hati-hati dengan percepatan alur tiba-tiba []
Minhee menatap sahabat yang sudah ia anggap kakaknya dengan perasaan campur aduk. Entah bisa dikatakan korban atau tidak, posisi Sihoon membingungkannya. Disatu sisi, Sihoon telah menerima dengan tangan terbuka seluruh perjanjian yang disodorkan Hangyul, namun disisi lain Sihoon lah yang paling dirugikan.
Hampir satu bulan sudah sejak kejadian tersebut. Sebulan itu juga Minhee memboyong Sihoon untuk tinggal bersamanya hingga lelaki itu 'lebih baik'. Lagi pula Sihoon tak memiliki tempat tinggal. Tidak, jangan berpikir Hangyul dan bawahan sialannya itu ingkar dari kontrak yang mereka buat. Tidak sama sekali. Namun justru Sihoon lah yang menolaknya. Unit elit ratusan juta ia tinggalkan begitu saja tanpa penghuni. Sementara uang yang dijanjikan, Sihoon kembalikan beserta sertifikat rumahnya yang telah ditebus Hangyul. Sihoon memang tak mengatakan apapun padanya, namun Minhee cukup cerdas untuk memahaminya.
"Jangan melamun Minhee."
Si tinggi menggaruk tengkuk salah tingkah. Terkadang pun, Sihoon menunjukan jika ia nampak baik namun dilain kesempatan lelaki itu akan benar-benar hancur. Menangis sesegukan sembari memeluk perutnya. Demi Tuhan Minhee tak tega melihatnya. Sihoon seperti penderita gangguan bipolar jika terus seperti ini.
"Merindukan Yunseong-ssi?"
Minhee mendecih. Rindu? Apa masih pantas pria kejam itu mendapat rindu miliknya? Tentu saja tidak. Minhee tak sudi. Omong-omong tentang Yunseong, sampai mati ia berniat merahasiakannya dari Sihoon. Pemuda Kang itu hanya tak ingin menambah beban Sihoon lebih banyak lagi.
"Berhenti membahasnya hyung- ah bagaimana terapimu? Ada kemajuan?"
Sihoon tersenyum tipis. "Ya. Setidaknya aku tak jadi gila. Aku berutang banyak padamu Minhee."
Yang lebih muda terbahak. Ya, setidaknya untuk sekarang tetaplah seperti ini. Melihat Sihoon kembali sehat meski hatinya telah dipatakan sang kekasih.
Pikirannya menerawang ke kejadian di mana sebelum ia menemukan Sihoon terhuyung dirumah sakit.
"Jadi- hyung mengencaniku hanya untuk mempermudah rencana kalian menjerat Sihoon-hyung, begitu?"
Tak ada raut penyesalan diwajahnya yang rupawan. Yunseong masihlah Yunseong yang biasa. Tenang seperti air dan tak dapat ditebak.
"Ya. Maafkan aku sayang."
Yang lebih muda mendengus geli. Maaf katanya? Pria dihadapannya ini benar-benar tak memiliki hati heh? Lucu sekali selama ini Minhee berkencan dengan manusia yang tak jauh berbeda dari robot.
"Semudah itu hyung?"
Suara pemuda tinggi itu bergetar. Minhee mengigit bibir. Setidaknya ia tak boleh menujukan bagaimana retaknya ia dihadapan Yunseong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smiling Flower ; Lee Hangyul + Kim Sihoon ✔
FanfictionLee Hangyul konglomerat yang menginginkan keturunan tanpa terlibat status pernikahan. Sementara Kim Sihoon pemuda yang tak biasa hidup dalam kemiskinan, menginginkan kehidupan nyaman tanpa niat berusaha keras. Hingga satu tawaran menggiurkan menggod...