26

16.2K 3K 109
                                    

Lilian tahu dirinya adalah iblis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lilian tahu dirinya adalah iblis. Karena rasa irinya dengan Mama yang lebih memperhatikan Nagita, Lilian membenci sepupunya yang tidak bersalah itu. Lilian juga yang merebut Geo ketika Nagita lengah dengan sibuknya aktivitas menjadi penulis. Lilian juga yang telah mengkhianati Geo. Avodyie bukan anak Geo, bahkan sampai saat ini, Lilian tidak tahu siapa ayahnya. Yang Lilian tahu, karena dirinya pernah bersenang-senang di luar sana bersama teman-temannya, di suatu pagi, ia merasakan ada yang tumbuh dalam perutnya, janin. Janin yang membuatnya panik dan memilih menjauh dari segalanya sampai akhirnya Lilian melahirkannya. Lilian saat itu masih berpacaran dan bahkan akan menikah dengan Geo, dia tidak mau semuanya hancur karena anak ini. Maka dari itu, Lilian menaruh bayi tersebut di rumah Nagita, karena Lilian tahu Nagita akan menjaganya dengan baik. Lalu, iblis seperti Lilian ini akhirnya menikah dengan Geo, seolah tidak terjadi apa-apa dalam hidupnya. Tapi, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Anaknya dengan Geo berkebutuhan khusus. Geo tidak menyukai hal itu, sangat tidak menyukainya. Tahun demi tahun, rumah tangga mereka seperti neraka. Sampai akhirnya Lilian menyadari bahwa ini pembalasan dari Tuhan atas apa yang sudah ia lakukan pada Nagita.

Dan, Lilian juga ingin melihat anak pertamanya. Lilian tahu bahwa ternyata kedua anaknya ada dalam satu kelas yang sama, maka dari itu, Lilian tidak pernah muncul lagi dengan menjemput Ganiva, Lilian menyuruh Afgan untuk melakukan hal itu.

Geo menyadari hal aneh tersebut. Geo bertanya, dan tidak ada pertanyaan yang tidak berujung pada pertengkaran. Lilian muak pada Geo, rasa cinta yang memang tak pernah ada itu membuat Lilian memutuskan untuk mengambil anak pertamanya dari Nagita. Lilian akan membawa Ganiva dan Avodyie bersamanya ke Jepang, memulai hidup baru, berusaha untuk memperbaiki semuanya, berusaha untuk berhenti menjadi iblis.

Lilian menekan bel pintu rumah Nagita. Tak lama, pintu membuka dan menampilkan wajah Nagita, tanpa ekspresi.

"Git, kasih gue waktu buat jelasin semuanya," tutur Lilian. Ada perasaan ciut ketika berhadapan dengan Nagita.

"Ambil aja anak itu," balas Nagita.

Wajah Lilian berubah pias. "Git?"

"Gue udah gak peduli. Tugas gue udah selesai."

"Git," Lilian berusaha menahan pintu yang akan segera Nagita tutup. "Gue bakal bawa dia ke Jepang."

Nagita menatap Lilian. Pandangannya begitu dingin. "Oh. Bagus."

"GIT! Gue minta maaf!" seru Lilian. "Gue minta maaf. Gue salah. Tapi, lo kenapa?"

"Kenapa, lo tanya?" Nagita mendengus geli. "Tumben."

"Git...."

"Lo terlambat nanya hal itu, Li. Terlambat."

Nagita mendorong Lilian hingga akhirnya pintu itu bisa terkunci sempurna. Lilian menggedornya, namun Nagita sempurna menghindarinya. Lilian menangis terisak-isak selama dua puluh menit di sana, hingga Nagita kembali membuka pintu dan menyerahkan kardus ke arah Lilian dengan kasar.

"Ini semua tentang anak itu," ucap Nagita dingin.

"Nagita..., anak itu mencari lo," suara Lilian begitu putus asa. "Gue tau lo benci gue, gue pantes dibenci. Tapi, anak itu gak tau apa-apa. Jangan hukum dia, Git."

Nagita menatap lurus ke arah Lilian. "Bilang ke anak itu, Bunda yang dia bangga-banggakan udah gak ada untuk dia."

"Git!"

Percuma. Pintu itu sudah terkunci rapat.

Lilian terlambat.

di atas langit biruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang