DUA TIGA

2.8K 196 41
                                    

Note: mood gue lagi baik. Plus karena gue baik hati dan kaga sombong rajin menabung buat kawin nanti🙊😂
Gue kasih double update buat kalian tertayang ku😘
Baru Selesai nulis nih, jadi harap maklum typo😂

HAPPY READING

🍁🍁🍁🍁🍁

********

"Apa kamu melihatnya?"

Alina mengangkat wajahnya dengan cepat, menatap dalam pada mata pria itu.

********

Alina membuang pandangannya kesembarang arah, yang terpenting saat ini ia tak menatap mata tajam itu. Abil mengangguk, pria itu tersenyum miris. Ternyata benar yang selama ini ia duga. Bahwa gadis yang ada dihadapannya sekarang melihatnya, melihat kejadian yang tentunya saja ia pun tidak tau apapun pada saat itu.

Tangan Abil kembali menarik wajah bulat gadisnya agar mata mereka bertemu kembali, ia harus cepat menyelesaikan semua ini. Ia tak ingin kehilangan gadis ini seperti dulu.

"Aku minta maaf" ucap Abil pelan, ada raut penyesalan yang Alina tangkap dari wajah pria itu, yang malah membuat gadis itu tersenyum miris. Dalam otaknya ia berfikir kalo yang ia lihat ternyata benar.

Dengan airmata yang masih mengalir semakin deras diwajahnya, dengan kasar Alina mengusap wajahnya Setelah satu tangannya ia lepas dengan paksa dari genggaman pria itu.

"B_buat apa?" Tanya Alina sedikit bergetar. Dadanya benar-benar teraasa sesak saat ini, bayangan demi bayangan tentang kejadian itu berputar di kepala saat ini.

"Hei... Hei, dengarkan kakak terlebih dahulu" Alina menggelengkan kepalanya seperti tidak setuju dengan perkataan pria itu.

"Ngga perlu kak, Alin sudah tau. Kakak ngga usah membela diri, karena aku sudah tau kak. Sudah tau hiks hiks" ucap Alina memburu. Dengan cepat Abil membawa tubuh tambun itu kedalam pelukannya. Mendekap dengan erat, seperti memberi tahu kalo pria itu benar-benar tak ingin melepaskan gadis yang ada didalam dekapannya saat ini.

Alina tak menolak atau memukuli dada bidang Abil seperti ada di novel-novek yang sering ia baca, ia hanya pasrah diam dalam tangisnya membiarkan apa yang di inginkan pria itu.

Abil, mendekap Alina dengan erat. Mengelus punggung gadis itu memberikan kenyamanan agar gadis itu sedikit merasa tenang. Ia mencium pucuk Kepala Alina dengan dalam, menghirup wangi rambut gadis yang masih sama wangi dengan Alinanya dulu.

"Itu Bukan yang seperti yang kamu lihat sayang. Demi Allah, bukan seperti itu kejadian" ucap Abil setelah ia merasakan gadis yang ada didalam pelukannya sedikit tenang.

Alina tak menjawab, ia hanya sedikit terisak didalam pelukannya pria itu dan membiarkan. Pria yang saat ini memeluknya, melanjutkan perkataannya. Abil melepaskan dekapannya, memegangi kedua bahu Alina menatap gadis tambun itu yang wajahnya basah karena airmata yang ternyata masih keluar dari mata indah gadisnya.

"Lin lihat kakak" pinta Abil lembut. Alina melihat sekilas, hanya sekilas lalu membuang pandangannya kearah lain. Hatinya merasa sakit saat ini, ia takut. Sangat takut kalo perkataan pria selanjutnya membenarkan pemikiran yang selama ini ia duga. Yang pada akhirnya, hatinya yang baru saja pulih akan hancur kembali.

RASA YANG SAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang