delapan

2.4K 480 92
                                    

Sihoon meremat sisi kloset dengan tangan gemetar. Duduk bersimpuh tanpa peduli dengan sensasi dingin yang diciptakan lantai kamar mandi.

Suara pintu terbuka tak mengalihkan fokusnya yang masih bertumpu pada kloset putih tersebut.

"Sihoon, kau oke?" Hangyul berujar datar meski terselip nada cemas di sana. Mendekati sosok manis yang tak mengalihkan wajahnya, Hangyul berinisiatif memijat tengkuk Sihoon yang berkeringat. "Masih mual?" Kemudian dibalas anggukan lemah yang lebih kecil.

"Aku akan minta paman Kwon membuatkan sari jahe untuk--" Ucapannya berhenti ketika Sihoon meremat lengannya. Si surai biru gelap menggeleng lemah, ugh-- ia benci sari jahe.

"Tidak suka-- " Keluhnya dengan binar mata yang basah tertutup selaput air mata. Hangyul mendesah, inginnya memaksa tetapi melihat keadaan Sihoon urung ia lakukan.

"Teh chamomile. Seungyoun merekomendasikannya padaku di saat-saat kau terkena serangan pagi seperti ini. Jangan menolak hm? Setidaknya hingga mualmu berkurang."

Sihoon hampir saja terisak ketika mual yang ia rasa belum membaik dan Hangyul yang terus saja mengoceh di sana. Kepalanya pening, perutnya masih terasa diaduk bahkan hingga mengganggu tidurnya tadi. Sihoon tak menyangka jika hamil muda semengerikan ini.

Hangyul membelai surai lembut si manis yang semakin terlihat kepayahan. Dengan kekuatan yang ia miliki, dengan mudah mengangkat tubuh Sihoon menuju gendongannya lantas membawa tubuh lemas si manis keluar dari bilik kloset.

Tanpa sadar, Sihoon justru menenggelamkan diri dalam ceruk leher ayah dari bayinya. Menghirup dalam-dalam aroma pria kekar tersebut masih dengan tubuhnya yang berada dalam dekap Hangyul.

"Menyukai aroma tubuhku?"

Hangyul tersenyum tipis ketika dirasa si manis dalam gendongannya menegang ketika ia berujar demikian. Ditekannya tengkuk Sihoon untuk tetap berada dalam posisinya semula ;mengendusi leher Hangyul.

"Hiruplah, setidaknya itu membuat mualmu sedikit mereda. Buat dirimu senyaman mungkin Sihoon."

Jika terus seperti ini, bagaimana bisa Sihoon membentengi hatinya?





















Jika terus seperti ini, bagaimana bisa Sihoon membentengi hatinya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






























Yunseong memijat pelipisnya. Kepalanya tiba-tiba saja pening begitu mendapatkan panggilan atas nama Hangyul dilayar ponselnya.

Lelaki Hwang itu mendengus. "Lantas, anda melimpahkan setumpuk laporan itu untuk ku tinjau?"

Kalian hanya tak tahu sebanyak apa laporan yang setiap hari Hangyul urusi hingga tidak ada habisnya.

Smiling Flower ; Lee Hangyul + Kim Sihoon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang