C H R O N O

257 51 8
                                    

"Kau tau? Ada banyak hal di dunia yang bisa kau lakukan selain mengunjungi lawanmu di-"

"Berisik!"

Hanbin selalu merasa terganggu dengan segala hal. Membuatnya jadi makhluk paling sulit dimengerti sejagad, bahkan aku yakin Rev- maksudku Donghyuk sendiri sulit memahaminya. Meski begitu, aku tidak mengerti kenapa egonya selalu kalah dengan sikap baik hati miliknya. Subuh ini kami bermain di Balkon. Matahari masih jauh dari terbit. Tadinya aku pikir aku akan tidur panjang, namun dia menjungkal ranjangku. Hanbin tidak ingin malamnya berlalu bosan. Tapi aku tidak paham esensi catur mana yang bisa membuatnya merasa tertantang ketika melawanku.

Tentu saja aku selalu kalah karena dia terlalu memiliki pengalaman. Di sela-sela permainan membosankanku, dia berceloteh mengenai Magister juga Macula.

"Kau sudah temukan sesuatu mengenai Ji Won?" Hanbin melempar gelas araknya ke kebun. Untung saja dia punya banyak uang untuk membeli gelas-gelas lain.

"Maaf, belum. Aku lelah hari ini. Tapi bisakah aku bertanya sesuatu?"

"Dasar payah!!" Seperti biasa juga, nadanya berubah cepat.

Aku bahkan belum menjelaskan apapun dan dia sudah seperti itu-

"IYA AKU TAU!! CEPAT TANYA!" dia membacaku, Aku rasa dia menahan untuk tidak melempar papan catur beserta bidaknya.

"Baiklah! Apa kau tidak bisa sabar sedikit!? Jadi.. apa kau tau sudah berapa lama Ji Won memakai obat tidur?"

"Begitu? Bagaimana aku bisa tau? Aku baru mengenalnya belakangan ini"

"Entahlah, sepertinya Junhoe juga memasok hariannya."

Brak!!

Yah, aku sepertinya mulai terbiasa dengan hal tersebut.

"GOO JUNHOE TIDAK MENJUAL HAL SEPERTI ITU! AKU PERNAH MASUK SEPENNYA!!"

"Kau punya bukti?"

Hanbin agak terdiam ketika aku menanyakan hal tersebut. Mungkin saja dia akan membuat sebuah perjanjian denganku atau dia hanya diam karena tidak punya bukti.

"Tentu saja!" Baiklah, itu mengejutkanku

"Bisa kau tunjukkan?"

"Aku akan butuh surat perintah penggeledahan"

Dia ini bodoh atau apa?

"KAU KAN INSPEKTUR, KENAPA TIDAK BUAT SAJA SENDIRI!!?" aku mulai gemas dan meraih kerah bajunya.

"HEI BODOH! BERANINYA KAU MENARIK KERAHKU!"

Tanganku semakin sakit, tak ada pilihan lain kecuali menurutinya. Aku mengaduh sementara Hanbin membenahi pakaiannya. Rasanya tidak seperti tergores pisau biasa, entah bagaimana ini bisa terjadi. Aku pun kembali duduk

"Kau tidak perlu kerja jadi polisi lagi," ujar Hanbin tiba-tiba.

"Tapi hubunganku dan Chanwoo cukup baik"

"Aku tidak peduli"

Sungguh? Kau bahkan tau kalau bocah itu butuh bantuan dengan kepribadiannya.

"Kau tau sendiri mengenai Chanwoo, bukan?"

"Kau tidak pernah bertemu dengannya saat malam,"

Chanwoo saat malam?

"Ada apa?"

Hanbin menghela nafas. Entah apa yang membuatnya tiba-tiba merasa seperti itu.

"Dia semacam Jekyll dan Hyde. Tapi harus aku akui, saat malam tiba, dia bisa memecahkan sebuah kasus lebih cepat dari siapapun"

REDLINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang