lima

2.7K 529 100
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Memasuki musim panas udara pegunungan tidaklah mengalami perubahan besar. Bunga matahari dan beberpa jenis bunga lain masih asik bermekaran menebar keindahan bagi siapa saja yang memandangnya.

Sihoon di sana, termenung dengan semilir angin meniup helai rambut coklatnya. Satu minggu ia telah tinggal dalam satu atap yang sama dengan orang asing, dalam tujuh hari itu juga Sihoon mulai mempelajari tabiat si chaebol yang tak ia sangka memiliki umur yang sama dengannya.

Lee Hangyul itu pemarah. Ia arogan dan penuh dengan sifat keras. Meski hingga saat ini Sihoon belum pernah mendengarnya berucap dengan kata-kata tak pantas, tetapi ucapan pria besar itu sedikit banyak menusuk ke hati.

Penyembuhan pasca operasinya hampir delapan puluh persen, hanya tinggal menunggu luka sayatan benar-benar kering maka Sihoon akan dinyatakan pulih sepenuhnya. Dan tentu, mereka akan memulai perjanjian yang sebenarnya.

Obat dan suntikan tak pernah lepas untuk si manis beberapa minggu belakangan. Dokter bilang itu untuk memicu hormonnya, terserahlah Sihoon tak ingin ambil pusing. Makanan-makanan sehat pun mulai ia konsumsi, mulai dari sayuran hijau, kecambah, hingga protein hewani. Bukan untuknya, semata-mata untuk si jabang bayi kelak yang akan Sihoon besarkan di dalam tubuhnya.

Hingga saat ini kepalanya masih terus bertanya-tanya, mengapa harus seorang lelaki? Apa Hangyul memiliki ketertarikan seksual dengan sesamanya? Atau kah ada alasan pribadi mengapa pria tampan itu tak memakai wanita sebagai ibu pengganti?

Semua pertanyaan yang membuat kepala Sihoon serasa ingin pecah terjawab sudah, mana kala sosok cantik bertubuh tinggi bak model berjalan anggun memasuki pintu utama. Sihoon yang tak tahu apapun hanya diam memandangnya, ia bingung.





"Kim Sihoon? Aku Han Yeri."








Perempuan itu istri Hangyul.



















Smiling flower























Belitan simpul dasi seolah mencekik leher ia buka tak sabaran. Dilemparnya tubuh menuju sandaran kursi ruang kerjanya. Hangyul mengusak surai hitamnya, memandangi setumpuk kertas yang harus segera ia selesaikan.

"Yunseong-ah."

Si tampan lain mendekat tanpa menyahuti panggilan atasannya.

"Kapan semuanya bisa dilakukan?"

Yunseong berdehem kecil. "Mungkin sekitar dua pekan yang akan datang atau bisa lebih cepat. Semua tergantung kondisi tubuh Sihoon-ssi. Ada lagi yang ingin ditanyakan hoejang-nim?"

Smiling Flower ; Lee Hangyul + Kim Sihoon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang