Loisa POV
Aku terbangun dengan keadaan buruk. Apartementku berantakan layaknya kapal pecah. Anjingku takut mendekatiku dan menggeram jika kudekati.
Ini semua gara-gara lelaki bajingan itu yang sudah menghamili anak orang dan menikahinya.
Aku tahu kalau dia banyak bullshit tentang pembicaraan kemarin malam. Aku tahu kalau dia selama ini selingkuh.
"Arrrrghh!!!"
Aku berteriak sembari mencampakkan semua barang yang ada didekatku.
'Kaing!'
Kudengar suara Chico kesakitan. Oh tidak. Aku menginjak kakinya.
Kali ini Chico pasti membenciku.
Malangnya diriku.
Chico menjaga jarak dariku sejak semalam. Aku harus sarapan. Aku harus mengembalikan moodku.
***
Sekarang aku berdiri di buffet Bite sembari mengambil sarapan yang sudah disediakan para staff kitchen buat tamu.
"Good morning, Miss." Sapaan pagi dari mereka yang hanya kusenyum kecil saja.
"Yoo, Al. Kau masih nginap?"
Kulihat beberapa staff tampak bersemangat saat anak itu memasuki resto hotel ini.
Apa mereka saling kenal? Aku akan cari tahu.
Alice POV
"Iya, aku ditraktir Ivan semalam."
Sekarang aku sedang menunggu omeletku masak. Kak Ira yang berjaga dan ada bang Jefri di belakangnya. Mereka dulu pernah putus. Tak kusangka ternyata mereka menikah juga.
"Ditraktir?" Tanya bang Jef.
Itu panggilan singkatku ke bang Jefri.
"Iya. Kemarin aku baru dari hotel juga dan mau pulang." Jawabku enteng. "Aku disuruh nginap karena hujan dan lupa bawa mobil."
Kak Ira menyodorkan omeletku lalu aku beralih ke buffet yang lain sembari mengobrol dengan para staff alias seniorku selama magang.
"Kalian saling kenal?" Terdengar suara wanita berbahasa inggris.
Ku angkat wajahku dan melihat Loisa, emm, sedikit berantakan.
"Good morning, Miss." Ujar bang Jef ramah dan hanya disahut dengan 'morning' datar.
"Iya Miss, kami sudah lama kenal." Ucap bang Jef. "Dia dulu anak magang. Berapa tahun lalu, Al?"
"5 tahun lalu."
Kulihat Loisa hanya mengangguk lalu pergi begitu saja. Aku tak ambil pusing. Aku bergurau sembari mengambil beberapa makanan dari buffet itu.
"Itu kau kenal GM?"
Aku menggeleng. "Dia pelanggan baru di cafe ku."
Mereka mengangguk mengerti lalu aku pamit undur diri untuk sarapan.
Jarak mejaku dan meja Loisa lumayan jauh sehingga aku dapat melihat raut wajah yang berantakan itu.
Mungkin pusing karena kerja. Aku tak menghiraukan dan hanya memakan sarapanku.
Sial. Aku lupa minumanku.
Kulihat ada espresso mechanies di ujung⚊tepat di belakang Loisa.
Aku berdiri dan hendak ke tempat itu. Tapi sebuah tangan mencegatku... lagi.
"Ambilkan aku juga ya." Ucapnya menggunakan bahasa.
Aku diam dan berjalan kearah mesin itu. 2 kopi panas. 1 nya ku taruh di meja Loisa lalu aku berjalan ke arah mejaku.
Aku memandang semua keadaan resto itu selama 1 jam lalu berdiri. Sebentar lagi aku kerja.
"Al."
Aku menoleh siapa yang barusan memanggilku. Kulihat Loisa berdiri di depanku.
"What the hell, dia pakai parfum apaan sih?"
"Ikut aku." Perintahnya.
"Wtf! Dia memberiku perintah? Siapa sih makhluk ini?"
"Maaf, apa ada yang bisa kubantu?" Aku bertanya dengan sopan karena tidak mau sembarangan di tarik oleh orang yang tidak ku kenal.
"Aku akan mengantarmu ke cafe."
Aku menatapnya bingung. Sebelum sempat kubalas dia langsung meneruskan kata-katanya.
"Aku tidak mau ditolak." Katanya. "Untuk kali ini."
Aku hanya menghela napas. Siapa orang ini?
Aku mengangguk tanda menyetujui omongannya barusan dan terlihat kalau ia tersenyum.
"Loisa." Dia mengulurkan tangannya. "Loisa Fyffe, GM hotel ini."
"Alice Leonhart, pemilik cafe Flow." Aku membalas uluran tangannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Coffee (GXG) {FIN}
RomansaBook #1 Sebuah kisah cinta antara seorang pelanggan dan barista di sebuah cafe. Ikuti kisah mereka dengan secangkir kopi panas dan cemilanmu. Ini bergenre gxg.. yang homophobic silakan bergeser