Author POV
Kini Alice, Bintang dan Loisa menunggu dokter yang bertugas keluar dari ruang rawat itu.
Bintang melihat wanita asing di dekat Alice. Menurutnya wanita itu terlalu mencolok di rumah sakit ini. Terlebih lagi, jarak antara Loisa dan Alice terkesan jauh.
"Bos, itu siapamu?" Bintang memecahkan keheningan. "Cakep bos."
Alice menoleh lalu melihat kembali pintu ruang rawat itu.
"Dia bukan siapa-siapaku." Sahutnya. "Aku tak tahu kenapa dia disini."
Loisa yang mendengar hal itu langsung menjitak kepala Alice. Alice kesal sementara Loisa memeletkan lidah.
"Aku calonnya dia." Ucap Loisa.
Alice POV
Terkejut aku mendengar perkataan dia si cewek yang harusnya tidak ada disini. Aku menoleh dengan kesal kearahnya.
"Apa mak⚊"
Tiba-tiba sesuatu menyentuh bibirku dengan basah yang sedikit bergerak (?) Lalu benda itu pergi. Segera kutatap siapa pelakunya.
"Kau." Kesalku tertahan karena ini masih di rumah sakit.
Ku dengar suara cekikikan dari sisi kiriku. Bintang terlihat menahan ketawanya sambil melihatku.
Oh tidak. Aku langsung menutup wajahku. Pasti wajahku memerah. Ah sial. Degupan jantungku semakin menjadi-jadi sesaat mengingat kejadian tadi.
Kurasakan tepukan lembut di kepalaku lalu diusap-usap. Telingaku ditiup sehingga membuatku merinding.
"Wahahaha.. Bung, lihat dia." Suara Loisa membuatku malu. Astaga, ini rumah sakit bodoh.
"Dia merinding." Lanjutnya lagi.
Kulihat mereka ketawa geli. Astaga, aku dijadikan bahan bully-an.
Lalu semua terdiam saat melihat dokter keluar dari ruang rawat Anatasya. Bintang segera berdiri yang diikuti olehku.
"Bagaimana dok?" Bintang tak sabaran.
"Anda keluarganya?"
Aku dan Bintang menggeleng. "Kami temennya dok."
Dokter itu melihat kami. "Saudari Anatasya tidak apa-apa. Masa kritisnya sudah lewat. Luka-lukanya juga tidak banyak. Saat ini dia dibawah pengaruh obat karena melihat raut wajahnya tampak kesakitan."
Kami bernapas lega. "Kami bisa masuk dok?"
Bintang penuh harap menginginkan dokter itu mengijinkannya. Dokter itu mengangguk dan Bintang langsung masuk.
Lalu dia menatapku, dia mengeluarkan sesuatu dari kantong dokternya. Sebuah kertas yang sudah kucel.
"Apa ini?" Tanyaku sembari menerima kertas itu.
"Sedari tadi itu dipegang pasien." Ucap dokter itu. "Mungkin sedikit jelek karena terkena darahnya sendiri. Saya permisi."
Dokter itu pergi lalu aku melihat kertas yang ada padaku. "Mungkin Bintang saja yang lihat."
Loisa POV
Kulihat Alice memasuki ruang rawat temannya dan meninggalkanku. Aku membalikkan badan dan hendak duduk, tapi..
"Lois, masuk."
Kudengar suaranya memanggilku dan kulihat sedikit seulas senyuman. Hatiku sedikit menghangat saat melihat itu. Seharusnya aku sudah memotretnya. Tapi tidak apa, aku akan menyimpannya di kepalaku.
![](https://img.wattpad.com/cover/191125307-288-k763176.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Coffee (GXG) {FIN}
RomantikBook #1 Sebuah kisah cinta antara seorang pelanggan dan barista di sebuah cafe. Ikuti kisah mereka dengan secangkir kopi panas dan cemilanmu. Ini bergenre gxg.. yang homophobic silakan bergeser