Pertemuan - Perpisahan

4.4K 295 11
                                    

Suatu saat ada yang lebih baik dariku

Pergilah bersamanya

Aku tidak pantas untukmu



Author POV

Hari ini adalah hari pemakaman Alice Leonhart. Malam setelah Loisa dan Sherly berbincang, Alice menghembuskan napas terakhirnya. Baik Loisa maupun Sherly seperti tidak bernyawa.

Kini mereka di depan makam Alice yang sudah tertutup tanah. Orang tua Loisa memeluk anaknya sementara Sherly memutuskan pergi ke rumah sakit.

"Sayang." Ujar daddynya.

Loisa tidak menyahut, dia hanya menatap kosong kearah makam itu. Loisa berdiri lalu berjalan ke makam Alice.

"Aku pulang ya, sayang." Ucap Loisa. "Aku senang kau sehat kembali. Selamat tinggal."

Loisa berbalik kearah orang tuanya. Mommy-nya menghampirinya lalu memeluk anaknya. Loisa masih bersikap tegar.

BAM!

Loisa berada di dalam mobilnya sementara kedua orang tuanya di mobil pribadi yang di bawa oleh supir mereka.

Loisa memeras kuat setir mobil lalu memukulnya. Dia menggertakkan giginya. Bibirnya bergetar hebat. Terdengarlah suara nyaring di dalam mobil itu. Loisa menangis.

Dia hanya menangis dan sesekali memukul setir mobil itu. Akhirnya dia capek sendiri. Kepalanya dia letakkan ke setir mobil itu sembari terisak.

"Leon." Isaknya.

Dia memeluk dirinya sendiri seakan Leon memeluknya.

***

Loisa POV

Sudah seminggu aku cuti. Kematian Leon benar-benar menguras tenagaku. Aku merindukannya. Tanpa ku sangka, air mata itu menetes lagi untuk yang kesekian.

Hanya Chiko yang menemaniku. Aku tidak berani melihat cafe milik Leon. Aku tidak tahu siapa yang mewarisi tempat itu. Aku tidak mau mengingat rasa ini lagi.

Tok! Tok!

Rasa jengkel memuncak saat ada yang mengetuk apartment ku. Dengan lemas aku berjalan dan membuka pintu.

"Yes?"

Kulihat staff mengulurkan kotak lumayan besar. Aku tidak menerimanya.

"Apa itu?"

"Ini dari kami semua staff untuk miss." Ucapnya.

Aku memutarkan mataku sembari menerimanya.

"Thanks."

Kututup pintu lalu kuletakkan kotak itu di meja makan. Aku segera mandi.

Setelah mandi dan hendak ke kamar, aku melihat kotak itu. Aku tidak menghiraukan, segera aku ke kamar.

Kini aku di meja makan masih memandang kotak itu. Kubuka kotak itu perlahan.

"Hmm?"

Terlihat beberapa buku, topi dan lain-lainnya. Kurasa ini semua staff mengumpulkannya untukku. Apa mungkin--?

"Mereka tahu hubunganku sama Leon?"

Aku terdiam.

Mereka tahu kalau aku berduka karena apa? Apa hubungan kami transparan? Kenapa mereka tidak jijik padaku?

Semua opiniku berputar di kepalaku. Kurasa aku perlu udara segar.

Ku ambil kunci mobil dan berniat jalan-jalan.

***

Author POV

Loisa berjalan di dalam mall sembari bermain hpnya dan tak sengaja menyenggol seseorang.

"Hei, jalan itu pakai mata." Gerutu orang itu.

Terlihat es krimnya jatuh begitu saja mengotori bajunya. Orang itu menggerutu sambil pergi meninggalkan Loisa.

"Astaga.. aku tak sengaja." Desisnya.

Loisa segera menghampiri orang itu dengan berlari. Saat mendekati orang itu dengan lancang Loisa menariknya bermaksud membalikkan badan orang itu.

Terjadi hal tak di duga. Orang itu berbalik dengan wajah yang terkejut lalu jatuh menimpa Loisa. Mereka berdua terjatuh.

"Auww.." keluh keduanya.

Orang itu menahan dirinya biar tidak jatuh menimpa orang di depannya. Sikunya benar-benar mencium lantai mall yang dingin dan kaki yang terkilir.

Loisa membuka matanya dan melihat orang itu membersihkan sikunya yang berdarah. Orang itu hanya diam sembari membersihkan sikunya sendiri.

"Bisa menjauh hah?!" Bentak orang itu.

Loisa terkejut dan hanya diam. Dia melihat orang itu berdiri dengan sedikit pincang. Terlihat wajahnya meringis.

"A..anu.."

Baru saja Loisa hendak membuka suara. Orang itu segera menatapnya tajam. Loisa hanya diam. Dilihatnya orang itu terpincang-pincang berjalan menjauh.

"Kenapa dengan wanita itu astagaaa." Gerutu orang itu sembari meringis merasakan sakit yang sangat pada kaki kanannya.

"Hei." Teriak seseorang yang tak lain Loisa.

Orang itu hanya menoleh lalu dia meneruskan langkahnya. Loisa memegang tangan orang itu yang segera ditepis. Seketika hatinya sakit.

"Kau bisa membunuhku lama-lama." Ucal orang itu.

Loisa menunduk. "Maaf."

Orang itu mendelik, "Wanita bule ini ngapain sih dari tadi. Duh, mana pakai motor lagi. Ojek aja kali ya."

"Aku bisa antar kamu pulang." Ucap Loisa seakan membaca pikiran orang itu.

Orang itu menatap ngeri. "Aku bisa pulang sendiri."

"Kamu naik apa?"

"Bukan urusanmu."

Loisa kembali memegang tangan orang itu. "Aku minta maaf sudah bikin kamu begini. Aku akan membayarnya kalau kau mengizinkanku mengantarmu pulang."

Orang itu hanya menghela napas. "Terserah. Aku malas berurusan samamu. Pertama dan terakhir."

Loisa tersenyum lalu dia mengulurkan tangannya.

"Aku Loisa Fyffe."

Orang itu hanya melihat uluran tangan Loisa.

"Nat Christine."

***

Black Coffee (GXG) {FIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang