part 33

5.5K 645 104
                                    

chapter 33
terungkap
(1373 words)



***



Hari Minho pagi ini berjalan seperti biasanya, tak ada yang berbeda. Ia memasak sarapan sederhana untuk dirinya, mandi dan berpakaian sopan, lalu berangkat ke kampus.

Setelah memarkirkan mobilnya, Ia berjalan menyusuri koridor gedung kuliahnya dengan santai. Kuliah pagi membuatnya harus datang ketika gedung kuliahnya masih cukup sepi. Hanya beberapa mahasiswa berlalu lalang disekitarnya.

Minho benar-benar ingin terlihat seperti mahasiswa teladan. Ia tak pernah terlambat masuk kelas dan selalu datang 30 menit sebelum kelas dimulai. Maka dari itu, tidak heran ia mendapati ruang kelasnya masih sepi.

Dia duduk di bangku paling depan, mengeluarkan sebuah note dan buku tebal dari dalam tasnya dan menatanya agar terlihat siap menerima perkuliahan pagi itu.

Sembari menunggu kelas dimulai, ia pun mulai membuka ponselnya. Tidak ada yang spesial juga. Tidak ada notifikasi penting dari teman-temannya. Dan syukurlah, tidak ada notifikasi pesan dari Jisung lagi yang isinya benar-benar selalu membuatnya muak dan marah.

Ia pun kembali menyimpan ponselnya pada saku celananya. Mungkin tidur selama 5 sampai 10 menit tidak akan mengurangi citra positifnya sebagai mahasiswa teladan, kan?

Drrt...

Drrt...

Drrt...

Drrt...

Drrt...

Ponsel Minho terus bergetar didalam saku celananya. Karena tidur singkatnya terusik, dengan sebal Minho pun mengangkat telepon itu tanpa melirik siapa yang menelponnya terlebih dahulu.

"Halo?"

"Minho, kamu dimana?!"

"Felix?"

"Kamu dimana?! Kamu udah dikampus kan?"

"Iya aku sudah dikelas. Kenapa?"

Tuut... Tuut... Tuut...

Panggilan itu dimatikan secara sepihak oleh Felix. Minho sempat kebingungan. Namun, ia tidak mau ambil pusing. Ia pun melanjutkan tidur singkatnya, umpung belum ada mahasiswa lain yang datang saat ini.

Suara keramaian seperti orang-orang berbincang menyapa gendang telinga milik Minho yang mulai aktif kembali pasca tertidur. Karena rasa penasarannya, ia pun mengangkat kepalanya yang sempat tergeletak di atas bangku miliknya untuk melihat keadaan yang ada disekitarnya.

Ruang kelas ternyata sudah mulai ramai.

Namun anehnya, orang-orang terlihat duduk di bangku bangku yang sedikit menjauhi Minho.

"Berapa lama aku tertidur?" gumam Minho sembari melirik jam tangan yang melingkar apik di tangannya itu.

"Uhm, 15 menit..." lanjut Minho bergumam.

Kepalanya menoleh kearah teman-teman sekelasnya disekitarnya yang nampak sedang berbincang satu sama lain. Beberapa dari mereka pun kedapatan menatap Minho sembunyi-sembunyi namun dengan mulut yang masih tetap berbicara dengan lawan bicara mereka masing-masing.

Minho sama sekali tak menaruh curiga. Ia masih merasa semua berjalan biasa-biasa saja.

Hingga akhirnya, suara derap langkah berlari menyita perhatian Minho untuk menatap seseorang yang baru saja datang dengan nafas terengah-engah di ambang pintu kelas Minho.

Senior (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang