TIGA BELAS

2.8K 189 19
                                    

HAPPY READING

🍀☘️🍀☘️🍀

"Saat itu aku merasa dunia ku hancur, sehancur-hancurnya"


******

Duuuaarr, seperti ada sebuah ledakan besar yang terjadi disana. Dewi, wanita itu sungguh terkejut ia tak percaya dengan apa yang di katakan pria itu dengan cepat ia meninggalkan ruangan itu tanpa sekata pun yang keluar dari bibirnya.

Sama seperti yang dewi rasakan, bedanya disini Alina gadis tambun itu hanya diam dengan muka terkejutnya yang membuat Abil terkekeh merasa gemas dengan gadis itu, ia mengusap lembut pipi gadis itu sekilas yang malah membuat para teman-temannya yang melihat apa yang Abil lakukan sangat jarang mereka lihat mungkin ini kali pertama bagi mereka. Merasa Terkejut sudah pasti, karena selama ini mereka tak melihat Abil pria itu selembut ini walau mereka tau bahwa pria itu memang baik tetapi mereka bisa melihat perbedaan yang terlihat dengan jelas dikeduanya.

Riko, pria tinggi itu hanya diam sambil menahan amarahnya dengan melampiaskan mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Hei, pria mana yang tak marah ketika calon gebetan yang ia incar tau-tau ada yang mengaku sebagai pacar dari gebetan kalian dan itu temannya sendiri.

"Whaatt!, Elu bercanda bil?" Tanya salah satu wanita teman Abil yang ada disana.

Abil, pria itu menaikkan satu alisnya melihat kearah temannya itu "kenapa gue harus becanda?" Tanyanya dengan nada yang tak selembut tadi.

"Iyaa... Karena satu gue elu ngga pernah pacaran, dan Sekarang tiba-tiba elu ngomong dia pacar elu" ucap wanita itu yang diketahui bernama Desi.

"Bukan urusan elu kalo gue punya pacar atau tidak" balas Abil tegas. Alina yang melihat perubahan bicara pria itu dengan cepat ia mengelus pelan dengan tangan satunya lagi, dan berhasil membuat pandangan Abil beralih kepadanya.

Alina sungguh bingung saat ini, ia sudah membayangkan bahwa hidupnya dalam masa perkuliahan tidak akan berjalan mulus.

******

Ruang inap Abil sudah sepi hanya ada dua makhluk berbeda jenis itu, Alina masih shock dengan apa yang barusan ia dengar dari mulut pria itu. Ia tak menyangka sama sekali kalo pria itu akan mengatakan seperti itu apa lagi di depan para seniornya di kampus, kalo sampai berita ini tersebar bisa mampus dia di habisi oleh para penggemar pria itu.

Alina dalam hati terus menerus mengumpat dan sesekali ia akan memukul kecil kelapanya kebiasaan buruknya ketika sedang berfikir tetapi tidak menemukan jalan keluar.

Dan itu tidak luput dari penglihatan mata pria tampan yang masih ada di kasurnya berada.

"Lebih baik kamu gunakan tangan mu itu untuk menyuapi ku dari pada hanya untuk memukul kepala mu" ucap Abil lembut tetapi mampu membuat gadis itu terlonjat kaget.

Alina tidak menanggapi perkataan pria itu, walau pun tak mengatakan apapun gadis Tambun itu tetap bangun dari duduknya dan menghampiri Abil yang terus melihat setiap gerak gerik gadis Tambun itu sedari tadi.

"Masih marah?" Tanya Abil pada Alina yang sedang membuka tas makanan yang ia bawa tadi.

Gadis itu tak menanggapi perkataan Abil, yang ia lakukan hanya mengeluarkan bubur buatannya tanpa menanggapi perkataan atau pertanyaan dari pria tampan itu yang lebih sialnya jantung Alina lagi-lagi berdetak dengan cepat.

RASA YANG SAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang