Kisah Yang Di sembunyikan

6.4K 532 5
                                    

Author POV

Keadaan rumah Alice berantakan dan terdengar amarah dari kamarnya.

"Aaaaarrrrhhhhh!!"

Lalu dia memukul dinding sampai sedikit retak lalu darah mengucur dari tangannya.

"Aku tidak boleh merasakannya lagi." Ucapnya lemah sembari bersandar ke dinding.

Dilihatnya kedua tangannya yang luka dan berdarah itu.

"Aku tidak akan mendekatinya lagi.. atau tidak.." Alice menghapus air matanya dengan tangannya yang berdarah sehingga air matanya berganti menjadi darah.

"Dia akan lupa ingatan lagi."

Flashback

Kedua anak perempuan bermain di dekat hutan dengan kedua orang tua mereka masing-masing.

Mereka piknik di Irlandia Utara, tempat Loisa Fyffe dan keluarganya.

Ayah Loisa dan Alice rekan bisnis lalu ibu mereka bersahabatan sejak kuliah.

"Alice, jangan main terlalu jauh sayang." Seru ayahnya yang melihat kedua anak itu bermain di dekat air terjun.

Tiba-tiba terdengar suara teriakan anak kecil memanggil orang tuanya. Sontak mereka berdiri dan mencari anak mereka.

Kedua ibu mereka terdiam melihat Alice bertahan di bebatuan sementara Loisa hanyut di bawa air.

Tanpa menunggu waktu, ayah Alice segera terjun dan berusaha menyelamatkan anak temannya itu. Tapi karena airnya terlalu deras, kepala Loisa terkena batu sungai berkali-kali sebelum terjun lebih dalam.

"Loisa!!" Teriak ayahnya yang berusaha menggapai anaknya dibantu Frankie, ayah Alice.

Mereka berhasil menyelamatkan Loisa yang pingsan dengan darah yang mengalir deras di kepala kecilnya itu.

Mereka segera ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan pertama.

Di rumah sakit, mereka menunggu dokter keluar sementara Alice menunduk dengan tangan ayahnya menggenggam erat tangan Alice sehingga dia meringis.

Dokter keluar memberi diagonis kalau Loisa mengalami geger otak dan kemungkinan amnesia.

Berita dari dokter membuat keempat orang dewasa itu terdiam dan sedih. Kedua orang tua Alice meminta maaf dan menyalahkan Alice. Sementara kedua orang tua Loisa memaafkan Alice dan tidak menyalahkannya karena itu di luar prediksi.

Sejak saat itu Alice diajarkan bagaimana menjadi orang yang kuat dan bertanggung jawab serta diajarkan bagaimana dia menjadi laki-laki.

Sampai waktunya Loisa siuman dari komanya dan Alice bertemu dengannya untuk terakhir kalinya. Dimana Loisa tanpa sadar terlihat sedih dan menangis di depan Alice.

"Kak, jangan nangis."
"Kak Lois jangan sedih ya."
"Leon baik baik saja kok."

"Leon?" Itu kata-kata pertama setelah Loisa siuman.

Sejak saat itu, Frankie ayah Alice menjauhkan anaknya dari Loisa, anak temannya.

***

Alice tidak melupakan rupa Loisa maka itu dia selalu menjaga jarak sampai akhirnya mereka bertemu di cafe miliknya, Flow.

Keesokan paginya, Alice bangun dengan tangan yang dibalut perban dan di selimuti dengan baik.

Dia menoleh ke nakas di sebelahnya, ada bubur ijo masih hangat dan secarik kertas.

Dia duduk sambil meringis lalu mengambil kertas itu.

Habiskan buburnya bocah!

Loisa F

Mata terbelalak melihat nama yang tertulis di situ.

"Loisa?" Gumamnya.

Segera dia berlari ke ruang tamu sembari melompat-lompati tangganya lalu melihat ke teras dan garasi.

"Kemana dia?"

"Mas Al, sebaiknya mas pakai baju dulu."

Alice menoleh ke belakang lalu melihat bibi Ratna berusaha menutup matanya. Lalu ia melihat dirinya sendiri.

"Damn it!" Segera ia berlari ke kamarnya sementara telinganya mendengar suara bibi Ratna, 'Mas Al cewek tapi dadanya kayak cowok. Aduh beneran cowok itu.'

Muka Alice memerah mendengar hal itu dan segera menutup pintu kamarnya.

Tubuh Alice memang dibuat sedemikian oleh ayahnya, layaknya lelaki berbadan atletis dengan dada yang bidang.

Pantas saja temen-temennya bersikeras memanggilnya Al dibandingkan Alice.
***

Black Coffee (GXG) {FIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang