Love

2.6K 179 2
                                    

Ambulance berhenti tepat di UGD, tandu dorong itu segera di keluarkan dan staff rumah sakit langsung bekerja. Sampai akhirnya Nat di letakkan di ruangan VVIP, Loisa memaksa dan terpaksa Tasya menerimanya.

"Hanya membalas kebaikan Leon saat itu."

Baru saja menempati ruangan itu, Nat tiba di masa kritisnya. Detak jantungnya menurun dan suhu tubuhnya menurun. Dia terserang hipotermia. Dokter langsung bertindak sementara Loisa dan Tasya menatap cemas disaat dokter itu bekerja bersama perawat.

Setelah semuanya terkendali, dokter itu menatap 2 wanita yang cemas itu. Dokter itu tersenyum hangat.

"Pasien sudah baikan. Dia terkena hipotermia tapi sudah baik." Ucap dokter itu.

Dokter itu melirik ke Loisa, " Loisa bukan?"

Loisa mengangguk.

"Siapa nama pasien?"

"Nat Christina." Ucap Tasya.

Dokter itu terdiam lalu menatap Loisa kemudian Nat yang terbaring lemah.

"Adiknya Alice Leonhart?"

Tasya dan Loisa mengangguk dalam diam. Dokter itu mengulurkan tangan ke Tasya.

"Sherly Loenhart, temannya Al."

Tasya hanya mengangguk. Dia berjalan kearah Nat yang tampak pucat pasi lalu memeluknya. Dia menaiki kasur itu dan memeluk Nat yang dibungkus selimut agar hangat kembali. Tasya menangis di ceruk leher Nat.

Dokter dan Loisa hanya bisa melihat Tasya seperti itu. Dokter itu pamit keluar ruangan.

"Dia akan baik-baik saja." Ucap Loisa di dekat kasur itu.

Terdengar dengkuran halus menandakan Tasya tertidur. Loisa mencoba menyentuh kulit Nat, percikan listrik mengalir ketika Loisa membelai rambut Nat dan langsung menjauhkan tangannya.

"What?" Lirihnya.

Seketika di dalam perutnya geli, seperti ada ribuan kupu-kupu ingin keluar dari sana sehingga itu membuat Loisa tidak bisa menahan senyumannya.

"I think I fall to you." Ucap Loisa sembari mengelus rambut Nat.

Nat POV

Tubuhku mati rasa tapi telingaku bisa mendengar suara mesin untuk mengetahui detak jantung. Aroma ini pasti rumah sakit. Aku benci bau ini. Aku paksakan salah satu tubuhku untuk bergerak.

'Susah banget sih geraknya.'

Lalu kudengar suara kak Tasya berteriak memanggil dokter, berarti tubuhku ada yang bergerak. Syukurlah.

'Aww.'

Tiba-tiba seluruh tubuhku sakit. Apapun yang ada di tubuhku tolong singkirkan, ini pedih. Putingku perih. Apa yang terjadi?

Kurasakan mataku dibuka lembut dan cahaya menyinari penglihatanku. Silau tapi aku tidak bisa apa-apa.

"Kondisinya sudah normal." Ucap orang itu.

Kembali mataku ditutup lalu kupaksakan mata kubuka. Silau sekali. Perlahan mataku bisa melihat dengan jelas dan wajah yang pertama kali kulihat kak Tasya. Dia berada di sisi kiriku dengan senyumannya yang cemas.

"Kak Nat."

Dapat kurasakan tubuhku dipeluk kasar. Tubuhku seketika pedih, tolong menyingkirlah. Tapi apa daya, lidahku kelu dan mulutku tak mau di buka.

Pipiku dicium terus. Apa yang terjadi kenapa... wait, apa yang baru saja di kepalaku.

Author POV

Black Coffee (GXG) {FIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang