A L O N E

166 35 12
                                    


PYAR!! PRANGG!!

Api menyambar dan memecahkan jendela. Membuat sinar mentari masuk. Hangat bagiku, namun bencana bagi dirinya. Hal itu membatasi ruang gerak dari Hanbin. Bahkan dari sudut-sudut mulutnya mengeluarkan asap hitam. Hanbin terbakar dari dalam, meski dia berdiri dalam bayangan dinding. Semua terlihat kacau dan yang busa ku lakukan hanyalah berharap sesuatu yang baik akan segera terjadi.

Andai.. waktu bisa berhenti

Andai waktu bisa berhenti?

-------

Sebuah asap datang dari seberang danau. Aku dan Ji Won baru saja tiba di Misselwhite Manor. Kami Bergegas, karena apapun itu pasti tidaklah baik. Entah kenapa semua orang di sini bersiap seolah-olah mereka akan diserang sesuatu. Langit begitu cerah sehingga aku khawatir kalau Hanbin akan terbakar matahari. Tanpa lelah kami berlari, namun kabar buruknya jembatan menuju seberang danau terputus tanpa sebab.

"Apa kau ada ide?" aku bertanya pada Ji Won yang sedang mengambil nafas.

"Serahkan padaku"

Ji Won melangkah di ujung jembatan rusak itu dan meletakkan sekopnya. Tangannya yang tersisa terangkat kedepan. Satu kedipan mata kemudian, jari-jarinya berpendar kuning, sulur tanam mulai tumbuh dari sela-sela bebatuan. Merambat lurus hingga salah satunya menyambung sisi jembatan yang rusak. Beberapa kuncup tumbuh mekar, berwarna-warni. Para peri pun bermunculan dari bunga mekar itu. Aku rasa sudah tak ada lagi alasan untuk tidak mempercayai negeri dongeng atau bahkan cerita seperti Dolittle. Ji Won mengambil sekopnya dan menoleh padaku.

"Tunggu apa lagi? Ada dua orang yang harus kita selamatkan"

Ah, benar!

Kami pun bergegas lari menyebrangi danau. Bau terbakar menyeruak hidung. Aku tidak tau kekuatan macam apa yang Tuan Armand miliki. Yang jelas, Hanbin tidak tahan dengan api dan matahari. Jika Manor itu runtuh, maka tamatlah riwayatnya. Bahkan dengan kondisinya yang sekarang ini aku yakin dia tak bisa membuka satu gerbang dari kemampuannya yang lain. Jangankan itu, mungkin menyerang saja tidak bisa.

"London bridge is falling down..."

Aku kembali terhenti..

Jangan lagu itu lagi!

"Falling down..."

Bangsat! Siapa yang menyanyikannya di telingaku!?

"Falling Down..."

Suara itu menjauh. Sepertinya sesuatu yang terbang. Sesosok faye?

"Donghyuk? Kau baik-baik saja?" Ji Won menghampiriku.

"Kau dengar nyanyian itu"

"Nyanyian apa!?"

"London bridge is falling down..."

"Jembatan Inggris!!"

Aku semakin panik, dadaku bergemuruh entah bernafas atau khawatir. Kami berdua masih berada di tengah danau, tak ada ruang untuk melindungi diri. Otakku kacau dan terlalu penuh untuk berpikir. Air mulai bergelombang seolah-olah ada sesuatu yang bergerak baik dari atas atau di bawahnya. Perlahan, dari jauh, dia mengarah pada jembatan ini. Namun aku tidak yakin apakah Ji Won melihatnya atau tidak.

"Ji Won, lari.."

"Ada apa!? Siapa yang nyanyi London Bridge!?"

"Demi Tuhan aku mohon larilah sebelum lagunya selesai!!!!!"

Ji Won berat hati pergi meninggalkanku di tengah danau. Dia tak tau sampai mana lagu itu dinyanyikan, jadi dia berlari secepat yang dia bisa. Namun akhir dari jembatan ini masih jauh. Semoga saja dia masih sempat untuk-

REDLINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang