19. Penerimaan Lapor

171 36 1
                                    

Happy Reading🌷

*****

Author's POV

"Tuh kan aku juara satu lagi. Ye yey ye yey" ucap namjoon kegirangan karna dapat mempertahankan posisinya kembali.

Ya, sekarang hari menegangkan bagi mereka. Karna sekarang adalah hari penerimaan hasil ujian dan sekaligus penentu naik atau tidak naik kelasnya. Namun detik-detik menegangkan itu sudah berlalu dan sekarang mereka sedang memegang rapot masing-masing.

Banyak ekspresi yang hoseok tangkap saat ini. Banyak ocehan-ocehan kekesalan juga terdengar.

"Aiisshh masak iya nilai gue turun.."

"Yeyey gue masih tetap.."

"Apa-apaan sih namjoon juara satu terus.."

"Yeeeee peringkat gue naik.."

"Mampus, ntar pulang ngk di bukain pintu sama eomma gue nih.."

Seperti itulah ricuhnya ocehan-ocehan orang-orang yang saat ini, ada yang terdengar putus asa, ada juga yang terdengar senang.

Hoseok? Hoseok tak begitu tertarik dengan peringkat. Ia hanya peduli naik atau tidaknya. Asal kalian tau juga, sebenarnya hoseok menduduki peringkat 3 di kelasnya. Ia siswa yang pintar. Meskipun sedikit pemalas. Tapi ia siswa yang berprestasi.

"Yaudah sih, kan posisi no 1 udah kamu patenin, makanya ngk ada yang bisa ngambilnya darimu" ucap hoseok dengan santainya. Ia tak mampu menguji kehebatan sahabatnya lagi. Apapun yang namjoon lakukan. Semuanya akan berjalan dengan sempurna.

"Ahh, iya kau benar, terselamatkan diriku ini dari amukan eomma kalau nilai ku sampai turun" ucap namjoon sambil cengengesan.

Hoseok tak fokus pada ucapan namjoon karna dari tadi ia sibuk melihat-lihat keluar. Mencari sosok kecil yang beberapa hari ini menghantui fikirannya. Ia masih ingat bagaimana bibir lembut lee ana menempel di bibirnya. Dan itu membuatnya frustasi karna terus-terusan terbayang kelembutan dari bibir mungil yang membuatnya kecanduan.

"Hya, kau tidak mendengarkanku ya!! Dari tadi malah celingak celinguk ngk jelas" ucap namjoon pura-pura ngambek karna di abaikan hoseok.

Oh iya btw, tadi yang ngambilin rapot hoseok adalah eomma namjoon. Karna hanya eomma namjoon yang bisa di minta tolong untuk mewakilkan orang tuanya. Ia bahkan iri kepada orang-orang yang datang bersama orang tuanya.

"Iya, iya kau hebat. Udah puas kan?!" Ketus hoseok namun matanya masih mengedarkan pandangannya mencari sosok yang dari tadi ia cari.

'Nah itu dia!' batin hoseok saat menangkap sosok yang dicari-carinya.

Tanpa aba-aba hoseok meninggalkan namjoon dan berlari mengejar lee ana.

"Hoseok-ah!!! Kau mau pergi kemana?!" Teriak namjoon kesal karna hoseok main kabur-kabur aja.

Hoseok tak mengubris ucapan namjoon dan semakin mempercepat larinya.

"Ana-ya" panggil hoseok pada lee ana yang berjarak beberapa cm didepannya.

'ah suara yang familiar,' gumam lee ana lalu dengan gugup ia berbalik melihat kearah sumber suara. 'ah kan bener dia'

Dengan canggung lee ana mengangkat tangannya dan melambaikannya pada hoseok "A..nnyeong"

Hoseok membalas lambaian tangan lee ana dan berjalan mendekat ke arah lee ana, hoseok berjalan dengan cool--nya sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya. Dan Itu sukses membuat kesan yang sangat keren bagi hoseok.

Why Me? | JHSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang