S I N I S T E R

277 49 16
                                    

Aku merasa buruk. Untung saja aku sudah sembuh. Tapi bocah itu menusukku dalam sampai-sampai aku jatuh. Hari sudah pagi, dan aku tidak yakin Jinhwan baik-baik saja sekarang ini. Pukul sembilan dan aku harap Everest susah tiba untuk mengurus semuanya. Hal buruk apa lagi yang bisa terjadi nanti? Aku ada janji dengan Magister tapi tak ada satu Valkyrie pun yang datang menjemputku. Apakah Donghyuk ada di sini? Entah kenapa seperti suaranya menggema dari lantai bawah.

"Donghyuk!!"

Tidak ada jawaban. Aku pun keluar dari gua dan turun ke lantai bumi. Darah hitam terciprat di lantai. Oh tentu ini bukan milik Jinhwan, ataupun seorang Valkyrie. Jejaknya berjalan menuju kamar Jinhwan. Sial! Aku jadi khawatir, lagi. Bahkan jejak itu semakin jauh semakin berkumpul.

"Jinhwan!!"

"Ah!"

Duarrrr!!

Meledak! Wajahku meledak lagi. Waktunya sungguh tidak tepat. Badannya basah, dan aku tidak tau kalau dia baru saja selesai mandi! Perlahan aku kembali menutup pintu kamarnya dengan menyadari rasa maluku sendiri. Ugh! Bodoh! Aku tidak sedang memikirkan adegan itu dengan Jinhwan! Aku tidak memikirkannya! Sama sekali tidak!!!!

Kau tau aku berusaha keras tapi tetap saja terputar!!

"Hanbin... ngh.. kumohon.. pelan-pelan~"

TIDAK!!! Kau ini bukan bajingan Hanbin!! Kau pria baik!! KAU.PRIA.BAIK! Hentikan sekarang juga!!

"Hanbin, kau mencariku?"

"TIDAK! PERGI SANA!! PAKAI BAJUMU!!!! PERGI!!!"

"Hei! Kau ini kenapa!? Lihat!"

Ah.. klasik. Kemeja putih dan celana cokelat muda. Dia tetap terlihat biasa. Meski terjadi kejadian tadi pagi. Mungkin saja dia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Lagipula aku juga tidak begitu keberatan. Setiap Macula pada diri orang lain memiliki efek yang berbeda. Terlihat pada Ji Won, dan juga Chanwoo.

"Kau butuh sesuatu?" Jinhwan membuyarkan lamunanku dengan pertanyaannya yang lain. Dia menyadari sesuatu dan menutup bagian dadanya yang terbuka.  Aku tau kalau dia kesal.

"SIAPA JUGA YANG LIHAT DADAMU BODOH!"

"Banyak alasan! Empat ratus tahun dan apa kau tidak pernah berbuat mesum!?" Jinhwan semakin menutupi bagiannya yang terbuka.

"Hei! hei! Jaga bicaramu!! Aku mungkin membunuh dan mencuri, tapi aku tidak pernah berbuat mesum!!" Kalau berpikiran kotor termasuk mesum, mungkin saja kejadian tadi itu adalah yang kesekian kali.

"Bagaimana aku bisa percaya omonganmu itu!?"

"Sudahlah! Apa kau baik-baik saja?"

"Tch! Kau ingin membuatku terlihat lemah atau apa!? Bukannya aku yang seharusnya berkata begitu!?"

Ya, lambat laun juga dia mewarisi sifatku, atau ini hanya sugestiku saja kalau Jinhwan berubah. Sekarang aku sadar kalau aku ini menjengkelkan sekali di hadapan orang banyak. Entah apa mereka semua berpikir seperti itu. Namun tetap saja, mereka terlalu bodoh sampai-sampai aku gemas ingin mencungkil kedua bola mata mereka.

"Aku baik-baik saja, terima kasih sudah bertanya. Kau butuh sesuatu yang lain?"

Entah bagaimana dia bisa bersikap manis setelah serangan emosi tadi. Apa dia menahannya? Tidak, aku tidak merasakan hujan atau awan mendung padanya, apalagi petir. Aneh rasanya saat kau melihat ada bayang-bayangmu pada orang lain.

Ting! Tong!

"Tamu!" Bocah itu mengancingkan sisa kancingnya sambil berlari menuju aula. Aku mengintip dari balik dinding, ingin tau siapa yang datang.

REDLINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang