SEPULUH

3.1K 171 11
                                    

HAPPY READING

🍀☘️🍀☘️🍀

"Ada dua hal yang aku takutkan selain sang maha pencipta alam semesta ini, takut untuk jatuh kepada mu lagi dan aku takut untuk kehilangan mu saat ini"

******

Hari demi hari Alina lewati dengan sedikit kesusahan di perkuliahannya, untungnya ia mempunyai teman yang jenius yang kadang kala akan membantu nya dengan senang hati. Yang pasti bukan Ajurah gadis kecil kurus itu, melainkan Delisa gadis berkacamata itu.

Sedangkan hatinya, keadaan hatinya sudah lumayan membaik. Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, sebenarnya gadis tambun itu masih tak menyangka bahwa pria yang kemarin memeluknya adalah pria yang masih ia cintai. Setelah kejadian itu gadis tambun itu sempat kesusahan untuk tidur karena terus memikirkan peristiwa yang membuat hatinya berharap, berharap suatu keajaiban yang datang menghampirinya.

Untungnya tugas kuliah ia kerjakan mampu mengalihkan perhatiannya dari pemikiran yang aneh didalam otaknya, setelah kejadian itu Alina belum pernah bertemu lagi dengan pria itu yang ia tahu dari Ajurah atau anak-anak yang lain bahwa sebagian para mahasiswa di kampus sedang melakukan unjuk rasa yang ternyata bukan hanya dari kampusnya saja melainkan beberapa kampus lain ikut serta dalam demo gabungan ini.

"Mumet-mumet pala berbi, aduhh... Iya tuhan susah amat dah!" Delisa hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku salah satu temannya yang sedari tadi tak henti-hentinya mengeluh tentang tugas-tugas yang para dosen berikan pada mahasiswa-nya.

"Diem deh elu Rah, bikin nambah pusing aja mulut elu itu!" Protes Alina sinis.

Ajurah hanya berdecak kesal dengan teman Tambunnya itu ditambah lagi tugas sialan yang tidak ada henti-hentinya bermunculan seperti uban di rambut kalo udah di cabut akan muncul lagi dan membuat kepalanya gatal tak tahan.

Kedua alis tebal Alina mengerut, kedua matanya sedikit menajam di lembaran putih itu serta tangan berisinya perlahan dengan hati-hati mencorat-coret lembaran putih itu dengan penuh kehati-hatian ia tak ingin gagal untuk sekian kalinya cukup! Cukup hatinya yang gagal move on ia tak boleh gagal lagi ia harus bisa...

"Aarrrhhhhh... Gila!" Teriak Alina kesal sambil meremas lembaran kertas putih tadi untuk sekian kalinya.

"Berisik elu!" Sinis Ajurah balas dendam.

"Susah amat bikin seketsa gustii!, Bodoh banget elu Lin" dumel Alina menyalakan diri sendiri.

"Udah tau bodoh banyak tingkah, makan tuh seketsa" ejek Ajurah sambil terkekeh.

"Kampret elu!, Temen kaga berguna elu" ucap Alina

"Bodo wleeekk" ucap Ajurah sambil menjulurkan lidahnya pada Alina yang sudah kesal.

Belum sempat Alina membalas perkataan Ajurah, Delisa gadis itu lebih dulu memotong percekcokan mereka berdua. "Diem deh kalian berdua, berisik amat. Kalo tetangga kost ku protes karena keganggu kalian harus tanggung jawab" pungkas Delisa pada keduanya yang langsung terdiam.

"Yang kerja itu tangan sama otak bukan mulut_"

"Mata juga kali" potong Ajurah yang mendapatkan tatapan tajam Delisa yang hanya direspon cengengesan tak jelas oleh Ajurah.

RASA YANG SAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang