S T A R T

336 52 19
                                    

"BANGUN KAU PEMALAS!!"

Byur!!

Aku terkejut begitu air membasahiku.

"Everest sedang cuti dan kau harus membereskan semuanya!!"

Cuti? Tak biasanya gadis itu cuti. Atau itu mungkin hanya pendapatku yang baru beberapa hari di sini.

Begadang semalaman mempelajari jurnal milik Hanbin yang tak pernah tertulis rapi. Ditambah beberapa jurnalnya memakai bahasa latin yang aku kurang mengerti. Oh, bisakah dia menerjemahkan itu untukku selama aku membersihkan rumah? Sesekali juga kertas jurnal itu robek atau terlepas saking tuanya. Aku yakin dia tidak pernah melakukan pengarsipan yang bagus. Mungkin setelah bekerja aku akan mampir ke tempat konservasi. Ugh, terima kasih sudah membangunkanku sampai basah.

Tapi..

Oh, halaman belakang? Dia menyeretku sampai halaman belakang!?

Matahari menyengat panas dan dia tak ragu keluar rumah. Rumputnya saja hangat dan membuatku serasa dipanggang. Meski begitu wajahnya tampak sedikit merah. Pasti terasa sakit, tapi pastinya dia sembuh cepat dan itu menyebalkan. Hanbin membuang ember dan melindungi kepalanya.

"Bersihkan kandang, cabuti rumput liar, pangkas semak pagar, bersihkan lantai, dan cuci bajuku!" Ujarnya sebelum bergegas kembali ke dalam. Ya, dia tampak kesal dengan dari nadanya. Terasa kalau vampir ini sebenarnya peduli padaku yang tidak bangun pagi

Aku rasa dia belum bisa bertahan lama di bawah matahari. Yah, itu dua pekerjaan yang agak makan waktu. Everest berkata, mencuci hanya perihal mengucek noda kotor, setelahnya kau bilas saja. Aku rasa Hanbin juga tidak akan memeriksa tiap inci pakaiannya.

Tubuhku beranjak dengan pakaian basah kuyup yang aku kenakan. Sepertinya aku akan kering jika berkebun. Tak ada salahnya bekerja sebelum mandi. Baiklah kita mulai dannn...

-------

"KIM JINHWANN! KAU SEBUT INI MEMBERESKAN KAMAR!?!"

Oh sungguh? Aku baru saja berusaha membersihkan noda darah dari bekas sarapanmu yang tumpah di lantai. Membuat karpetnya kotor dan aku harus mencucinya agar kau tidak cerewet dan membuatku pusing! Kubanting sikat ke lantai, kesal karena pak tua ini tak bisa bersabar sedikit. Aku harap Everest bisa jarang cuti. Aku pastinya tak akan tahan kalau menghadapinya sendirian.

"Apa? Aku tidak bisa membelah diri dan kau harus bisa bersabar dengan itu," ujarku berusaha menjelaskan.

"Kau tak bisa melihat debu seperti ini!? Hah!? Siapa yang melahirkanmu!? Makanya jangan sipit!" Hanbin menunjuk-nujuk meja nakas di lorong tempat berdirinya sebuah vas bunga.

"Berisik, kau kan juga sipit! Aku sudah berusaha membereskan rumahmu tanpa Everest dan begini balasanmu padaku!?"

"Aku menggajimu tolol! Beraninya kau! Mau kupecat!?"

"Ugh! Bisakah kau bersabar sedikit..? Dadaku masih sakit dan kau menyiksaku seperti ini. Hhhh.. Tuhan Maha Adil..." balasku berusaha bersabar.

"Jangan lupa panggil tukang konstruksi untuk menambal lubang di kamarku"

"Itu kan salahmu sendiri.. kenapa sih harus aku yang membereskan?" Desalku, berusaha agat Hanbin tidak mendengar.

"Heh! Aku dengar itu!!"

Aku hanya diam sambil membersihkan meja yang tadinya dia tunjuk. Entah rasanya dia semakin rewel ketika Everest cuti. Dan untuk yang kesekian kalinya aku ingin Reverend mengurung setan ini di ruang bawah tanah Westminster Abbey. Kenapa dia tidak duduk diam di atas mejanya dan mengerjakan kasus yang masuk? Itu bahkan lebih baik untuknya, juga buatku.

REDLINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang