[completed] \ˈsē-nyər \ a person with higher standing or rank.
"lee minho yang kalian kenal berbeda dengan lee minho yang aku kenal" - han jisung.
minho yang dikenal orang-orang adalah minho yang baik, pekerja keras, dan penuh sopan santun. tap...
gaada warningnya kok guys, tenang aja hehehehe. have fun!
***
Gila, ini benar-benar gila.
Minho benar-benar sudah dibuat gila oleh Han Jisung.
Selama akhir pekan kemarin, Minho benar-benar memikirkan Jisung seharian. Jika sebelumnya ia berekspetasi akan mengerjakan semua tugas-tugasnya, kenyataannya, ia terus memikirkan Jisung selama dua hari berturut-turut.
Jika kalian berpikiran Minho memikirkan Jisung karena menyesal atas perlakuan kasarnya pada Jumat malam lalu, kalian salah besar.
Minho sepertinya kecanduan ingin terus bercinta bersama Jisung.
Betapa frustasinya dirinya ketika diotaknya terus terputar-putar memori 'menyenangkan' baginya itu. Di telinganya terus berdengung suara desahan tertahan Jisung dan juga tangisan Jisung memohon ampun atas dirinya. Minho menginginkan Jisung untuk berada dibawahnya lagi. Bagaimanapun caranya.
"Akan kupastikan kita akan menghabiskan malam berdua lagi, Jisung-ah"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jisung's Side
Senin, 11.45 AM
Jisung sedang mengikuti kegiatan perkuliahannya. Masih ada 15 menit sebelum waktu istirahat datang. Ia pun dengan seksama mengikuti perkuliahan karena mata kuliah yang sedang ia ikuti ini cukup sulit di jurusannya. Ya, meskipun duduknya terasa kurang nyaman karena bagian selatan tubuhnya yang masih belum sembuh betul pasca kejadian tiga hari yang lalu itu.
Sibuk berkonsentrasi, tiba-tiba perhatian Jisung teralih oleh getaran singkat yang datang dari ponselnya. Ia mengambil ponselnya yang ia letakkan di saku celananya dan mengecek pesan singkat dari siapa yang mengganggu konsentrasinya barusan.
Lee Minho Sunbaenim.
Matanya membulat. Minho mengiriminya pesan.
Dibukanya pesan itu dengan tangan yang bergetar. Jika boleh jujur, Jisung masih takut untuk bertemu seniornya itu. Sepertinya, rasa suka yang sempat terpupuk di hatinya telah benar-benar hilang dari dirinya berganti rasa takut berlebihan.
"Bisa kau datang ke ruang sekretariat selepas kelas? Ada urusan yang harus kau kerjakan"
Jisung terdiam. Hatinya berkecamuk. Haruskah ia pergi kesana atau tidak. Ia takut, tapi kalau ia tidak datang kesana, sama saja ia bertindak tidak profesional atas urusan organisasinya.
Setelah beberapa menit mengalami konflik dalam hati, Jisung pun memutuskan untuk menghiraukan pesan itu. Ia berpura-pura tidak melihatnya saja.