satu

3.4K 570 56
                                    

Dengus keras beriring helaan napas lelah mengisi keheningan rumah mewah di salah satu kawasan elit kota. Sihoon melempar sepatu dengan label berwarna merah bertuliskan 'sitaan bank'. Matanya sudah kepalang perih melihat seluruh rumah yang ditempeli stiker merah tersebut, berterima kasihlah kepada ayahnya yang sudah membuat rumahnya dijadikan jaminan atas segala hutang-hutangnya.

Kepalanya terkulai lemas menatap langit-langit rumah yang bisa dibilang sebentar lagi bukan lagi miliknya. "Pintar sekali orang tua itu. Meninggalkan putra satu-satunya dengan setumpuk barang sitaan bank. Tsk lucu sekali." Lagi pula, jika Sihoon ingin mempertahankan rumah beserta isinya dari mana ia harus mendapat uang dalan jumlah yang tak sedikit diwaktu yang amat sempit? Tak ada yang memilikinya! Sekalipun ada mungkin salah satu organ miliknya lah yang lenyap, memikirkannya membuat Sihoon merinding. Ia masih ingin hidup sehat.

Sihoon sudah terbiasa hidup mewah sedari didalam kandungan ibunya yang saat ini memilih kawin lari dengan duda dan meninggalkan ia seorang diri. Hidup penuh berkecukupan atau bahkan lebih hingga hampir dua puluh sembilan tahun membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang manja. Sihoon akui hal tersebut. Segala keperluannya mudah untuk dipenuhi hanya dengan menekan tombol di ponselnya, dulu-- sekarang? Tentu tidak. Kata orang hidup itu seperti roda yang berputar, dan sekali lagi kini Sihoon mempercayainya.

Saat ini yang pemuda itu pikiran hanya bagaimana ia melewati kehidupan kedepan. Sihoon ingin mempertahankan hidupnya yang sedari kecil ia kecap manis, setidaknya ia harus memiliki uang. Namun si manja Kim tentu tak ingin bersusah payah membuang tenaganya demi uang yang pasti tak bisa memenuhi kebutuhan. Apa ia harus menjadi sugar baby ? Oh tidak, itu ide buruk. Lalu apa? Trainee idol di perusahaan? Ia sadar diri jika umurnya tak pantas memulai debut. Lalu apa?

Kang Minhee.

Hyung, kau dimana? Ayo bertemu!
Aku berada di cafe dekat stasiun.

Sihoon rasa ia butuh sedikit hiburan atau mungkin— Minhee memiliki saran untuknya.











Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



























Netra sipitnya menyisir penjuru kafe dengan aroma biji kopi gurih yang menarik naluri Sihoon untuk mencicipi barang secangkir. Pemuda lain melambai gembira. "Sihoon-hyung disini." Ah itu dia bocah Kang dan— tunggu siapa pria tampan yang berada disisi Minhee?

"Maaf jika aku lama."

Minhee manggut-manggut ceria, meminta Sihoon untuk duduk dan mulai mengenalkannya dengan lelaki berbulu mata cantik dimata kiri.

"Yunseong-hyung, ini sahabatku Kim Sihoon. Dan Sihoon-hyung, ini kekasihku Hwang Yunseong."

Demi Tuhan, Sihoon hampir saja memekik tak percaya. Bocah yang dibawahnya empat tahun itu telah memiliki kekasih yang— err tampan? Sangat tampan malah! Meski auranya sedikit kaku dan dingin.

"Jadi hyung, sudah menemukan pekerjaan? Aku memiliki seorang teman, ia sedang mencari pegawai untuk kedainya. Jika hyung mau, akan ku bantu."

Sihoon menghela napas lelah. "Minhee-ya, kau sendiri tahu bukan jika aku tidak memiliki pengalaman semacam itu. Lagi pula ku yakin gaji nya tak besar dan pasti sangat melelahkan."

Augh— si manja Kim Sihoon. Di kira hanya berdiam diri akan menghasilkan uang apa?! Umpat Minhee dalam hati.

"Kau menginginkan pekerjaan Sihoon-ssi? Aku bisa menawarkannya."

Minhee membola terkejut. "Yunseong-hyung.."

Namun Yunseong abai, memilih memperhatikan respon Sihoon. "Tak sulit. Kehidupanmu akan tetap terjamin begitu kontrak dengan nya selesai. Kau juga akan mendapatkan tempat tinggal yang setara dengan kawasan elit. Dan-- dia tentu menawarkan upah yang tak sedikit."

Sihoon berbinar. Hei siapa yang tak tergiur mendengarnya? Ia realistis ingat? Hidup memang perlu uang bung.

"Aku terima!"

Minhee ingin menjerit. Sihoon ini bodoh atau bagaimana sih?! Apa pemuda itu tak memiliki rasa curiga?

"Pikirkan lah lagi. Risikonya cukup besar. Jika kau sudah yakin, kau bisa menghubungiku disini." Si tampan mengeluarkan kartu dari saku jasnya. Astaga, Sihoon tak habis pikir dengan siapa Minhee berkencan. Sudah tampan, kaya raya pula.

"Aku akan menghubungimu secepatnya Yunseong-ssi."


Yunseong tersenyum simpul. "Senang berbisnis denganmu."





















"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Smiling Flower ; Lee Hangyul + Kim Sihoon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang