Part 18+
___________________________________________Alice POV
Hari ini benar-benar berharga buatku. Aku menembaknya dan akan melamarnya di depan om Stephen. Biar ku kasitahu, om Stephen itu memintaku menjaga anaknya. Dia mulai menaruh kepercayaan padaku setelah papa pergi untuk selamanya.
Sewaktu aku minta ijin dengan menelepon, om Stephen me-iyakan lamaranku. Jadi semuanya ada pada Loisa.
"Sayang, ini kasurnya udah beres." Suara Lois dari kamarnya.
Yap, kami berada di apartementnya. Hotel yang dulu tempat ku magang.
"Jangan main sama Chiko." Omelnya. "Mandi sana."
Kucium Chiko sebelum ke kamar mandi.
15 menit.
Aku keluar dari kamar mandi dengan penerangan yang redup. Astaga, aku ditinggal tidur. Segera kuintip keadaan di kamar.
Gelap gulita. Dih.
"Kak?" Panggilku.
Ga ada jawaban. Tapi mendadak tanganku dipegang. Aku terkejut.
"Come here baby." Pinta seseorang dari dalam kegelapan itu.
Aku menurutinya dan memasuki ruangan itu yang kalau tidak lupa itu kamar Loisa.
Aku dilempar ke tempat empuk. Arrgg! Paling benci kalau ga ada cahaya yang memadai.
Kurasakan deru napas mendekatiku. Napasku tercekat.
"Relaks sayang. Kau tidak akan aku sakiti."
Aku tahu suara itu, hanya saja ini gelap.
"Hhnnngggg." Lirihku saat merasakan telingaku di jilat.
"Hhhnnngggg.." aku hanya bisa menggigit bibir bawahku. Jujur saja ini membuatku merinding.
Aku meremas seprai ini. Tidak mau memegang makhluk yang tidak kulihat.
"Ahhhhhhh.. hmmmmhhhh.. " bibirku dicium.
Bibir bawahku digigit sehingga membuatku terkejut.
"Nnnggggg.. ahhhhhhhhh" benda kenyal itu memasuki mulutku.
Lidahku di emut. Aku benar-benar tak berdaya.
"Ssshhhhhh ahhhhhhhhh Kakkkhhhhh..."
Kurasakan ciuman itu makin membuatku aneh. Badanku sedikit merinding, tapi ini berbeda.
"Ssttt.. terima saja sayangghh" ucapnya.
Tanganku ingin menyentuh makhluk itu, tapi tanganku ditahan.
"Mmmmhhhhhh.." ciumannya semakin panas dan oksigen semakin sedikit.
Untung saja ciuman itu berakhir sehingga aku bisa bernapas.
Jantungku berdebar dengan cepat.
"Mmhhhhhhhhh ahhhhhhh"
Kurasakan leherku ditiup lalu dicium. Basah. Kemudian diemut di tulang belikatku. Ini membuatku benar-benar horny.
"Ahhhhhhhh mmmmmhhhhh"
Kuyakinkan kalau leherku berbecak merah.
Sebuah tangan meraba dadaku. Bajuku dibuka perlahan.
"Kakkkkhhhhh"
Aku tahu itu dia.
"Mendesahlah sayang. Aku disini."
"Akkkhhhhhh ssshhhhhhhh"
Kurasakan putingku diemut. Damn. Ini sangat merangsangku.
"Nnnnhhhhhhh kakkkkhhhhh cuuukhhuuuupphhhh shhhhhh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Coffee (GXG) {FIN}
RomanceBook #1 Sebuah kisah cinta antara seorang pelanggan dan barista di sebuah cafe. Ikuti kisah mereka dengan secangkir kopi panas dan cemilanmu. Ini bergenre gxg.. yang homophobic silakan bergeser