dedaunan musim gugur

1.3K 213 24
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Awal musim gugur datang. Dedaunan keemasan mulai memenuhi pandangan. Gugur bergantian tatkala angin menyapa. Bersamaan dengan hal itu hari istimewa mereka datang menyambut dengan suka cita.

Semerbak aroma bunga segar memenuhi pekarangan rumah besar jauh dari kota pun sama halnya dengan gereja tua yang nampak kokoh yang kini telah disulap dengan begitu indah dengan beragam bunga disana.

Yunseong telah siap dengan pakaian formalnya, masih dengan serangkai catatan yang harus ia cek satu persatu sebelum acara sumpah dimulai.

"Sekretaris Hwang, tuan besar Lee memanggil anda."

Yunseong menyernyit. Ayah Hangyul? Bagaimana bisa? Setahunya pimpinan perusahaan pusat itu tak tahu menahu dengan acara pernikahan Hangyul. Terlebih ini bukan berada di ibu kota.

"Tuan besar Lee berada dimobilnya, anda diminta untuk segera menghadap." Sahut salah satu pekerja itu lagi.

Tanpa menjawab lebih Yunseong melangkahkan kakinya terburu. Sebisa mungkin menghadang jikalau pria tersebut memaksa mencampuri hari bahagia bosnya.

"Tuan memanggil saya?"

Pria baya itu tersenyum tipis. Meminta Yunseong masuk kedalam mobil untuk memberi kenyamanan sekretaris puteranya itu mengobrol. Namun Yunseong menolaknya, memilih tetap berdiri disisi pintu dengan kaca yang terbuka.

"Hangyul, bagaimana kabarnya?"

"Jauh lebih baik dari tahun sebelumnya selama saya mengenal hoejang-nim." Jawabnya lugas. Sementara Lee Jaeho mengangguk mengerti.

"Kudengar ia memiliki anak. Bagaimana rupanya Yunseong-ah?"

Yunseong menarik napa perlahan. Dalam hati tahu maksud kedatangan ayah dari bosnya tersebut meski sang empu tak mengutarakan niatnya. "Anda memiliki kekuasaan yang dengan mudah untuk mencaritahunya. Saya tidak memiliki hak untuk mengatakan kehidupan Lee hoejang-nim."

Pria baya tersebut hanya tersenyum maklum. Paham betul dengan sikap Yunseong yang begitu mengabdi pada puteranya. Selang beberapa tahun setelah kenyataan menamparnya dengan telak, Jaeho baru tahu jika menantu wanita yang begitu ia harapkan tak lain hanya kerikil tak berharga dalam keluarganya. Perlahan-lahan tabiat buruk beserta latar belakang Han Yeri mulai ia ketahui kebenarannya. Tentang keluarga besannya yang nyatanya telah membuang wanita tersebut hingga ekploitasi yang dilakukan Yeri.

Jaeho tak tahu secara rinci, namun yang ia ketahui baru-baru ini jika Hangyul memiliki puteri yang ia dapatkan dari ibu pengganti. Meski berpikir jika putusan puteranya salah, Jaeho tak dapat menghakimi jika sejak awal Hangyul menolak dengan segala bentuk hubungan pernikahan ditambah desakannya yang memuakan mengenai penerus keluarga.

"Tuan, kurasa tak ada salahnya untuk masuk kedalam dan menjadi saksi pernikahan Lee hoejang. Saya tidak akan melarang anda. Kalau begitu saya permisi, masih banyak hal yang harus saya urus." Pamit Yunseong



Smiling Flower ; Lee Hangyul + Kim Sihoon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang