Happy Reading!
"Menunggu memang membosankan. tetapi, kata-kata tersebut tidak berlaku saat seseorang yang kau tunggu adalah seseorang yang memiliki peran penting didalam hidupmu"
****
Author's POV
"Bruk" iya terjatuh membentur tembok pembatas yang menandakan jika ingin turun belok kiri.
"Eomma" panggil hoseok lagi saat ia tak sanggup berdiri untuk mengejar ibunya yang telah menjauh.
****
Esok harinya. Hoseok memulai aktifitas sekolahnya lagi dan menjalani kehidupannya seperti biasa setelah di perbolehkan keluar dari rumah sakit.
Kini ia telah sampai di dalam kelasnya dan berjalan menuju tempat duduknya.
Karna jam pelajaran belum dimulai. Ia membaringkan kepalanya di atas meja dan mencoba untuk beristirahat.
"Hoseok-ah, kau tak apa-apa?" Suara berat itu membuyarkan lamunannya. Hoseok tersentak kemudian mendongokkan kepalanya menatap seseorang yang bicara padanya.
"Ye? Oh, namjoon-ah. aku baik-baik saja."
Lelaki yang membangunkan hoseok tadi adalah namjoon sahabatnya sendiri. Mereka sudah beteman sejak lama. Bahkan namjoon tau sisi gelap dari hoseok yang jarang diketahui orang.
"apakah kau yakin?" Tanya namjoon memastikan.
Hoseok mendengus kesal dengan sikap namjoon yang begitu mengidintifikasinya. Namun ia tak bisa pungkiri bahwa namjoon adalah sahabat terbaik yang ia miliki. Bahkan ia mungkin sangat beruntung bisa bertemu dengan namjoon. "Tentunya, apakah aku terlihat seperti orang sekarat?" Canda hoseok yang langsung dibalas tatapan tajam oleh namjoon.
"Eihh, jangan berlebihan, kau bahkan tak terlihat seperti itu" hoseok terkekeh melihat tingkah sahabatnya yang satu ini.
"Lalu kemaren kau kenapa bolos?" Tanya namjoon lagi.
Hoseok memikirkan alasan yang tepat agar tak dicurigai oleh namjoon. Jika itu yang dihadapannya itu namjoon, maka ia akan menyerah perkara berbohong. Karna namjoon dengan segala kecerdasannya cepat menyadari kebohongannya. "Aku hanya sedang tidak enak badan, Kenapa? Apakah kau merindukanku?" Sarkas hoseok setelah menemukan alasan yang tepat.
Namjoon terkekeh geli saat hoseok mengatakan bahwa dirinya merindukan hoseok. "Tentunya aku merindukanmu, karna kau patner yang paling top"
"Aigo, giliran praktek ngedance aja kau bermulut manis" ucap hoseok memutar bola matanya malas.
"Hehehe, tau aja" ucap namjoon cengengesan.
Ditengah-tengah percapakan mereka. Namjoon memiliki pertanyaan yang harus ditanyakannya pada hoseok.
"Hoseok-ah, apakah dia tidak akan kembali?" Tanya namjoon tanpa ragu.
Dia? Hoseok yang bingung mengerutkan keningnya. Seraya kerkata. "Nugu?"
"Itu, pacarmu yang sedang diluar negri, lee buna?" ucap namjoon sambil mencoba mengingat nama yeoja yang sudah 3 tahun belakangan ini berkencan dengan hoseok.
"Ah, Bukan Lee Buna tapi Lee Yoonna, Aku belum tau pastinya, tetapi belakangan ini ia sedang sibuk jadi tidak bisa mengabariku" jawab hoseok santai.
Tersirat rasa heran yang sangat mendalam pada namjoon. Kenapa hoseok mampu bertahan pada cinta yang berjauhan? Maka dari itu ia ingin menanyakannya langsung pada hoseok. Apa yang membuatnya bertahan hingga saat ini?.
"Kenapa kau begitu sabar menantinya? Begitu besarkah cintamu kepadanya?" Tanya namjoon to the poin.
Hoseok memasang wajah polosnya. Mengimangi jawaban yang akan ia berikan. "Ya aku sangat mencintainya, jika tidak aku tidak akan bertahan hingga sejauh ini"
"Bagaimana jika ia menghianatimu?"
"Aku tak begitu yakin apakan ia akan menghianatiku" jawab hoseok dengan seluruh kepolosannya.
"Bagaimana jika iya?"
"Yang penting aku percaya kepadanya masalah dihianati itu belakangan" jawab hoseok enteng.
"Oh begitu, kau sungguh namja yang sabar" ucap namjoon.
"Tentunya, karna aku menunggu cintaku bukan yang lain" ucap hoseok kembali membaringkan kepalanya di atas meja.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 dan belum ada satupun guru yang masuk kelas hari ini.
"Perhatian Yeorobun" ucap seorang murid di kelas hoseok.
Sontak semuanya memperhatikan kedepan ke arah sumber suara tak terkecuali dengan hoseok.
"Hari ini tidak ada kelas dan kalian diperbolehkan pulang" ucap seorang murid yang ternyata adalah ketua kelas.
"Benarkah?"
"Wah daebak"
"Apakah ini nyata"
"Tunggu apalagi ayo pulang"
Ucap murid-murid senang karna kelas ditiadakan hari ini, mereka mengganggap semuanya anugrah karna jarang sekali sekolah memberikan libur seperti sekarang.
Hoseokpun tak bereaksi berlebihan karna menurutnya sekolah atau tidak sekolah itu keadaan akan sama saja, sama-sama membosankan. Berbeda dengan namjoon ia begitu girang hari ini karna bisa berhenti memikirkan pelajaran untuk sejenak.
"Hoseok-ah ayo pulang" ajak namjoon.
Hoseok menganggukkan kepalanya menyetuji namjoon.
Semua murid sudah menghilang lebih dahulu. Dan kini tinggal mereka berdua yang akan bejalan meninggalkan kelas untuk menyusul yang lainnya.
Sesampai di depan gerbang langkah namjoon terhenti karna matanya menangkap sosok yeoja yang dapat membuat hoseok gembira.
"Hoseok-ah" ucap namjoon memegangi tangan hoseok agar ia berhenti berjalan.
"Wae to?!" ucap hoseok kesal.
"Lihat ke gerbang" ucap namjoon menunjuk gerbang sekolah mereka.
"Wa-e?" ucap hoseok menggantung setelah melihat yeoja tersebut.
"Eoh" raut wajah hoseok terlihat begitu gembira dan bersemangat melihat yeoja yang ada di depan gerbang sekolahnya tersebut.
****
Tbc📣
Don't Forget Vote And Komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? | JHS
Teen Fiction[Follow Me] Highest Rank # 2 : hopeworld [11/04/20] Dia Jung Hoseok. Pria yang bisa dikatakan tak pernah beruntung dalam menjalani kehidupannya. Ditinggalkan dan bahkan dikhiatani oleh orang-orang tersayangnya. Mulai dari orang tua, hingga gadis ya...