epilog part 2
mimpi han jisung
(1761 words)author's note:
okay gaes, ini panjang banget. 1700+ words. tangan aku sampe pegel sendiri ngetiknya HAHAHAHA.
sekalian mau ngucapin, kalo ini bener-bener sudah chapter terakhir dari book 'senior'maka dari itu, enjoy reading yaaa!
***
Waktu sudah menunjukkan pukul 8.30 malam. Minsung kembali duduk di bangku café dengan sebuah buku mewarnai dan satu set pensil warna tertata rapi diatas meja.
Suasana café sudah sepi. Café telah ditutup 30 menit yang lalu.
Jisung dan rekan-rekannya sedang berbagi tugas untuk membersihkan café. Ada yang mencuci piring dan gelas, ada yang membersihkan meja kasir, dan ada yang melakukan pendataan pemasukan dan pengeluaran hari ini pula. Jisung kebetulan mendapat bagian untuk menyapu dan mengepel seluruh sudut café. Setidaknya sembari bekerja, ia dapat mengamati anaknya yang sedang asik dengan dunianya sendiri.
"Minsung-ah, sedang mewarnai apa?" tanya Jisung ketika ia kebetulan sedang menyapu lantai yang berada disekitar tempat Minsung duduk.
"Mewalnai istana, pa" jawab Minsung tanpa menoleh kearah papanya yang sekarang sedang mengamati dirinya mewarnai dinding istana yang cukup megah.
Jisung tersenyum simpul melihat kesibukan anaknya.
"Minsung pingin punya lumah besal kaya gini" ujar Minsung polos sembari tetap asik mewarnai.
Jisung yang sedang menyapu tiba-tiba terdiam mendengar penuturan polos anaknya itu. Ia tersenyum miris mendengar harapan Minsung yang sepertinya cukup sulit untuk dikabulkan itu.
Jisung pun memilih untuk duduk dikursi disamping Minsung. Ia mengelus surai hitam anaknya pelan dan tetap tersenyum.
"Minsung-ah, sabar ya. Pasti papa akan belikan rumah besar seperti itu nanti. Sabar ya?" ujar Jisung dengan nada pelan.
Jujur, jika ia tidak menahan dirinya, pasti dia akan menangis saat itu juga. Namun, Jisung harus nampak kuat dihadapan anaknya. Bagaimanapun juga, ia adalah satu-satunya contoh bagi anaknya.
"Pa, Om Umin sama Om Ujin kok ga pelnah main kelumah lagi ya?" tanya Minsung yang kini telah menghentikan aktivitas mewarnainya itu.
"Ah, Om Umin dan Om Ujin sedang sibuk bekerja nak. Kalau libur pasti nanti main kerumah" jawab Jisung dengan tetap menampilkan senyum manisnya.
Tentang Hyunjin dan Seungmin, mereka masih langgeng berpacaran hingga saat ini. Setelah lulus kuliah, Seungmin mulai bekerja menjadi seorang kepala bagian di sebuah perusahaan elektronik di Seoul, sedangkan Hyunjin telah setahun lebih dulu bekerja di perusahaan yang sama dengan Seungmin. Dan Hyunjin pun kini telah menjadi atasan Seungmin.
Karir Hyunjin dan Seungmin memang cukup cemerlang. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan Jisung yang sudah berhenti kuliah sejak insiden yang melibatkannya dengan Minho terjadi pada semester pertamanya itu. Bagaimanapun juga sangat tidak memungkinkan Jisung untuk tetap berkuliah dengan kondisi sedang hamil Minsung. Itulah yang menyebabkan tekadnya untuk berhenti kuliah semakin bulat.
Karena hanya lulusan SMA, Jisung sangat sulit mencari pekerjaan. Ia berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain jika dirasa gajinya cukup menguntungkan baginya. Dirinya dan Minsung hanya tinggal di sebuah apartemen tua dengan harga sewa perbulan yang cukup murah. Ia tinggal disebuah apartemen studio yang sangat sempit dimana ruang keluarga, tempat tidur, dan dapurnya tergabung menjadi satu. Toiletnya saja yang terpisah. Setidaknya, Minsung dan Jisung bisa hidup dengan nyaman karena Jisung selalu memperhatikan kebersihan apartemen kecilnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senior (Minsung)
Fanfiction[completed] \ˈsē-nyər \ a person with higher standing or rank. "lee minho yang kalian kenal berbeda dengan lee minho yang aku kenal" - han jisung. minho yang dikenal orang-orang adalah minho yang baik, pekerja keras, dan penuh sopan santun. tap...