Setelah melewati banyak pertimbangan dan meyakinkan diri, maka berakhirlah dengan Sihoon yang berhadapan dengan sosok berjubah putih dan kacamata bertengger dihidung runcing dengan titel dokter di depan namanya.
Si dokter bersurai hitam memperhatikannya dengan seksama. "Jadi, Sihoon-ssi sudah siap mendengar hasil pemeriksaanmu tempo hari?"
Siap tidak siap bukankah Sihoon tetap mendengarnya? Entah bagaimana hasilnya nanti ia tak peduli. Jika pun hasil tes kesehatannya tidak lulus, Sihoon harus benar-benar meng-iyakan tawaran Minhee untuk bekerja sebagai pegawai kedai milik teman si bocah.
Yunseong yang mendampinginya pun hanya diam tanpa berkomentar lebih untuk sekedar menjawab dokter Seungwoo. Sihoon jadi bertanya-tanya mungkin saja Yunseong memiliki kepribadian lain dalam dirinya.
"Jadi begini, Sihoon-ssi sangat sehat. Tidak ada komplikasi apapun, hanya mesti berhati-hati dengan tekanan darahnya. Tekanan darah Sihoon-ssi sedikit lebih rendah dari yang seharusnya. Aku merekomendasikan Sihoon-ssi untuk banyak mengkonsumsi makanan-makanan yang bisa dijadikan penambah darah."
Sihoon tahu jika ia memiliki riwayat anemia sejak dahulu, hanya saja tak begitu mengganggu aktivitasnya kala itu. Ingat bukan jika dulu segala kebutuhannya mudah untuk dipenuhi?
"Bagaimana kondisi rahimnya?Apa memiliki peluang untuk dibuahi?"
Seungwoo tersenyum tipis di sana. Sihoon yang mendengar pertanyaan Yunseong secara blak-blakan hanya dapat menahan napasnya. Entah merasa beruntung atau justru sebaliknya, nyatanya Sihoon dan Minhee berbeda. Sihoon tidak memiliki apa yang Minhee miliki maka jalan keluar lain yang menantinya kini adalah transplantasi rahim yang keberhasilannya amat kecil-- bahkan untuk sesama wanita.
"Kondisi rahim dari pendonor sangat bagus. Kita hanya perlu menunggu apakah tubuh Sihoon-ssi dapat menerimanya dengan baik atau justru sebaliknya."
Sihoon meremat tangannya tanpa sadar. Sedang Yunseong hanya mengangguk mengerti setidaknya masih ada peluang keberhasilan bukan?
"Jadwal operasi akan dilakukan lusa. Persiapkan dirimu dengan baik Sihoon-ssi. Setelah memastikan transplantasi berhasil proses selanjutnya untuk memiliki bayi hanya tinggal selangkah, jadi tetaplah bersemangat ya." Seungwoo tersenyum tulus di sana tanpa tahu apa yang sesungguhnya terjadi di antara kedua pria muda yang Seungwoo yakini pasangan tersebut.
"Oh! Satu lagi, untuk inseminasi buatan aku tak terlalu menganjurkannya. Karena tingkat kesuburan rahim pendonor sangat baik selain itu kualitas dari sperma Yunseong-ssi pun sangat bagus. Ku rasa tak ada salahnya untuk melakukan prosedur biasa, seperti berhubungan badan seajarnya." Kekeh Seungwoo riang.
Yunseong berdehem pelan, sementara Sihoon memerah di tempatnya. Berhubungan badan sewajarnya katanya. Bahkan sejak awal Sihoon sudah di tempatkan dengan situasi tak wajar, bagaimana mungkin Seungwoo berkata demikian? Yah dokter itu hanya tak mengetahui kenyataan sebenarnya.
"Kembali lah lusa dengan keadaan sehat, Sihoon-ssi. Aku berdoa jika prosedur ini berhasil"
Smiling flower
Minhee mengigiti kukunya gelisah. Perihal sang sahabat yang menyetujui tawaran kekasihnya telah ia ketahui. Minhee yakin jika hal tersebut tak semudah dari apa yang ia bayangkan, terlebih Sihoon.. sahabat manjanya itu benar-benar tak tahu bagaimana tabiat sosok yang Yunseong layani.
Minhee mengenalnya, mengenal Lee Hangyul dengan segala sifat arogan milik si chaebol.
"Hyung berjanji kan akan menjaga Sihoon-hyung?"
Yunseong tak bisa berjanji. Melindungi atau tidak keduanya tak pasti untuk ia pilih. Yunseong hanya perlu mengikuti apa yang Hangyul perintahkan untuknya. Begitulah cara ia bekerja.
"Untuk saat ini aku tidak bisa menjanjikan apapun Minhee-ya."
Minhee mengeratkan pelukan. "Tapi-- Hangyul-ssi.."
Dikecupnya kening sang kekasih. Dengan seulas senyuman Yunseong menatapnya lembut. "Jangan khawatirkan apapun sayang."
Setidaknya Sihoon telah melewati hampir lima jam dimeja operasi. Menunggu proses selesai dengan keringat sebesar biji jagung menuruni pelipis. Dalam hati mulai berpikiran buruk, bagaimana jika rahim tersebut menolak? Atau bahkan tubuhnya lah yang menolak organ tersebut?
Hingga dibukanya masker yang menutupi separuh wajah si dokter tampan, Sihoon mengerti jika operasinya telah usai. Bolehkah ia bernapas leluasa sekarang?
"Operasinya berhasil. Kita hanya perlu menunggu masa pemulihan dan Yunseong-ssi tolong untuk tetap mengawasi Sihoon-ssi untuk rutin meminum imunosupresan. Itu salah satu pengupayaan agar tubuhnya tak menolak rahim baru tersebut." Pesan Seungwoo panjang. Yunseong mengangguk mengerti lantas berterima kasih kepada dokter tersebut. Ia harus memberikan kabar secepatnya untuk Hangyul.
➖➖➖
Bangunan megah bak kastil namun kental dengan aura dingin di mana pria itu berada. Setelan baju santai dengan harga selangit membuktikan seberapa besar kekayaan yang ia miliki.
Kepulan asap dari cerutu tua mengisi kekosongan ruangan. "Ah, begitu? Bawa ia segera begitu pemulihan selesai. Jangan membuatku membuang uang dengan sia-sia Yunseong-ah. Kau mengerti bukan?"
Benda persegi ia letakan berikut cerutu yang terapit di antara bibir tebalnya. Lekungan senyum miring tercipta dengan apik diwajahnya yang dingin. Sembari memandang potret seseorang, Lee Hangyul tersenyum.
"Sedikit lagi kita bertemu dear. Aku tak sabar untuk itu-- Sihoon-ie."
seru gak sih? :( ini ko rasanya agak ga nyambung ya part ini..
KAMU SEDANG MEMBACA
Smiling Flower ; Lee Hangyul + Kim Sihoon ✔
FanfictionLee Hangyul konglomerat yang menginginkan keturunan tanpa terlibat status pernikahan. Sementara Kim Sihoon pemuda yang tak biasa hidup dalam kemiskinan, menginginkan kehidupan nyaman tanpa niat berusaha keras. Hingga satu tawaran menggiurkan menggod...