Lee Hangyul konglomerat yang menginginkan keturunan tanpa terlibat status pernikahan.
Sementara Kim Sihoon pemuda yang tak biasa hidup dalam kemiskinan, menginginkan kehidupan nyaman tanpa niat berusaha keras.
Hingga satu tawaran menggiurkan menggod...
Aku tau ini tidak semudah seperti yang kita katakan
Tapi dengan seiringnya waktu berlalu, akankah aku mampu melupakan semuanya dengan perlahan?
Seventeen vocal team - Don't listen in secret.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sihoon ketakutan. Bahkan nyalinya menciut tatkala dirinya berhadapan dengan Seungyoun dalam mode serius. Berterimakasihlah pada Sejin, berkat suami kecilnya itu Seungyoun jadi tahu perihal penyebab sikap uring-uringan Sihoon belakangan ini.
Tentu saja masih seputar Lee Hangyul.
Seungyoun lengah. Ia tak menyangka jika Hangyul masih memiliki muka setelah apa yang keparat itu lakukan pada Sihoon.
"S-seungyoun-hyung-- berhenti menatapiku seperti itu. Kau seperti akan memangsaku."
Sejin terpingkal mendengarnya sembari memangku si gembil Dohyon yang asik mengulum jari-jarinya yang gendut. Omong-omong Cho Dohyon adalah anak mereka. Keduanya sepakat mengadopsi bayi ketika pernikahan mereka memasuki tahun keempat (setelah puas hidup berdua dan berakhir sejin yang terus digodai seungyoun) disanalah mereka bertemu bayi Dohyon yang kini baru genap usia tiga belas bulan.
"Sejin-hyung juga! Katanya ingin menjaga rahasia! Dasar tidak bisa dipercaya!" Gerutu Sihoon dan hanya mendapatkan respon acuh dari si pemilik nama. Ayolah hal-hal seperti ini tidak bisa ia biarkan, setidaknya Seungyoun harus tahu.
"Bocah! Jangan menyalahkan suamiku. Diam dan renungi kesalahanmu Kim."
Sihoon menghela napas. Seungyoun memang berlebihan. "Kesalahanku yang mana? Itu namanya rasa kemanusiaan hyung! Empati kau tahu?? Aku bukan orang yang begitu saja meninggalkan seseorang yang jatuh pingsan tanpa niat membantu. Hyung itu dokter macam apa sih?!"
"Tentu salah. Dalam konteks ini menyangkut Lee Hangyul yang seharusnya kau jauhi Sihoon. Mengertilah jika kami hanya tidak ingin melihatmu seperti tahun-tahun belakangan." Bela Seungyoun mulai melunak.
Sihoon menunduk. Menggigit pipi dalamnya. "Aku rindu puteriku hyung. Untuk pertama kalinya, aku bisa memandang wajah lelap tidurnya. Membelai surainya. Menciumnya. Tidakkah itu cukup menjadi alasan mengapa aku menolong Hangyul?"
Hening tiba-tiba menyelimuti ruang tengah rumah keluarga kecil dokter tetsebut. Hanya sesekali gumaman Dohyon yang asik dengan dunianya tanpa peduli dengan tiga orang dewasa yang saling terdiam.
Seungyoun sadar jika menghakimi Sihoon adalah kesalahan besar tanpa mengetahui alasan sebenarnya yang pemuda itu lakukan.
