Fate (?)

2.2K 155 3
                                    

Seorang wanita karir berdarah Irlandia menyapa gadis yang terduduk sambil menatap wanita itu bingung.

"Udah malam kak, kok ga pulang ke rumah kakak?"

Loisa tersenyum kecut mengingat perkataan Nat yang pernah mengatakan kalau rasa cinta ke dirinya sudah tidak ada.

"Sayang." Ucap Loisa lembut saat di dekat Nat.

Nat hanya melihatnya tanpa ekspresi. Loisa juga pernah diberitahu Rista dan Yehez kalau kakak mereka, Nat anak yang introvert. Dia hampir nyaman dengan ekstrovertnya tapi dengan mudahnya kembali ke sifatnya yang dulu. Justru kali ini Nat sangat tertutup.

"Kak, jangan iba dengan keadaanku yang sekarang. Aku merasa cukup melihat keluargaku melihatku seperti ini."

Loisa memaksakan dirinya tersenyum. Dia mengelus kepala anak itu tapi Nat menatapnya dengan tatapan yang membuat Loisa tak mengerti.

"Hal yang ingin kulupakan, akan terlupa dengan mudah." Nat menunduk. "Tapi masalah ini berbeda, ingatan itu terekam selama aku tidur dan perasaanku ke kakak.. hilang."

Nat mengacak rambutnya gelisah lalu tersenyum kacau.

"Aku rusak.. aku bukan manusia utuh lagi."

Nat meremas rambutnya dan menariknya. Pandangannya masih ke kasur dengan pupilnya ke sana kemari.

"Dadaku di rusak. Keperawananku.. hilang."

Kepalanya ia jatuhkan ke kasur sehingga seperti meringkuk. Loisa terkejut mendengar itu. Tanpa sadar, dia mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih.

Sementara Nat, mengeraskan rahangnya sampai akhirnya dia menegakkan kepalanya dan melihat Loisa.

"Sudah sepatutnya aku meninggalkan dunia ini kan?"

Nat tersenyum gila, lebih mirip menyeringai seram. Spontan Loisa menamparnya kuat sampai pipi bagian dalam Nat tergigit dan mengeluarkan darah.

Nat tampak terkejut, begitu juga Loisa yang otomatis menutup mulutnya dan menatap Nat tak percaya. Nat melirik kearah Loisa dengan posisi masih sama, terkena tamparan tadi. Dia menyeringai.

"Nat. A..aku.."

Nat membersihkan darahnya dengan punggung tangannya. Dia menyeringai kearah Loisa.

"Kau tidak ada bedanya dengan mereka. Sudahlah, aku sudah lelah. Silakan pulang saja, kak."

Loisa menatapnya tak percaya. Saat hendak Loisa meminta maaf, Nat mengangkat tangannya.

"Pulanglah kak, kau juga tampak lelah."

Loisa dengar berat hati me-iyakan perkataan Nat, dia memilih senyum lalu berjalan keluar ruang rawat Nat. Di luar sana, dia menangis di dalam mobil. Sementara Nat, dia meraba bekas tamparan Loisa. Dia senyum-senyum sendiri.

"Yang benar saja."

Nat membaringkan dirinya dan menatap langit-langit.

"Tamparan itu membuat rasa itu muncul lagi, hei kenapa aku dimainkan dengan nama cinta."

***

6 bulan kemudian..

"Cafe Latte 1.. Mille Crepes Chocolate 2.. meja nomor 10."

Cafe baru itu ramai sejak pagi hingga sore. Seorang gadis yang belakangan ini sering berpenampilan laki-laki membawa pesanan itu ke meja no. 10.

Nat Christina, setidaknya itu nama name tag nya.

Tamu yang menduduki meja no 10 itu menatap serius ke laptopnya dan teman di depannya tampak memainkan game di hpnya.

"Permisi nona, Cafe Latte 1 dan Mille Crepes Chocolate 2."

Black Coffee (GXG) {FIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang