part 8

7.9K 847 139
                                    

chapter 8
a day after sex
(880 words)

warning masih sama!!
ada beberapa kata kasar yang tidak sesuai untuk remaja dibawah umur

***

Matahari mulai terbit, sinarnya telah menelusup masuk melewati celah-celah korden dan menyapa indera penglihatan Jisung yang masih tertutup.

Karena merasakan hangat dipermukaan kulit wajahnya, Jisung akhirnya terbangun dari tidurnya.

Hal pertama yang ia rasakan adalah nyeri pada bagian selatan tubuhnya dan juga pegal-pegal pada sekujur tubuhnya.

Otaknya kembali memutar memori menyedihkan yang terjadi semalaman. Malam yang 'panas' yang ia habiskan bersama senior bajingannya menyapa ingatannya kini.

Setetes air mata kembali menetes dari kelopak mata Jisung. Ia teringat bagaimana kasarnya Minho memperlakukannya secara tidak manusiawi, meng'hajar' bagian selatan tubuhnya tanpa henti dan tanpa belas kasihan, juga melecehkan tubuhnya demi nafsu yang telah mengendalikan diri sang senior.

Tak segan-segan, semalam Minho menampar atau menjambak Jisung jika si manis tidak menuruti permintaan sang dominant.

"A-aku kotor..." gumam Jisung.

Ia baru menyadari, kasur disampingnya telah kosong, dan ruangan itu hanya ditempati oleh dirinya sendiri. Dan juga ikatan pada kedua tangan dan kakinya telah terbebas.

"T-tuhan, maafkan Jisung..." tangis Jisung. Ia melipat kakinya dan menangis diantara belahan kedua lututnya, tidak menghiraukan rasa sakit yang muncul di anusnya jika ia menggerakan badannya sedikit saja.

Tangisnya kini mulai pecah. Mungkin itu satu-satunya hal yang bisa ia lakukan kini.

Tak sengaja, kakinya menyenggol sebuah kertas dibagian tengah kasur yang berantakan itu.

Ada sejumlah uang yang cukup banyak nominalnya dan secarik kertas dibagian atas uang itu.

Jisung mengambil kertas kecil itu, ada sebuah pesan tertulis diatasnya. Jisung yakin, Minho lah yang menulis itu.

"Jisung, permainan semalam benar-benar memuaskan gue. Ini ada uang buat lu, anggap bentuk apresiasi gue buat kerja keras lu semalam. Thanks ya. Dan juga, uang ini gue lebihin sebagai uang tutup mulut. Ancaman gue masih berlaku. Sampai orang-orang tahu kehidupan 'malam' gue, lu mati ditangan gue. Ga segan-segan gue bunuh lu meskipun lu junior gue." tulis Minho pada kertas itu.

Jisung menunduk. Ia tersenyum getir.

"Semurah itu harga dirimu, Han Jisung" ucapnya dengan air mata yang kembali menetes.

"Semurah itu harga dirimu, Han Jisung" ucapnya dengan air mata yang kembali menetes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minho's side.

Si lelaki tampan itu baru saja sampai di apartemennya. Badannya terasa pegal setelah aktivitas panasnya dengan sang junior, namun ia sangat menyukainya.

Senior (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang