part 34

5.8K 655 173
                                        

chapter 34
hari terakhir melihat dunia
(1630 words)

author's note:

sebelumnya aku mau makasih banget, chapter 33 kemarin rame bangeeeet huhuhuhu aku terharu T_T
dari bau-baunya emang sudah masuk akhir-akhir cerita nih.
dan yak, chapter ini panjang. mohon bersabar.

enjoy reading gaesss!



***





Jisung sedang memilih beberapa sayuran segar. Sudah ada beberapa bahan makanan yang telah terletak pada troli belanjaannya. Malam ini ia berencana untuk membuat Kimchi Jjigae dan Bulgogi untuk Hyunjin dan Seungmin. Mungkin ia juga akan mengundang Changbin untuk makan malam bersama mereka jika memungkinkan.

Setelah dirasa kebutuhan memasaknya telah lengkap, ia pun berjalan menuju kasir untuk membayar apa yang ada didalam trolinya itu.

Namun, dalam perjalanannya menuju kasir, perhatiannya teralihkan ketika ia melewati sebuah rak yang berisi beberapa produk susu. Entah mengapa, tiba-tiba ia ingin membeli sekotak susu untuk ibu hamil ketika mengingat ia sedang berbadan dua saat ini. Jisung merasa sang jabang bayi juga memerlukan nutrisi tambahan agar kelak bayinya akan lahir menjadi anak yang sehat dan kuat.

"Sepertinya aku akan membeli satu" gumamnya sembari berjongkok mencari susu formula yang sekiranya cocok untuk usia kandungannya.

"Hm... cukup mahal juga ya..." ucap Jisung menimbang-nimbang dengan tangan yang sedang fokus membolak-balik sebuah dus susu formula.

"Yasudahlah, beli satu kotak juga tidak masalah. Nanti aku akan kerja deh agar punya tabungan untuk biaya persalinan dan membesarkan bayi ini juga" ujarnya mantap ketika memasukkan dus susu itu kedalam troli belanjaannya.

"Hai Jisung. Sedang apa?"

Sebuah suara tak asing menyapa indera pendengaran Jisung. Badan Jisung menegang seketika saat mendengar suara itu. Posisi Jisung yang masih berjongkok tidak berubah sama sekali meskipun sosok yang menyapanya itu tidak bersuara lagi sejak semenit yang lalu.

"Sedang belanja kebutuhan untuk bayi haram ya?" tanya sosok itu lagi dengan nada sok ramah.

Iya, itu Minho. Minho-lah yang menyapa Jisung saat ini. Jisung dapat dengan mudahnya mengenali suara sang senior itu karena suaranya yang tidak seberat suara laki-laki pada umumnya. Maka dari itu, tanpa perlu berbalik, Jisung pun tahu Minho sedang berdiri dibelakangnya.

"Wah, kita memang jodoh ya? Aku lagi sibuk-sibuk nyariin kamu, ternyata tiba-tiba bisa ketemu disini tanpa disengaja ya. Seperti takdir saja rasanya" ucap Minho santai.

Jisung dengan segera berdiri dari posisi jongkoknya. Tanpa membalikkan badannya, ia mendorong troli belanjaannya menuju kasir dengan langkah cepat.

Menyadari Jisung yang mulai berjalan menjauhinya, Minho pun berlari cepat dan menarik salah satu tangan Jisung dengan paksa, membuat Jisung dengan sekali hentakan berbalik berhadapan dengan Minho.

"Mau kemana kamu, hm?" tanya Minho dengan tatapan tajam kearah manik monolid Jisung.

Jisung bisa melihat salah satu tangan Minho yang bebas sedang menggengam dua botol soju, sepertinya hendak bermabuk-mabukan.

"L-lepasin kak..." berontak Jisung berusaha melepaskan genggaman Minho yang cukup kuat itu.

"Sepertinya kau perlu mempertanggungjawabkan sesuatu sebelum melepaskan diri dariku" ujar Minho santai. Hanya satu tangan yang menggenggam pergelangan tangan Jisung, namun itu sudah cukup menyakitkan bagi Jisung.

Senior (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang