37

3.1K 342 3
                                    

.

chenle mengusap surai jisung, menenangkan bocah satu ini yang sedaritadi melamun. dirasa dengkuran halus terdengar, chenle dan jinyoung keluar kamar jisung. mematikan lampunya agar jisung relax dalam tidurnya.

"kita kemana sekarang chen?"

"cari jaemin" jinyoung mengangguk.

🌸🌸🌸

"jaem pulang ya, jisung pasti khawatir sama lo" renjun mengangkat sudut bibirnya sekilas, sengaja membawa nama jisung da berpura-pura menjadi orang yang tidak tahu apa-apa.

"lo pulang aja duluan gue masih mau disini" dengan terpaksa renjun mengangguk. karena ini sudah sangat larut dan ia harus pun pulang.

"yaudah kalau ada apa-apa jangan ragu-ragu buat telfon gue jaem" jaemin mengangguk tersenyum sekilas ke renjun.

setelah renjun pergi dari hadapannya, ia mengambil ponsel yang berada disaku jaketnya. layar retak itu ia usap-usap pelan. astaga malangnya nasib ponselnya ini. ia mengernyitkan dahinya ketika ponselnya tak mau menyala. ah mungkin rusak, jaemin menyimpan kembali ponselnya kedalam saku jaketnya. dan kembali melamun.


"JAEMIN!!" jaemin tak mengubris. ia tahu siapa yang memanggilnya barusan.

chenle berlari ke arahnya, wajahnya merah akibat capek dan menahan amarah yang sedaritadi tertahan. jinyoung berlari menyusul chenle yang sekarang berada di samping jaemin.

"kok lo gitu sih jaem?" jaemin hanya memandang chenle dingin. lalu menatap ke arah depan.

"gue ngga bakal gini kalau jisung ngga gitu"

"karena lo ngga tau aslinya kayak gimana"

"udah deh mau fake ataupun real gue yakin itu jisung"

"tapi itu bukan jisung jaem, percaya sama gue"

jaemin menatap chenle, "sorry chen hati gue udah terlanjur sakit"

"gue ta-"

"LO NGGA BAKAL TAU CHEN, NGGA!"

"iya gue emang ngga bakal tau dan ngga bakal bisa ngerasain apa yang lo rasain, karena gue ngga pernah ngalamin hal itu. tapi setidaknya lo tanya langsung ke jisung, itu beneran dia apa bukan. jangan main hakim sendiri" ucap chenle panjang lebar.

"cih ntar yang ada dia malah alibi, males gue"  jaemin berlalu dari hadapan mereka.

"GUE SUMPAHIN LO BAKAL NYESEL NA JAEMIN!" teriak chenle.

chenle terduduk dikursi panjang yang sebelumnya diduduki oleh jaemin, mengusap air mata yang tak sengaja keluar. jinyoung mengusap punggung chenle.

jinyoung berfikir yasudah biarkan saja jaemin seperti itu, toh suatu saat ia juga pasti akan menyesal. "udah chen"

"gue..gue tau siapa yang berbuat ini" chenle bangkit dari duduknya. berjalan menuju mobil diikuti jinyoung.

"ki..kita kemana chen?"

"apartement renjun"

🌸🌸🌸

BRAKK..

jisung terkejut disela bermain ponselnya, ketika rambutnya diusap oleh chenle, ia belum sepenuhnya tertidur. ia hanya memejamkan matanya, dan ketika mereka pergi jisung sedikit mendengar bahwa mereka berdua akan ke tempat jaemin.

"jaemin udah pulang" gumam jisung.

jisung  berniat untuk keluar kamar dan menyambut kedatangan jaemin seperti biasa ketika ia pulang. namun jika diingatkan kembali mana mungkin ia akan bersikap seperti itu. yang ada ia akan ditampar lagi, atau bahkan lebih dari sebuah tamparan.

drtt.. drtt..

jisung mengambil ponselnya yang berdering.

"halo?"

'jisung, ah syukurlah kamu belum tidur'

"kak lucas, ada apa kak?"

'jaemin kenapa susah dihubungin ya? apa dia ada dirumah?'

jisung menggigit bibir bawahnya, astaga ia bingung.

"en..entah kak mungkin udah tidur, a..ada kok jaemin ada dirumah"

'oh gitu ya, tumben anak itu tidur jam segini. yaudah makasih ya sung, bilang ke jaemin kalau kakak tadi telfon'

"i..iya kak nanti aku sampein"

tut..

jisung membuka aplikasi chatting, menuliskan sesuatu pada jaemin. ya meskipun tak akan ia baca mungkin, tapi tak apa setidaknya ia menyampaikan amanah kak lucas.

jaemintriplek

jaem
tadi kak lucas telfon kamu
suruh telfon balik

ia menyimpan ponselnya, menyiapkan buku pelajaran untuk besok. dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk menggosok gigi. setelah itu ia pergi tidur.

.

04:55

seperti biasa jisung akan membuatkan sarapan untuknya dan jaemin. entah dimakan atau tidak tetapi ia akan membuatkan untuknya. dan pergi ke ruang tamu untuk membereskan rumah jaemin, menyapunya. mengepelnya dan masih banyak lagi.

ia berfikir untuk melihat kebun yang selalu dirawat oleh jaemin. dari awal ia tinggal disini sampe sekarang ia tak pernah ke kebun belakang, untuk membantu jaemin ataupun untuk sekedar melihat.

jisung membuka pintu belakang, ia terkejut begitu melihat taman luas dihiasi berbagai bunga sana sini. sungguh indah. meskipun matahari belum terbit tetapi ia masih bisa melihat keindahan tanaman-tanaman bunganya.

"wow keren" gumam jisung.

ia menghampiri setiap blok bunga, memegang dan sesekali menghirupnya, menghirup aroma bunga yang langsung menusuk lubang hidungnya.

setelah 25 menit ia disana, ia bergegas untuk masuk dan mandi.

.

kali ini jisung sarapan sendiri, ia masih belum berani pada jaemin. mengingat ia ditampar kemarin olehnya, membuat jisung takut. setelah makan, ia mengetuk pintu kamar jaemin pelan.

tok tok..

'jaem sarapannya ada dibawah' bisik jisung.

jaemin memang sudah bangun sedariradi, namun ia malas untuk keluar kamar ataupun mandi, jadi ia sekarang tengah memainkan game di ponselnya yang satunya. iya, jaemin mempunyai dua ponsel, ponsel yang tengah ia mainkan ini khusus untuk game dan ponsel satunya yanh rusak ia gunakan untuk chat atau sekedar main game bawaan diponselnya.

kapan ya terakhir kali ia main game.. 🤔

oke jisung yakin jaemin masih tidur, ia pergi ke kamarnya untuk mengambil ponsel dan tas sekolahnya.

duduk diruang tamu untuk memakai sepatu sekolahnya, disela ia menalikan sepatunya ia berfikir kenapa ia memutuskan untuk tinggal disini 1 bulan lagi. ia ingin pulang. besok adalah hari terakhirnya dirumah jaemin jika 1 bulan dia berada disini.

jisung mengelap air matanya yang sedikit jatuh dipelupuk matanya, bergegas untuk ke sekolah.

jaemin sedaritadi melihat gerak-gerik jisung. bahkan saat jisung menjatuhkan air matanya, namun kali ini ia tak ada rasa peduli padanya. mungkin jaemin kembali ke jaemin yang dulu, saat jauh sebelum mengenal jisung.

.

[✔] jaesung | 바보Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang