tiga belas

1.4K 323 23
                                    

Pening dikepalanya kian menjadi bak dihantam dengan benda tumpul. Seungyoun mendesah, perlahan mulai menjernihkan pikiran sembari melakukan pernapasan sebaik mungkin. Mengapa ia jadi lemah seperti ini saat berhadapan dengan Sejin?

Gerakannya pada botol wine mendadak berhenti dengan sosok tinggi yang menahan gerakan tangannya.

"Minum tidak akan menyelesaikan masalahmu bung."

Seungyoun terkekeh. Memang benar, hanya saja ia sedang butuh sesuatu yang dapat mengalihkan perhatiannya. Ralat, maksudnya mengalihkan pikiran yang selalu tertuju pada Sejin.

"Duduk saja dan bergabung denganku, Choi. Jangan membuatku semakin sakit kepala karena suara cerewetmu."

Byungchan tertawa. Kadang kesal juga dengan kenyataan bahwa suaranya cukup nyaring untuk ukuran pria. "Lama sekai rasanya tidak melihatmu sekacau ini." Memang benar, jika selama menjadi dokter Seungyoun sangat jarang berkutat dengan minuman alkohol jenis apapun. Jadwal dirumah sakit cukup padat, tak ada waktu baginya untuk bersantai dengan minuman-minuman itu.


"Hari ini jadwalmu ke Gyeongju kan? Siapa itu-- klien tetapmu-- aku lupa namanya."



"Sebut ia pasien Choi. Aku bukan pebisnis yang bersanding dengan klien. Yah-- masih berurusan dengan konglomerat Lee."


Byungchan menjentikan jari. "Benar! Lee Hangyul! Omong-omong kenapa kau justru berada disini hyung?"


"Butuh ketenangan." Sahut Seungyoun asal.


Byungchan melotot. "Gila, mana ada kata tenang dibar begini?"


Seungyoun terkekeh serak. "Aku bertemu Sejin. Ia nampak sangat baik." Dan sialnya masih kurindu hingga sekarang.

"K-kau apa???! Bagaimana bisa?"


"Ketidak sengajaan, entalah atau mungkin kebetulan? Ia menabrakku dikoridor rumah sakit, dan begitulah kami bertemu. Sial rasanya, mengapa jadi begitu dramatis." Diteguknya cairan anggur berwarna merah sembari tersenyum teringat bayang mungilnya.



"Tunggu-- jika itu kebetulan lantas apa yang ia lakukan dirumah sakit? Terlebih tempatmu bekerja? Bukankah sedikit aneh?"



Ah-- Seungyoun hampir tak memikirkannya.








































▪️ smiling flower ▪️





































"Bagaimana keadaanmu?"

"Baik. Selalu baik."

Hangyul mengangguk mengerti. Apa perasaannya saja, atau Kim Sihoon berubah lebih pendiam dari sebelumnya?


"Kandunganku baik. Jika kau ingin tahu." Tambah si surai navy tanpa mau menatap wajah pria yang ada dihadapannya.


"Angkat wajahmu dan tatap aku ketika berbicara Kim Sihoon. Ada apa denganmu sebenarnya? Bersikap seolah dirimu koban disini?"


Sihoon mengigit bibir dalamnya. Bukan-- ia bukan bermaksud seperti itu. Moodnya hanya tiba-tiba berubah buruk dengan cepat ditambah aroma Hangyul yang sedikit banyak membuatnya mual.


Smiling Flower ; Lee Hangyul + Kim Sihoon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang