part 7 🔞

10.8K 871 34
                                    

chapter 7
bercinta
(714 words)

🔞 warning!!! 🔞
tidak hanya adegan kekerasan, namun ada beberapa kalimat yang menjurus ke kalimat 'dewasa'

yang masih dibawah umur, mohon jangan dibaca ya!

***

Ketika Jisung membuka matanya, ia baru menyadari bahwa ia telah berada di ruang VVIP dimana ia sempat diancam oleh Minho sebelumnya.

Dan kini ia kembali berdua dengan Minho diruangan itu, namun dengan situasi yang lebih parah.

"K-kak s-sakith... t-tolong lepasin" mohon Jisung dengan air mata yang telah membasahi pipinya. Matanya berusaha menatap manik mata Minho, namun yang ditatap hanya menyunggingkan seringaian licik.

"Gue sudah bilang apa tadi? Pergi dari sini secepatnya kan? Tapi apa kenyataanya? Teman-teman gue malah dapetin lu buat jadi temen sex gue malem ini? Ckckckck, malang sekali nasib lu, Sung" ujar Minho dengan posisi masih menjambak Jisung.

"K-kak, J-jisung janj-ji pulang se-sekarang. T-tapi please lepasin J-jisung... Hiks" mohon Jisung dengan tangan yang berusaha melepaskan jambakan Minho.

Minho hanya menggelengkan kepala.

"Terlambat, sayang. Malam ini kita 'bermain' bersama ya? Hitung-hitung sebagai hukuman kau tidak mau menuruti perintahku tadi" bantah Minho dengan nada yang lebih lembut.

Namun tiba-tiba, jambakan itu Minho lepaskan. Kini lelaki tampan itu telah berjalan menuju sebuah nakas, mencari sesuatu didalam nakas itu, meninggalkan Jisung yang sedang berusaha bangkit dari kasur dan mencoba melarikan diri dari ruangan itu.

Derap langkah Jisung ia minimalkan agar Minho tak menyadari akan usahanya. Ia mengendap-endap berjalan menuju pintu, dan ketika ia telah memegang gagang pintunya, kekecewaan yang Jisung dapat. Pintu itu terkunci.

"Gue ga sebodoh itu buat biarin 'hadiah dari temen-temen gue' ini kabur" Minho berjalan mendekati Jisung, dengan sebuah lakban dan gunting yang ia bawa.

Jisung nampak panik, ia berusaha menjauhi Minho yang menatapinya dengan tatapan tajam.

"K-kak tolong lepasin Jisung. Jisung t-takut..." mohon Jisung sekali lagi sembari berjalan mundur menjaga jarak dari seniornya itu.

Jisung terus menghindar. Tapi Minho tidak selambat itu, dengan cekatan ia memblokir akses Jisung, memojokkan lelaki manis itu disalah satu sudut kamar dan menarik paksa salah satu tangannya.

Hanya dengan satu tangannya, Minho dapat mengendalikan pergerakan Jisung. Ia menarik tangan itu, memaksa badan ringkih Jisung untuk berbalik dan mendorongnya paksa hingga dada si manis menabrak tembok.

Ketika pertahanan Jisung melemah akibat benturan pada dinding, Minho dengan cekatan melepaskan pakaian Jisung secara paksa. Tak lupa ia juga menarik paksa celana jeans Jisung agar terlepas dari kaki jenjangnya. Minho hanya menyisakan celana dalam yang menutupi kelamin sang junior.

"K-kak..." lirih Jisung dengan tangan yang berusaha menutupi dadanya.

"Diam!" bentak Minho.

Setelah itu, ia mendorong badan kecil Jisung secara paksa hingga jatuh kelantai, membuat dada Jisung kembali terbentur keras lagi. Minho menginjak punggung Jisung, kemudian berjongkok dan dalam beberapa detik, ia dengan mudahnya mengikat kedua tangan dan kaki Jisung dengan lakban yang telah ia bawa.

Jisung yang sedang merasakan sakit pada beberapa titik tubuhnya tak bisa memberikan perlawanan. Ia menggigit bibirnya mencoba meredam tangisannya karena menurutnya sikapnya yang lemah ini menjadi kekuatan bagi Minho untuk terus menyiksanya.

'Tuhan, tolong Jisung' mohon Jisung dalam hati ditengah tangisan diamnya.

Setelah selesai melumpuhkan Jisung dengan mengikat kedua tangan dan kakinya, Minho menggendong Jisung secara bridal dan melempar badan kecil itu diatas kasur.

Dengan tatapan penuh nafsu, Minho merangkak naik diatas Jisung dengan bertumpu menggunakan kedua tangannya. Ia menatap Jisung yang kini tengah menangis ketakutan dibawahnya.

"Cup...Cup... Jangan menangis sayang. Kakak akan bermain dengan lembut jika kamu mau diajak bekerja sama dengan kakak. Jadi, diam ya sayang?" tawar Minho sembari mengelus dan mencubit pelan pipi gembil Jisung.

Jisung memejamkan matanya, berusaha menetralkan tangisannya agar Minho tak murka.

Tiba-tiba, sebuah benda kenyal dingin menyapa bibirnya, bergerak secara perlahan, melumat kedua belah bibirnya dan terkadang menggigitnya. Ya, Minho mencium Jisung.

Kedua tangan Minho mulai meraba badan Jisung, satu tangan meremas dadanya dan tangan lainnya meremas gumpalan bokongnya.

Degup jantung Jisung benar-benar tak karuan sekarang. Ia sangat ketakutan.

Ini bukan 'aktivitas' yang ia inginkan. Ini pemerkosaan baginya. Ia terus menangis dalam diam karena mulutnya yang terbungkam oleh bibir ranum milik sang senior.

Minho melepaskan pagutan bibirnya pada bibir Jisung. Ia menegakkan badannya. Dilepaskan kaos polos yang ia pakai dan menunjukkan pahatan abs yang tercetak indah pada badan kekarnya.

Jujur, Jisung sempat tertegun melihat indahnya tubuh seniornya itu. Namun, akal sehatnya cepat kembali mengambil alih fokusnya. Ini bukan kondisi yang ia harapkan.

"Jisung, mari kita mulai bermain kali ini" ucap Minho dengan sensual. Sang senior mulai kembali melumat bibir sang junior dengan kasar, mulai memagut, dan mendominasi permainan tanpa memberi kesempatan sang submissive untuk bernafas.



Malam itu, Han Jisung, secara resmi, telah kehilangan keperawanannya, oleh seniornya yang bajingan, Lee Minho.







bersambung...

maap ya gaes aku masih belum berani nulis part naena nya T_T
yang pastinya minho main kasar, udah gitu aja.

kasian ya jisungnya.........

jangan lupa vote dan comment ya guys! i luv yuuu!

Senior (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang