tujuh belas

1.4K 307 80
                                    

hati-hati dengan percepatan alur yg tiba-tiba[]

hati-hati dengan percepatan alur yg tiba-tiba[]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Waktu bergulir terlalu cepat pikir Sihoon. Rasanya, baru kemarin ia merasakan mual pagi secara terus menerus selama dua bulan namun sekarang jahitan pasca operasinya pun nyaris tak berbekas.

Hari itu Minhee bercerita ditengah keadaannya yang mabuk saat perayaan usia legalnya beberapa bulan belakangan. Jika ia dan Yunseong telah lama berpisah, tepat dihari yang sama Sihoon kehilangan bayinya. Tanpa sadar bocah tinggi itu juga menceritakan perannya yang secara tak langsung membawa Sihoon menuju kemalangannya bermula.

Tentang kerja sama mendiang ayah dan pria itu, tentang kecurangan mendiang ayahnya, tentang Minhee yang diam-diam dimanfaatkan oleh Yunseong. Dan tentang obsesi Hangyul akan dirinya. Semuanya Sihoon telan bulat-bulat pada saat yang sama.

Agaknya, Sihoon jadi mengerti mengapa Minhee terus-terusan menghindari pembicaraan jika telah menyangkut Yunseong. Pemuda tinggi itu mungkin saja merasa tak enak hati padanya, meski Sihoon mengerti Minhee pun tak tahu apapun.

Sudah hampir empat tahun ia putuskan untuk tinggal seorang diri alih-alih terus menumpang diapartemen mewah Minhee. Sihoon pikir menumpang disana selama kurang lebih dua tahun sudah terlalu lama. Ia mulai sadar untuk bangkit lebih cepat, menata ulang hidupnya yang berantakan meski sisa-sisa ingatan mengenai beruang kecilnya sulit untuk ia lupakan dengan mudah.

Sebelumnya, Seungyoun dan Sejin bahkan memintanya untuk tinggal bersama mereka. Sihoon tentu menolak dengan keras. Ayolah, hidup menumpang dengan pasangan menikah bukan ide yang bagus. Sihoon masih terlalu waras ;meski saat itu kejiwaannya sempat terguncang; untuk tidak menjadi saksi hidup adegan percintaan antara dokter dengan suami mungilnya.

Tinggal di unit kecil hasil keringatnya sendiri nyatanya membuat Sihoon sedikit banyak bangga. Meski hanya satu kamar, dengan ruang makannya dan dapur yang menjadi satu Sihoon mendapat kenyamanan disini. Lagi pula, biaya hidup di kota benar-benar mahal. Untuk menyewa flat lebih besar pun, Sihoon masih berpikir puluhan kali sebab gaji sebagai pramusaji tidaklah seberapa meski cukup untuk membiayai hidupnya sekarang.

Shiftnya berakhir lebih cepat hari ini. Wooseok bilang ia membutuhkan sedikit udara segar dan menyarankan untuk berjalan-jalan sebentar. Sihoon rasa bukan ide buruk, jadilah sekarang ia berjalan tanpa tujuan sesekali mampir ke kedai camilan untuk sekedar menyicip satu porsi tteokbokki dan sundae.

Omong-omong, lingkungan pekerjaannya sangatlah menyenangkan. Dikelilingi orang-orang baik yang mau menyambutnya dengan tangan terbuka. Itu baru Wooseok, belum bosnya juga beberapa pelanggan yang memperlakukannya sangat baik. Sihoon beryukur dapat berada dikondisi ia saat ini.

"Hei, kau sendirian gadis manis?" Sapanya tanpa sadar.

Rambut ikal berwarna coklat gelap bergoyang perlahan seiring angukan yang ia berikan kepada orang asing tersebut.

Smiling Flower ; Lee Hangyul + Kim Sihoon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang