Setelah kaki Nat sembuh, dia bisa bekerja dengan baik. Sewaktu Nat membuat kopi buat pelanggan, dia tidak sengaja menjatuhkan espresso cupnya sewaktu ingin mengambilnya dari espresso mechaine. Espresso panas itu jatuh ke tangan Nat dengan sempurna.
"Sshh, damn lah." Gerutu Nat.
Temannya memberikan lap bersih kepadanya lalu dia membuatkan espresso barunya. Setelah selesai dia meletakkannya ke nampan yang juga di isi sandwich.
"Ini atas nama siapa?" Tanya Nat.
Temannya yang bertugas sebagai kasir langsung memberikan kertas orderan ke nampan itu. Nat mengikuti tangan temannya.
"Itu." Ucap temannya santai.
Nat membacanya dan hendak meneriakkan nama pelanggan. Tapi dia tersedak lalu terbatuk.
"Loi..sa?" Lirihnya lalu dia mencari wajah Loisa.
Dilihatnya Loisa membaca sebuah buku. Nat membersihkan tenggorokannya dan..
"Atas nama kak Loisa!" Teriaknya seperti biasa kalau memanggil pelanggan lainnya.
"Atas nama kak Loisa." Teriaknya sekali lagi.
Terlihat Loisa langsung menoleh kearahnya dan segera berdiri hendak mengambil pesanannya sendiri. Kini Loisa berdiri di depan Nat dan hendak mengambil nampannya.
"Hai Lois." Senyum Nat lembut tapi diabaikan Loisa.
Loisa langsung pergi dari hadapan Nat dan duduk di tempatnya melanjutkan baca bukunya.
Loisa menyesap espressonya lalu terdiam. "Rasanya seperti buatan Leon."
Lalu ada yang menepuk pundaknya pelan. Loisa menoleh menemukan pegawai cafe memberikan secarik kertas dan langsung di terima Loisa.
'Aku akan membuatnya tidak seperti buatan bang Al. Kalau kamu mau aku bisa membuatkan yang baru.'
Loisa menoleh melihat Nat sibuk dengan tugasnya. Loisa menyesap kembali espressonya dan tersenyum. Pegawai itu masih di sebelahnya menunggu jawaban Loisa.
"Bagaimana kak?" Tegur pegawai itu dan hampir membuat Loisa tersedak.
Loisa langsung menatapnya tajam. "Tidak perlu. Bilang ke Nat."
Pegawai itu mengangguk lalu kembali ke posisinya dan membisikkan jawaban Loisa ke Nat. Nat terlihat mengangguk.
Nat kembali mengerjakan tugasnya hingga malam. Waktu makan malamnya telat karena hari ini banyak pelanggan, belum lagi ada menu baru di cafe itu.
Akhirnya jam kerja berakhir. Nat terduduk di sofa dimana para pelanggan beristirahat. Nat menyesap espressonya sambil memejamkan matanya. Dia teringat permintaan Al.
Flashback
'Nat, aku punya pacar. Ini orangnya.' Ucap Al sembari memperlihatkan hpnya ke Nat.
'Cewe bang?' Sahut Nat polos.
'Udah kubilang jangan panggil abang.' Kesal Al. 'Iya dia cewe.. pacarku.. cinta pertamaku.'
'Trus kenapa bang?'
'Ku titip dia ke kamu ya. Setidaknya jagain hatinya supaya tidak terlalu terpuruk dengan tidak adanya aku lagi.'
Nat sontak memukul Al dipundaknya sekuat tenaga. Al mengeluh sambil mengelus pundaknya lalu dia melihat pundaknya.
'Merah Natt.' Keluh Al.
'Biarin. Lagian abang mau kemana sih?'
'Abang mau nyelamatin Loisa dari tangan bajingan itu. Dia merebut pacarku dengan ancaman. Laki-laki brengsek!'
Nat dapat melihat abangnya emosi. Matanya berkilat-kilat hendak membunuh orang.
'Kamu ingat Glans yang pernah abang ceritain kan?'
Nat mengangguk. 'Ingat kok. Kenapa bang?'
Al tampak menghela napas. 'Glans itu aku.'
Nat hanya diam. Dia dapat melihat Glans dalam tatapan mata Al walaupun samar-samar. Makhluk tanpa hati membunuh orang yang ditargetkan.
'Jadi abang mau membunuhnya?'
Al menatap manik mata Nat sementara jantung Nat berdegul kencang melihat Glans muncul di manik mata Al. Dia bisa merasakan kekuatan Glans.
'Tak perlu dijawab. Glans yang menjawabnya nanti.' Sahut Al.
Nat hanya bisa menelan ludahnya susah payah. Al tersenyum sembari mengelus rambut Nat lembut.
'Tolong jaga dia ya. Aku percaya kamu bisa melindunginya.'
***
Nat membuka matanya setelah mengingat kejadian sebelum Al menghajar orang itu yang tak lain Edgard Trevor.
"Aku akan menjaganya, bang."
Lalu dia memegang bajunya di dada lalu meremas bajunya.
"Jantung ini sudah memilih siapa yang harus kulindungi selama hidupku." Mata Nat tampak berkilat di dalam gelapnya cafe.
"Aku mencintainya."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Coffee (GXG) {FIN}
RomansaBook #1 Sebuah kisah cinta antara seorang pelanggan dan barista di sebuah cafe. Ikuti kisah mereka dengan secangkir kopi panas dan cemilanmu. Ini bergenre gxg.. yang homophobic silakan bergeser