LIMA BELAS

2.7K 169 21
                                    

HAPPY READING

🍀☘️🍀☘️🍀

*******

Setelah berita hangat itu muncul dengan sangat cepatnya, para penghuni kampus sedang mengira-ngira siapa kah kekasih dari salah satu cowok populer tersebut.

Masih menjadi berita hangat dan sampai saat ini belum ada yang buka suara tentang siapa gadis itu, ada beberapa sebagian yang mengira gadis yang disebut sebagai kekasih dari pengeran atau bulan kampus itu sendiri siapa lagi kalo bukan Dewi. Mantan bintang kampus atau bisa di sebut dengan princess, pasangan ideal yang sangat serasi di mata para penghuni kampus sejagat raya.

Alina sendiri, walau pun gosip itu bukan mengira kepadanya dan bahkan mungkin tidak ada dalam otak para penghuni kampusnya bahwa gadis itu adalah dirinya. Gadis Tambun itu bukan berarti bisa duduk manis serta makan dengan tenang, ia malah kadang sedikit was-was tetapi sebisa mungkin ia mengontrol dirinya agar tak mencurigakan.

Alina sedang duduk di bangku kantin, sambil nunggu kedatangan kedua sahabatnya yang belum juga muncul batang hidung mereka. Dari pada bosan ia melihat hp-nya membaca pesan-pesan yang masuk di HP-nya salah satunya dari bunda pria itu.

Dalam pesan itu, bunda pria itu hanya memberi tahu bahwa Abil pria itu sudah lumayan membaik keadaan tangan serta kakinya yang patah bahkan katanya pria itu sudah bisa memakai tongkat bukan lagi memakai kursi roda karena kebetulan tangannya tidak separah kakinya jadi lumayan sembuh dengan cepat.

Bukan hanya memberi tahu tentang keadaan pria itu, tetapi bunda Kiki menanyakan kapan gadis itu bisa bermain kerumah lagi.

Alina mengelah napasnya lagi setelah ia membalas pertanyaan dari bunda Kiki, gadis itu memang belum pernah menjenguk lagi setelah kejadian beberapa hari dirumah sakit bahkan hampir satu Minggu lebih ia tak melihat pria itu.

Muka bulat gadis itu terlihat sangat murung, pandangan yang lurus serta otak yang Riweh membuatnya ingin sekali mengacak-acak rambutnya saat ini.

Ia bingung, hatinya ingin sekali melihat pria itu. Memastikan bagaimana keadaan pria itu, tetapi logikanya bertentangan dengan hatinya yang gampang rapuh itu.

Menolak dengan keras adanya rasa peduli tentang semua pria itu dalam hidupnya, tetapi ia bingung hatinya mengatakan ingin melihat wajah itu, wajah yang....

"Aaaarrrhh... Pusing gustii!!" Erangnya sambil mengacak-acak pelan rambutnya.

"Dooorrr..."

"Iya Allah gustiii, iihh... Ka Riko ngagetin aja"

"Hahaha, maaf maaf. Habisnya dari tadi gue perhatiin tuh muka suntuk bener dah" ucap pria berkulit Tan itu sambil terkekeh.

Alina hanya mencebikan bibirnya sambil mengatur duduknya bergeser aga jauhan dari seniornya itu.

"Kenapa?" Tanya Riko penasaran.

"Apanya?" Tanya balik Alina dengan pandangan bingung.

Riko, pria itu mengelah napasnya, lalu berdiri memutari meja dan duduk di hadapan gadis tambun itu yang masih melihat pria di hadapannya dengan bingung tetapi tidak lama gadis tambun itu membuang pandangannya kearah lain.

RASA YANG SAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang