HAPPY READING
🍀☘️🍀☘️🍀
Hati ini tulus padamu
Jantung ini selalu berdetak untuk mu
Masih untuk mu dan sekali lagi hanya untuk mu******
Kiki wanita paruh baya itu merasakan tangan yang melingkar diarea perutnya yang terbalut daster buang-buang itu, wanita itu tersenyum lebar ia tahu tangan siapa ini.
"Udah pulang bang, mana adek?" Tanyakan sambil terus mengaduk sup yang hampir matang.
"Assalamualaikum bunda sayang" ucap laki-laki yang masih memeluk wanita tambun itu dari belakang mencuri cium dari pipi sang bunda yang belum juga keriput itu.
Kiki tersenyum putra keduanya ini benar-benar masih sangat manja padanya, mirip sekali dengan sang ayahnya.
"Waalaikumsalam, udah lepas sana bersih-bersih dulu. Bunda mau masak dulu soalnya ada tamu" ucap Kiki pada anak keduanya.
Affan melepaskan pelukannya dari sang bunda, ia berjalan kearah meja makan mengambil satu buah apel lalu digigitnya sambil bersandar pada meja makan tersebut.
"Emangnya siapa Bun tamunya?, Kayanya bunda seneng amat dah" tanya Affan pada bundanya setelah ia menggigit apel yang ada ditangannya.
"Calon mantu bunda dong sayang" Affan mengerutkan dahinya bingung, perasaan ia tak pernah membawa mantan-mantannya untuk datang kerumah ini.
"Mantu yang mana sih Bun, perasaan Affan belum ngenalin bunda ma pacar-pacar Affan deh" Kiki melihat kearah putra keduanya dengan tatapan tajam.
"Jangan main-main sama cewek ya bang, awas iya kalo bunda tau kamu mainin cewek lagi" peringat Kiki pada putra keduanya yang memang berbeda dengan putra pertamanya yang pendiam.
Affan cengengesan tak jelas laki-laki itu menghampiri bundanya mencium pipi Kiki kembali dengan cepat "iya iya bunda sayang, jadi Siapa menantu bunda?, Jangan bilang bang Abil bawa cewek kesini. Waahh, berita bagus nih"
"Udah aahh.. sana jangan ganggu bunda, mana adek kamu bang? Bukannya kamu tadi mau jemput Diba iya"
"Diba ada les Bun, jadi Affan pulang dulu. Nanti mang usep aja yang jemput adek soalnya Abang entar sore ada latihan basket Bun" ucap Affan
Wanita paruh baya itu mengangguk lalu melanjutkan acara masaknya yang tertunda.
Affan, laki-laki itu tersenyum jahil ia meninggal dapur menuju salah satu ruangan yang ditempati oleh kakak laki-lakinya.
Wajah yang dimiliki oleh Affan tak kalah tampan dari dari Abil sang kakak, yah.. walau dilihat dengan teliti masih sedikit tampanan Abil ketimbang adeknya apa lagi sifat yang dimiliki keduanya bertolak belakang. Abil yang terkenal dengan baik tak berantakan ketimbang Affan yang anak itu terkenal dengan tingkah jahilnya dan cap playboy yang ia sandang diluar sana.
Tetapi kedua-duanya memiliki daya tarik sendiri, Abil yang terlihat pendiam tak banyak bicara terlihat sangat cool Dimata para wanita diluar sana. Sedangkan affan, laki-laki itu memang baik tetapi cap playboy yang ia sandang menjadi nilai minus bukan berarti ia tak populer ia sama populernya dengan sang kakak disekolahnya dulu maupun dikampusnya sekarang yang berbeda dengan Abil.

KAMU SEDANG MEMBACA
RASA YANG SAMA
FantasyWarning!!!! 18+++ Eehh... Busyeett. Mampus mampus lu Lin. Kenapa dia ada disini? Ko dia bisa disini sih? Makin ganteng pula tuh tuyul.. Gimana mau move on kalo begini caranya. Iyaa... Tuhan, dia bukan Abil yang cungkring kering tinggi kaya tiang lis...