Pagi hari yang cerah buat Nat dan Loisa. Loisa tampak senang mengingat dirinya tinggal seatap dengan Nat, orang yang dicintainya. Tapi berbeda dengan Nat, walaupun hatinya merindukan gadis yang lebih tua itu, dia memilih biasa saja. Dia sudah sakit hati dengan namanya cinta.
Sekarang mereka berada di resto hotel. Nat baru tahu ternyata orang yang dijodohkannya itu GM hotel. Loisa memilih duduk di meja yang langsung dilayani staff sementara Nat memilih berkeliling buffet. Semua makanan yang tersedia membuatnya lapar.
"Pagi mbak." Sapa chef di depannya
Nat tersenyum, "Pagi juga."
Nat pergi ke Noodle Live Station, setidaknya itu tulisannya. Seorang chef lainnya menyapa kemudian menanyakan apa pesanannya.
"Ini apa?" Tanya Nat.
"Ini soup, miss dan kalau miss mau pesan seperti soto. Yellow stocknya ada di station bubur." Jawab chef berbadan gemuk.
"Oh baiklah." Nat mengangguk. "Soup saja 2."
Chef itu melakukan tugasnya kemudian menyuruh chef lainnya memegang kendali. Tampangnya sangat muda, mungkin trainee. Trainee itu disuruh membuat omelet. Wajahnya kelihatan kebingungan sampai chefnya menegurnya.
"Miss, tadinya saya pikir miss laki-laki. Tapi karena trainee kami penampilannya kayak miss, jadinya saya panggil miss." Chef itu tersenyum.
Nat hanya tersenyum lalu memperhatikan trainee itu kesulitan hingga akhirnya gosong. Chefnya langsung memukul pundak anak itu.
"Sini biar aku saja."
Chef itu hendak membuang omelet itu tapi Nat melarangnya. Untung saja resto pagi ini sepi, jadi trainee itu tidak terlalu dipermalukan.
"Itu buat saya saja. Omelet baru tolong dibuat sama trainee lagi."
Chef itu meminta maaf buat kesalahan trainee hingga itu membuat Loisa sang GM hotel tampak bingung yang akhirnya memutuskan berdiri di sebelah Nat.
Chef itu terkejut dan menyuruh trainee itu tukar posisi. Nat menghela napas.
"Tak apa. Biar trainee itu yang buatkan untuknya."
Chef itu terdiam dan menatap tajam trainee-nya. Nat tersenyum seakan menyalurkan semangat buat trainee itu. Nat memperhatikan trainee itu membuat omelet lalu menyuruhkan segera membaliknya.
"Nah pinter." Ucap Nat yang langsung membuat trainee itu menghela napas lega.
Nat menoleh melihat Loisa yang fokus melihat trainee itu.
"Omelet itu buatmu." Ucap Nat.
Trainee dan para chef yang bertugas terkejut sementara Loisa tersenyum melihat omelet buatan trainee itu perfect. Trainee itu memberikan omelet itu dan tak lupa mengucapkan 'Thank you miss.'
"Miss." Panggil chef berbadan gemuk itu memanggilnya.
Hal itu membuat Loisa dan Nat menoleh. Dilihatnya chef tersebut meminta maaf. Nat tersenyum saja lalu duduk di meja mereka.
"Omeletmu gosong?" Tanya Loisa bingung.
Nat mengangguk sembari membuang kulit gosong di omelet itu dan membalurinya dengan saus. Nat mencicipi lalu mengangguk.
"Pahit." Dia tersenyum.
Loisa menatapnya bingung. "Kenapa yang ini buatku?"
Nat melihat wanita di depannya. "Trainee itu terlihat kebingungan saat membuat omelet yang ini."
Nat meminum espressonya yang sama-sama pahit dengan omeletnya.
"Chef yang tadi terlihat tidak sabaran melihat traineenya itu hingga membuat anak itu bingung. Jadilah aku memutuskan menjadi chef sementara buat anak tadi." Nat tersenyum sambil memakan omelet gosongnya itu sampai habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Coffee (GXG) {FIN}
RomansaBook #1 Sebuah kisah cinta antara seorang pelanggan dan barista di sebuah cafe. Ikuti kisah mereka dengan secangkir kopi panas dan cemilanmu. Ini bergenre gxg.. yang homophobic silakan bergeser