… yaialah' siapa lagi, anaku…"
Langsung kucubit pipinya arava.

"Ayah…"

"Loh… baru bicara rupanya, he… he…"
Arava memasuka potongan pitzza kedalam mulutku dan dia menarik tanganku supaya gak mencubit pipinya lagi.
"Maaf… he…he…"
Malahan dia hanya menggelengkan kepalanya saja, tiba-tiba saja pintu ruangan ini terbuka? Aku kira yang masuk kedalam suster… ternyata adalah jessika! Dia membawa keranjang buah dan serangkaian bunga.

"Lizy… aku dat-"




.

(- Ella



Waktu aku membuka pintu ruangan ini.
"Lizy… aku dat-"
Perkataanku terpotong sewaktu melihat kearah semua orang yang sedang berkumpul' dan mereka melihat kearahku semua… yang lebih parahnya lagi wajahku dan wajahnya yadi saling betatapan, dikarnakan kaget jadinya' keranjang buah dan rangkain bunganku jatuh di lantai.
"Yadi, kenapa aku harus melihatmu lagi…"
Dia berjalan kearahku sambil mengelap mulutnya pakah tisu.

"Jadi kau mau tau kenapa kau bisa melihatku lagi. Karna' kita di takdirkan bertemu kembali."

Yadi mengambil keranjang buah dan rangkaian bunganya' untung aja di baluti karna plastik… kalau tidak? Berantakan semua di lantai! Dia meletakanya di atas meja' dekat rangrongnya lizy.

"Kau baru pulang kerja el, kau kerja dimana sih. Kau gak pernah memberitauku soal pekerjaanmu. Heem…"

Aku duduk di kursi dan berhadapan dengan lizy.
"Maaf lizy' kapan-kapan aja ya…"

"Tapi kapan, kan aku mau juga ikutan kerja di tempatmu heemm…"

"He… he, dasar…"
Ternyata yadi tadi masih di belakangku toh! Yang membuatku kaget, dia berbicara aneh.

"Jadi kau berperan sebagai tokoh pembohong akan masa lalumu jess, bukanya' kau sendiri yang bilang. Kalau jaman sekarang udah berubah' jadi kau mau tetap berbohong seperti dulu…"

"Apa maksudmu yadi…"
Entah kenapa' tubuhku gemetar, emosiku naik, dan yang lebih parahnya lagi… pikiranku seakan mengingat kejadian masalalu.


Gak Di Sangkah Ternyata' Aku Di Jodohkan Dengan DirinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang