G O N E

287 44 14
                                    

Punggungku terasa hangat pada setiap luka yang pernah kudapat perihal norma dan agama. Sembuh. Seseorang sudah mengorbankan dirinya lagi untukku. Tak mungkin Jinhwan. Mungkinkah Berthold? Virgil? Aku tidak ingin mengira kalau itu Donghyuk. Karena aku memimpikannya, pikiranku tak bisa lepas dari bocah itu. Haruskah aku menguhubungi Westminster? Sementara terduduk gelisah, aku bahkan merasa tidak pernah melakukan hal istimewa terhadap orang-orang yang berkorban untukku. Kenapa mereka melakukannya? Kalian bahkan tidak mengenalku.

Ting! Tong!

Jinhwan sedang tidak di rumah. Begitu pula dengan Everest. Jadi aku terpaksa harus membukakan pintu untuk tamu. Hari semakin siang dan aku penasaran, orang bodoh mana yang bolos kerja hanya untuk menemuiku. Ketika aku membuka pintunya, Virgil dan Yunhyeong berdiri di ambang pintu.

"Maaf, sudah mengganggu kediaman tuan. Ada hal yang ingin saya bicarakan"

"Apakah harus bertiga?" Aku bertanya sembari bersembunyi dari balik pintu karena sinar matahari.

"Song adalah anak terbaik saya. Anda bisa percaya padanya"

"Baiklah, silahkan masuk.."

Perasaanku tidak enak.

"Saya mengkhawatirkan sesuatu. Kalau pengawas Anda, Reverend Ezra sebenarnya melakukan suatu hal yang sedikit melenceng dari sumpahnya pada Gereja," Virgil membuka topik seraya aku menuntun keduanya ke ruang tamu.

"Oh ya? Dari mana kau tau?"

"Inkuisitor membuangnya pada kelompok kami. Hal itu baru terjadi beberapa saat yang lalu," sambung Yunhyeong

"Membuang? Kenapa kau pilih kata itu? Ezra bukanlah pastor biasa. Kau tau itu kan!?" Tak sadar kedua tanganku sudah meraih kerah kemeja biru Yunhyeong.

Aku kembali hilang kendali.

"Maaf, silahkan duduk dahulu, Virgil. Banyak hal terjadi, dan bahkan aku bermimpi Ezra kehilangan tangannya"

Seusai aku berkata, Virgil dan Yunhyeong bertukar tatap. Entah apa maksudnya. Tidak akan ada berita bagus yang masuk ke telingaku hari ini. Tidak akan ada.

"Itulah yang terjadi. Institut memotong tangannya atas tuduhan pembangkangan," Yunhyeong kembali menjawab

Jadi itulah alasan kenapa Yunhyeong menggunakan kata itu. Tetapi tetap saja, apa yang dia perbuat?

"Pelanggaran apa yang dia buat?" Aku bertanya.

"Dia berkorban untukmu," Virgil menyambung.

Apakah ini jalanmu agar terlepas dari Westminster, Donghyuk? Apakah tidak ada cara lain lagi untuk keluar dari penjara itu? Kau tidak seharusnya kehilangan tanganmu. Meski begitu aku yakin mereka tidak akan melepaskanmu dengan mudah. Maaf karena aku tidak berusaha lebih baik lagi.

"Apakah kalian tau siapa yang akan menggantikan Ezra?" Aku bertanya.

"Westminster sudah mengajukan beberapa nama-nama pastor imigran dari timur. Tapi kandidat kuatmu adalah seseorang dengan panggilan One," Virgil menjawab.

Ah ya.. aku pernah dengar anak ini. Nama aslinya adalah Jung Jaewon. Es garam Westminster. Melihat wajahnya membuatku tambah muak. Tidak bisakah mereka membiarkan Donghyuk mengawasiku selamanya?

"Aku tidak ingin pengawas baru. Setelah dia mengorbankan tangannya, apakah pantas kalau aku menelantarkannya?"

Dan aku harap ini terakhir kalinya aku berhutang pada orang lain. Itu membuat punggungku terasa lebih berat. Bahkan sudah kucoba untuk meninggalkan beberapa kasus, tapi tetap saja. Selalu sakit jika aku ingin bergerak.

REDLINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang