3. Eomma? -엄마?

402 60 4
                                    

Happy Reading!

"Ia berlaku seakan-akan aku adalah kesalahan yang seharunya dilenyapkan"-Jung Hoseok

*****

Author's POV

Hoseok mengambil handphonenya yang jatuh dan tak terlalu fokus pada jalan.

"Bruk"

Saat membuka mata yang ia lihat hanyalah ruangan serba putih dan bau obat-obatan khas rumah sakit yang ia bencinya.

"Anda sudah sadar?" Tanya suster yang bertugas merawatnya saat melihat hoseok yang sudah membuka matanya.

Hoseok memicingkan matanya sejenak menghilangkan rasa nyeri yang menyerang kepalanya. Memutar pikirannya pada kecelakaan kecil yang menimpanya. Hoseok mencoba untuk bangun dari tidurnya. Namun ia merasa badannya sakit jika digerakkan.

"Mohon maaf pasien, anda jangan terlalu banyak bergerak. anda hanya mengalami beberapa luka ringan, dan kepala anda juga terbentur saat kejadian itu. Untungnya tidak ada hal serius yang terjadi. Dan anda hanya perlu istirahat disini sampai besok, lalu anda boleh pulang" ucap sang suster

"Baiklah, Kamsahamnida" ucap hoseok.

"Iya sudah kewajiban kami melayani para pasien kami, oh ya handphone anda sudah saya letakkan diatas nakas, kalau begitu saya permisi dulu" ucap sang suster sembrani pergi meninggalkan hoseok.

Hoseok mencoba berjalan menuju suatu taman yang ada di rumah sakit tersebut sambil menghirup udara segar.

Sesampai di taman. ia duduk di kursi yang ada di taman dan melihat keadaan sekitarnya, ada banyak orang yang berkeliaran untuk sekedar mencari udara segar. Namun saat itu, dari banyaknya orang disana. matanya terhenti menatap seorang anak kecil yang menurutnya sangat lucu dan menggemaskan.

"Ahhh kiyowo" ucap hoseok pelan.

Lalu ia kembali fokus kepada pemandangan yang ada di depannya yang menurutnya indah. Ia memikirkan bagaimana jika Seokjin Hyung tau apa yang terjadi padanya. Pasti ia akan dimarahi habis-habisan. Tapi jika ia dimarahi nantinya, ia memiliki senjata untuk melawan seokjin, dengan mengatakan kecelakaan ini terjadi karnanya. Bagaimana tidak? Seokjin mengganggu konsentrasinya ketika menyetir dengan menelfonnya.

Namun saat ia sedang melamun, Tiba-tiba saja sepasang tangan munggil menarik bajunya pelan.

"Eoh, ada apa? Ada yang bisa ku bantu?" tanya hoseok mendapati seorang anak kecil yang di anggapnya lucu dan menggemaskan tadi menghampirinya.

Anak kecil tersebut memandangnya, memikirkan apakah pertanyaan yang akan dilontarkannya tidak apa bila dikatakannya?. Sedetik kemudian ia menghirup nafas panjang, memberanikan diri untuk bertanya.

"Kenapa kau hanya duduk di sini dan kelihatan begitu sedih?" tanya anak kecil tersebut penasaran.

"Tidak papa, tetapi kenapa kau tidak memanggilku hyung? Jelas-jelas aku lebih tua darimu" ucap hoseok sambil menjitak kepala anak kecil tersebut pelan. Anak kecil yang ada didepannya langsung mengusap kepalanya yang dijitak hoseok.

"Au, kenapa kau menjitak kepalaku hanya karna aku tak berniat memanggilmu hyung?" ucap anak kecil tersebut cemberut dan mengusap kepalanya yang di jitak hoseok.

"Eoh, Jadi kau berniat tidak memanggilku hyung huh?" tanya hoseok menaikkan sebelah alisnya dan memposisikan dirinya untuk bersiap menggelitik anak kecil tersebut.

"Ani, Ani, mianhe hyung" ucap anak kecil tersebut takut dengan serangan yang akan hoseok lancarkan padanya jika ia tak memanggil hoseok hyung lagi.

Why Me? | JHSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang