part 18

6K 674 146
                                    

chapter 18
tidur bersama
(806 words)

author's note:

mendadak double up nih HAHAHAHA!
karena pembacanya sudah sampai 1k!
aduh aku terkejut pas buka-buka udah sampai 1k aja.
jadi, double-up ini sekalian jadi hadiah aja deh.

enjoy reading!

***

"Jisung, kok gantinya lama?" tanya Minho dari luar kamar mandi.

Jisung cukup terkejut mendengar panggilan dari Minho tiba-tiba. Ia segera menatap penampilannya yang acak-acakan di kaca dan sesegera mungkin merapihkannya penampilannya kembali.

"I-iya Kak, sebentar" jawab Jisung.

Setelah dirasa penampilannya terasa normal, ia pun melangkah keluar dari kamar mandi.

Minho terlihat sedang bersandar pada headboard kasurnya sembari bermain ponsel miliknya.

Melihat adik tingkatnya baru saja keluar dari kamar mandi, lelaki tampan itu mengalihkan perhatiannya untuk menatap Jisung. Ia melempar senyum manis dan melambaikan tangannya, mengajak Jisung untuk naik ke kasur disampingnya yang kebetulan kosong.

Jisung dengan langkah tertatih berjalan perlahan mendekati kasur Minho.

Ia kemudian mendudukkan dirinya dipinggir kasur kembali seperti beberapa menit lalu. Jisung sedikit ragu-ragu untuk menidurkan dirinya, masih terasa canggung baginya untuk tidur bersama sang kakak tingkat.

"Jisung ngantuk?" tanya Minho tanpa sama sekali berpindah dari posisinya bersandar pada headboard kasur.

Jisung sedikit mengangguk dengan posisi masih memunggungi Minho.

"Tidur sini. Kamu pasti capek kan?" ucap Minho sembari menepuk-nepuk kasur kosong disampingnya.

Jisung dengan ragu-ragu menaikkan kedua kakinya dan menidurkan badannya. Tetapi, posisinya sangat menunjukkan bahwa lelaki itu merasa canggung karena ia tidur memojok pada pinggiran kasur dan memunggungi Minho.

Minho hanya menggelengkan kepalanya dan tertawa kecil melihat tingkah Jisung.

"Kalau jauh jauh gimana aku meluk kamunya nanti malem? Ntar kedinginan loh" ucap Minho sembari beranjak dari posisi bersandarnya untuk menarik badan Jisung menuju ketengah kasur untuk lebih dekat dengannya dan membalik badan kurus itu untuk menghadap kearahnya.

Pipi Jisung memerah tiba-tiba dan degup jantungnya mulai semakin cepat daripada tempo semestinya.

"Relax Jisung. Relax!" batin Jisung mencoba mensugesti dirinya agar lebih tenang.

Minho kembali bersandar pada headboard dan bermain ponselnya lagi, sedangkan Jisung hanya menundukkan kepalanya dengan kedua tangannya memainkan ujung selimut yang menutup seluruh badannya sebatas dada.

Jisung sangat malu dalam posisi seperti ini. Tidak pernah terbayangkan ia tidur satu ranjang dengan seniornya 'yang pernah ia sukai dulu' dan berada dibawah selimut yang sama pula.

Minho yang melihat Jisung sedang terlihat tidak rileks akhirnya mengalihkan atensinya kembali kepada Jisung.

Ia mengelus rambut halus milik Jisung secara konstan agar sang junior lebih tenang.

"Tidurlah kalau capek. Jangan terus-terusan terbangun" ucap Minho dengan nada yang sangat lembut.

Jisung mengangguk pelan dan mulai memejamkan matanya. Dalam hati, Jisung merasakan konflik batin dimana hatinya terasa luluh akibat perlakuan manis Minho seharian ini, namun otaknya terus menolak karena tahu betapa bajingannya Minho sebenarnya.

Senior (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang